Alohaa...
Happy New Year all... Pasti banyak yg bakar2 ikan nih.. Klo aku sih bakar hatinya doi, wkwkwk.. *garing 😶
Yuk dilanjut dramanya buat nemenin malam th baru kalian...
Hayoo tim yg baca2 doang tanpa mo bubuhin vote apalagi komen.. Hmmm 😑 kasihlah sedikit semangat buat aku ngehalu 😌
🌺🌺🌺
"Jadi nenek sudah tahu aku pergi berlibur?" suara pria itu kembali mengudara.
"Tentu. Nyonya besar selalu cepat menggali informasi tentang anda."
Irina memberanikan diri untuk mengintip dari balik sofa berusaha melihat sosok yang bercakap sedari tadi. Dengan sangat hati-hati ia melihat tipis diiringi jantungnya yang berpacu hebat.
Dapat Irina lihat dengan jelas dua orang pria tengah berdiri di sana. Setelan abu yang membalut tubuh gagahnya begitu berkelas, membuat pria tersebut tampak sempurna secara postur. Tatanan rambut yang rapi di tambah wajah yang... ah, pahatan yang sempurna, cukup membuat Irina berspekulasi bahwa dia bukan orang sembarang.Sedang yang satu lagi, pria bersetelan hitam dengan wajah yang tak kalah memukau, tampak sopan menghadap lawan bicaranya. Matanya terukir indah hingga hidung mancung dengan garis yang sempurna. Menarik sebuah pemikiran di kepala Irina kembali, apa kapal ini dipenuhi pria-pria tampan seperti mereka? Jika iya, mungkin setelah ini ia akan meluangkan waktunya sejenak untuk berkeliling guna mencuci mata.
"Akan aku urus setelah aku kembali nanti," ucap pria bersetelan abu yang tampak seperti seorang Tuan-nya.
Irina terpekik dan segera menarik wajahnya yang masih mengintip itu saat pandangan salah satu dari mereka bergulir secara mengejutkan ke arah tempat ia bersembunyi. Jantungnya nyaris jatuh ke lantai hingga kini menegang luar biasa dalam ringkukannya.
"Tuan Jason, apa kau lupa mengunci pintu samping?" tanya pria bernama Viza Brusco itu. Yang tak lain adalah asisten pribadi Jason.
Jason menengok ke arah pintu yang ternyata sedikit terbuka tersebut. "Benarkah? Aku tidak merasa membukanya tadi. Ah, mungkin aku lupa. Tolong tutup, ya!"
"Baiklah."Irina semakin meringkuk, menunduk dan meringis ketar-ketir saat langkah tapak sepatu itu mendekat pada tempat persembunyiannya. Lalu ia menggeser tubuhnya perlahan ke arah berlawanan menghindari suara langkah tersebut. Rasa gugupnya melebihi saat Shogi tiba-tiba memergoki dirinya tengah bermain-main dengan pria lain.
Viza tampak biasa saja tanpa merasakan apapun yang mencurigakan saat ia menutup pintu. Namun hanya sesaat. Saat suara klik dari pintu terdengar, Viza tak langsung mengalihkan tubuhnya dari sana. Rungunya seperti menangkap sebuah gesekan dari lantai di belakangnya. Sedikit merasakan bulu kuduknya merinding tiba-tiba—hanya perasaannya saja. Memang dasarnya penakut jika harus dihadapkan dengan yang berbau astral. Viza menelan salivanya berat melewati tenggorokan, matanya melirik lewat sudut mata, setengah menoleh, hingga akhirnya menoleh sempurna secara cepat. Set!
KAMU SEDANG MEMBACA
Marigold [On Going]
FanficIrina Callum mendapatkan kesempatan emas untuk ikut serta dalam pelayaran sebuah kapal pesiar. Namun siapa sangka jika kapal pesiar itu adalah titik dimana ia meniti langkah menuju sebuah kehidupan baru secara mengejutkan dan tanpa terduga. Berang...