-Dunia Baru-

57 3 2
                                    

***

Ohm, Net dan James dengan riang menyambut kedatangan dua lelaki itu. sebuah perayaan kecil itu sontak membuat Romeo kesal dengan keributan yang ada di depan matanya. Sementara Time hanya bisa melebarkan matanya hingga seperti mata kucing, ia kaget tapi sekaligus senang dengan penyambutan yang ia terima.

"Ayo makan, aku tahu kau pasti belum makan" ajak James untuk mengalihkan kekesalan Romeo, sambil menarik tangan mulus Time,

"baik,"

James membiarkan tubuh kurus time duduk di meja makan, dan menghidangkan beberapa makanan yang dimasak Ohm tadi, termasuk ikan yang digorengnya. James mencoba membuat time senyaman mungkin, dan mengajaknya berbicara seramah mungkin.

"Permisi tuan, saya ingin bertanya.. bukankah,,," kata – kata time terhenti,

"Kau sudah kubeli, jadi sekarang kau milikku seutuhnya. Kau pasti bertanya soal itu kan? Aku tidak tertarik untuk tidur denganmu" tegas Romeo,

Time hanya mengangguk pelan, ia menyadari bahwa hidupnya sekali lagi terselamatkan. Ia menatap sosok romeo yang duduk di sampingnya, dan dengan ragu berbisik "Terima kasih". Anehnya, time merasa dia hanya berbicara selembut mungkin dan tidak mungkin terdengar, tapi Romeo mendengar kata-kata itu dan hanya tersenyum. Time menyadari senyum tipis romeo itu, dan mendadak membuatnya jadi malu.

Setelah makan malam, Net, Ohm dan romeo memilih berkumpul dan berbincang di ruang tengah dengan meminum sebotol anggur. Sementara James membawa time masuk ke dalam kamarnya yang sudah dipersiapkan.

"Disini kamarmu, baguskan? Oh ya, besok sore kita akan kembali ke kota. Bersiaplah !" ucap James,

Ketika time tengah sibuk memeriksa kamar itu, secara cepat James menyerang time dengan pedang yang disembunyikan di balik tangannya. Pedang panjang yang tajam itu menempel dengan lekat di kulit leher time, hingga hampir menggores kulit mulus pemuda itu. time hanya diam dengan tenang, bahkan suara nafasnya hampir tak terdengar. James menyadari, time memiliki ketenangan yang sangat bagus, dia tahu cara mengendalikan ketakutannya.

"Aku tekankan sekali lagi, jika kau merusak rencana kami, maka pedang ini tidak akan segan-segan menebas kepalamu. " ancam james,

"aku bahkan sudah tidak memiliki apapun untuk bertahan hidup, aku tidak memiliki alasan untuk mengkhianati kalian"

"apapun bisa terjadi di masa depan, tapi bersumpahlah, kau akan selalu berada di sisi kami"

"aku akan berdiri di sisi kebenaran, " ucap tegas time.

Time tidak bisa bersumpah untuk selalu setia di sisi mereka, sementara dia bahkan belum tahu apa tugas yang akan mereka berikan dan tujuan dari misi ini sendiri. seperti apa yang dikatakan james, apapun bisa terjadi di masa depan.

James menghela nafas, dan menarik pedangnya. Ia menatap tajam seakan ingin memangsa time saat itu, tapi raut wajahnya berubah dengan cepat, ketika ia melihat ekspresi wajah time yang tenang terpantulkan di kaca jendela. James tersenyum melihat bagaimana time bisa mengelola ekspresi wajahnya, hingga james tidak bisa menebak, apakah time tengah takut atau berbohong. Lelaki cantik itu terkagum dengan keunikan yang dimiliki time.

****

James datang bergabung dengan net, ohm, dan romeo. Tubuhnya segera di sandarkan di lengan kekar net yang duduk dengan santainya.

"bagaimana menurutmu james?" Tanya net sembari melayangkan ciuman,

"dia.. unik, kau beruntung menemukannya romeo" puji james, sembari mengangkat segelas anggur

"tapi dia masih memiliki hati yang baik dan hangat" ucap Romeo,

"malah itu menjadi daya Tarik tersendiri, menurutku, matanya itu dapat menarik siapapun. Perhatian dan hati hangatnya itu dapat menyamankan siapapun. Namun dia dapat menyimpan kebenaran di balik wajah tenangnya yang mengerikan" terang james,

James berdiri dan mengambil pisau di atas kue yang ada di meja.

"bahkan pedangku tidak dapat menembus ketenangannya" tambahnya,

Romeo tersenyum, dalam hatinya ia pun merasa penasaran dengan hati dan pikiran pemuda manis itu. Time, ia semesterius waktu, tapi sebenarnya tidak semisterius itu juga. Pemuda itu hanya tengah bersembunyi di sisi lain dirinya, karena masa depan baginya adalah khayalan, dan masa lalu terlalu menakutkan, sementara masa kini membuatnya sesak.

***

Keesokan harinya,

Time datang dengan pakaian baru yang disiapkan james. Di atas meja makan, sudah tersedia berbagai makanan lezat untuk sarapan. Ohm sudah sibuk makan sendirian di atas meja, sementara Net dan Romeo tengah sibuk bertarung di depan rumah. James tengah sibuk latihan pedang di pinggir kolam, dia menari dengan indah dan gesit.

"Kau tertarik belajar pedang?" Tanya ohm penasaran,

Time hanya menghela nafas, apakah pantas dia belajar seni seindah itu? ia duduk dan menatap Ohm, lalu menjawab dengan gelengan kepala. Ohm menatap Time dengan dalam, lalu memberikannya segelas susu.

"kalau kau tertarik, aku bisa mengajarimu.. aku juga bisa seni berpedang, tapi berbeda dengan yang dipakai james. Seni berpedangku lebih mengarah ke pertarungan jarak dekat" jelasnya,

"lalu yang di lakukan james itu.. "

"Dia menguasai semua jenis seni berpedang, mulai berpedang untuk pertarungan sampai seni. Yang kau lihat sekarang, seni berpedang untuk kesenian tari"

"james sangat indah "puji time kagum dengan keindahan gerakan james,

Ohm hanya tersenyum. Ia lalu kembali mengoleskan selai di rotinya, lalu membiarkan mulutnya melumat roti itu hingga tak bersisa. Suasana pagi itu, terlihat normal. Namun ini merupakan hari dimana time akan bertemu langsung dengan misinya yang sebenarnya. Apa misi time sebenarnya?


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Touch Me! (Spy story) || Earthmixjoss |||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang