***
Selama berminggu-minggu, Time terus berlatih dan belajar. Seakan dimatanya hanya ada rangkaian paragraph dan kumpulan kata tanpa henti. Perpustakaan seakan menjadi ruangan baru, tempat dimana ia akan bersembunyi dari ramainya manusia dan sorotan lampu di panggung. Dilain waktu, James akan mengajari tarian pedang dan membuat time hampir tidak sanggup menggerakan tubuhnya. Lalu ketika pulang ke rumah, romeo yang sudah datang lebih dulu akan dengan sigap membawakan semua barang-barang yang dibawa oleh time, bahkan ketika time hanya diam saja. sementara, time akan tinggal dengan romeo karena tidak mungkin ia akan mengganggu kehidupan net-james, atau Ohm yang dengan keras tidak ingin kehidupannya diganggu.
Rumah romeo terlihat seperti sosok pemiliknya, begitu rapi, bahkan hampir tidak banyak barang yang menumpuk. Di dalam kulkas, ia hanya melihat berbotol-botol air putih yang berjejer serta buah-buahan segar. Karena merasa tidak enak, terkadang secara diam-diam Time akan memasakkan masakan rumahan yang cocok dengan selera romeo. Dia meminta bantuan james untuk mencari tahu makanan kesukaan dan apakah dia memiliki alergi.
Awalnya, romeo hanya menatap makanan yang dimasak oleh Time dengan tatapan curiga, namun sejalan dengan waktu akhirnya dia memakannya dengan lahap. Hanya sekedar makanan sederhana, namun perhatian dalam ketenangan time membuat romeo sedikit demi sedikit membuka sisi lain dirinya.
"darimana kau belajar memasak?" Tanya romeo mencari tahu sosok time,
"aku sudah memasak sejak kecil, mungkin dari keluargaku"
"keluarga?" desaknya dengan nada penasara,
"yah, keluarga. Mungkin bisa dikatakan seperti itu" suara time sedikit menurun, seakan tidak ingin membahasnya.
Romeo menegakkan punggungnya, dan menatap pemuda di depannya yang masih disibukkan dengan makan malamnya. Berkali-kali ia dibuat ragu untuk berucap, seakan diamnya time membuatnya bingung tapi juga memberi jarak untuknya.
"apa kau lelah, kulihat selama beberapa minggu ini kau selalu terlihat kecapean"
Time hanya diam, ia tidak berani mengeluh.
"besok aku, net dan ohm akan pergi ke luar negeri, sekitar 3 hari. Aku akan meminta james untuk meliburkanmu sebentar, sekitar 1 atau dua hari. Kau butuh refresing sebentar kan?" ucap Romeo yang disambut dengan senyuman tipis penuh kebahagiaan.
***
Setelah makan malam, Time segera membersihkan segalanya termasuk dirinya sendiri. seusai mandi, ia tanpa sengaja melihat sosok Romeo yang tengah bersiap dengan barang-barangnya untuk perjalanan besok. Time yang sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri, merasa harus membantu romeo. Tapi ia tidak ingin melewati batasan antara mereka, rasanya ia juga harus menjaga privacy mereka. Cukup lama ia berfikir, namun pada akhirnya ia memilih meninggalkan Romeo yang masih sibuk di kamarnya.
Time duduk termangu di kamar yang sekarang menjadi miliknya. Kamar yang dipenuhi dengan nuansa kayu yang lekat, dengan aroma khas pria dewasa dengan segala pemikirannya. Rumah mewah yang dulu hanya bisa ditatap dengan penuh harap olehnya, rumah yang juga menjadi impian orang tuanya. Sekarang rumah kecil di pedesaan, tempat dimana ia lahir sudah rata dengan tanah, bahkan mungkin sudah berubah menjadi bangunan lainnya. satu-satunya yang ia bawa dari rumah itu hanyalah kenangan, yang lambat launpun pudar.
"kenapa?"gumamnya sendirian,
Hanya kata-kata itu yang sanggup ia keluarkan, terlalu banyak hal yang Ia pertanyakan, tapi sudah tidak ingin ia ketahui lagi jawabannya. Entahlah, semua menguap begitu saja. sayup-sayup ia mendengar suara berisik dan suara seseorang mendecak kesal, ia tahu siapa itu. dengan cepat, ia segera menghampiri Romeo yang sibuk mencari sesuatu.
"Apa anda butuh bantuan?"
"tidak perlu" jawab kesal romeo,
"Oh,"
Mata time menyapu seisi ruangan itu, dan menemukan tumpukan barang-barang kecil yang sering dibawa Romeo selama bekerja. Namun ada satu yang hilang..
Tangannya mulai ikut mencari, satu persatu laci dibukanya. Lalu matanya tertuju pada sebuah kotak kayu yang baru ia lihat, ternyata itu kotak kacamata baru. Ia memberikan kotak kecil berisi kacamata itu pada romeo. Tanpa berterimakasih, romeo hanya mengambilnya begitu saja dan membereskan barang-barangnya. Dari sorot mata lelaki itu, jelas ia masih belum bisa mempercayai time seutuhnya. Time tidak ingin memaksanya, ia hanya melakukan apa yang bisa ia lakukan. Baginya, menyelesaikan tanggung jawabnya jauh lebih penting. Ia kembali ke kamar dan beristirahat.
***
Sementara itu,
James yang sudah siap di rumah, masih menunggu kedatangan net. Kali ini, Net mengintai sendirian dan itu membuat james dipenuhi kekhawatiran. Ia mondar-mandir di ruangan tengah, sambil membawa handphone yang bahkan tak bisa ia pakai untuk menghubungi kekasihnya. Berkali-kali ia melampiaskan kekesalannya, karena pengintaian ini seharusnya dilakukan berdua. Pikiran-pikiran buruk james akan apa yang mungkin terjadi kepada net terus menerornya.
Akhirnya perasaan lega itu tiba, saat ia melihat net masuk ke dalam rumah. Ia bergegas memeluk kekasihnya dengan tangan yang masih gemetaran. Ia tahu benar, pengintaian ini bukan sesuatu yang mudah dilakukan sendirian.
"Apa kau baik-baik saja?" tanyanya dengan memeriksa tubuh kekar kekasihnya itu,
"Sangat sehat, sampai aku masih bisa menggendongmu ke kamar" godanya untuk membuat James tersenyum,
James hanya gemas, ia memukul pelan kekasihnya.
"Aku takut, kau tidak akan kembali" ucapnya dengan suara penuh emosi,
"aku akan kembali, karena ini rumahku.. rumah kita" tutur lembut Net yang disambut dengan ciuman oleh james,
"aku ingin semua ini segera berakhir, ayo pindah, kita mulai hidup damai di suatu tempat" pinta james,
"aku tahu, aku tahu itu sayang.. tapi tidak sekarang"
Mereka saling berpelukan, lalu james menggandeng tangan net dan mereka duduk berdua di ruang keluarga. James menyenderkan kepalanya di pundak lebar net, sekedar untuk menenangkan perasaannya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me! (Spy story) || Earthmixjoss |||
FanfictionBagaimana jika Time (Mix) terpaksa menjadi pelacur untuk bertahan hidup dan dipertemukan dengan Romeo (earth) yang membutuhkan seorang mata-mata untuk rencana besarnya? Time sebagai mantan narapidana terpaksa menerima tawaran menjadi pelacur di bar...