06. bingung

456 92 9
                                    

"Matiin gak bernadya lo itu! sumpah Nai udah tiga jam lo puter ulang terus playlist bernadya, gue muak!" protes Aksa yang jenggah mendengar lagu galau yang terus diputar ulang oleh Winaira itu.

Winaira berdecak sebal, "Lo jangan ganggu agenda melamun gue dong, lagian apa yang salah coba dengerin lagu bernadya."

"Pertama, lo jomblo! kedua, lo gak habis putus sebulan lalu! ketiga, lo gak pernah punya mantan yang toxic! jadi stop bertingkah seolah lo orang paling patah hati sedunia," kesal Aksara, pasalnya playlist lagu lagu galau Winaira ini gak relate sama sekali dengan kehidupan sahabatnya itu, ditambah lagi Aksa semakin muak dengan tingkah Winaira yang acting seperti sedang patah hati.

"Ribet banget deh lo Sa, tinggal sumpel kuping lo pake headset aja ribet!" ucap Jenifer yang baru datang dengan membawa sekantong camilan pesanan Naira, yang tentu saja disambut binar bahagia oleh Naira.

"Lo memang temen gue yang paling oke Jen," Naira berkata sambil menerima kantor penuh jajanan itu.

"Damn! kenapa gue harus terjebak diantara cewek-cewek aneh ini tuhan..." ucap Aksara sambil menatap pasrah kepada dua sahabatnya yang sudah terlihat akan mengacaukan apartemennya siang ini.

Aksara menyandarkan tubuhnya yang lelah karena ulah dua sahabatnya itu, dia duduk di sofa yang bersebrangan dengan Winaira dan Jenifer. 

"Jadi lo marah karena Pak Ganendra gak mau jujur tentang insomnianya ke lo? tapi kenapa lo harus marah?" tanya Jenifer ke Naira

"Dia kan minta bantuan gue kan, tapi harusnya dia juga ngasih tau gue alesannya dong, biar gue gak bertanya-tanya mulu gitu lho, dia insomnia karena apa? kalo itu memang karena gaya hidupnya yang gak sehat ya kita bisa cari cara buat ubah itu, kalo itu karena gangguan psikologis ya kita bisa tanya ke profesional ya gak sih?" balas Naira dengan nada kesalnya. 

"Hal dasar kayak gitu pasti Pak Ganendra udah tau menurut gue, dia kan dosen Nai, mungkin dia emang gak mau aja lo tau, atau mungkin dia cuma butuh lo aja tanpa lo harus tau apapun," ucap Aksara ikut menanggapi. 

"Kalo gitu gak adi buat gue dong!"

Aksara mengerutkan keningnya, "Kata siapa gak adil buat lo? dari awal kan perjanjian kalian itu simbiosis mutualisme, lo nemenin Pak Ganen tidur, dia bantuin mantau tugas kuliah dan nilai lo yang berantakan itu, kalian saling menguntungkan."

"Ya iya, Tapi kan-"

"Tapi kan apa? jangan bilang lo mulai baper sama Pak Ganendra ya?" pancing Aksara yang membuat Winaira kelabakan sendiri. 

Naira melotot tidak suka kepada Aksara, "Apaan sih lo! siapa juga yang baper, gue tuh cuma penasaran!" 

Aksara berdecak "Ck, lo tuh gak penasaran Nainai, tapi lo mulai baper, lo mulai merasa dekat sama Pak Ganendra, lo mulai merasa lo punya andil, dan lo mulai merasa kalo lo harus tau apapun tentang Pak Ganendra."

"Kata gue mending lo udahin aja sih main-main lo sama Pak Ganendra, takut lo kebablasan 'penasarannya' terus lama-lama cinta deh," lanjut Aksara. 

"Kayaknya si kutu kupret Aksa ada benernya Nai, lo kan gak bisa menjamin lo gak bakal jatuh cinta sama si bapak kalo lo berdua deket terus kan, apalagi tidur bareng, kalo gue si bakal baper," ucap Jenifer yang membuat bahu Naira semakin melemas. 

"Terus nanti tugas kuliah dan nilai gue gimana?" 

Aksara kembali berdecak lalu berjalan menuju Naira dan menjitak pelan kepala Naira sampai Naira berteriak kesal dan melemparnya dengan bantal. 

"Halah Nai, kayak lo perduli sama nilai aja, gue yakin kalo lo dapat C dan harus ngulang matkul juga lo gak bakal peduli-peduli banget, gak usah banyak alesan lo gue tau lo cuma manfaatin situasi buat bisa deket sama Pak Ganendra kan?" tuduh Aksara tepat sasaran. 

Lecture with BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang