02. tidur bersama saya lagi

1.4K 142 9
                                    

Ganendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganendra

"Bapak ada perlu sesuatu dengan saya?" gadis di depan ku itu bertanya dengan takut-takut, wajahnya terlihat gugup dan jemarinya tak berhenti saling meremas untuk menyembunyikan kegugupannya.

"Winaira Dahayu Bintari, benar?" tanyaku memastikan nama lengkapnya, yang dijawab anggukan.

Aku menatap lama kearah Winaira, sepanjang kelas tadi kehadiran memang cukup menyita perhatian ku, tentu bukan tanpa alasan.

Pagi tadi aku terbangun disebuah kamar hotel, sendirian, dengan kondisi kamar yang tidak bisa dibilang rapi, pakaian berserakan di lantai, tidak ada notes apapun padahal aku yakin jika tadi malam aku menghabiskan malam dengan seseorang, meskipun dalam kondisi mabuk berat tapi kemampuan mengingatku sangat baik, aku masih bisa mengenali dengan baik siapa gadis yang tadi malam menghabiskan malam bersamaku.

"Winaira Dahayu, hari selasa ijin sakit tapi selasa malam main ke Bar? dokter mu bartender skyline kah?" sarkas ku yang membuat wajah Winaira memerah menahan malu, gadis itu bahkan tak berhenti menggigit bibir bawahnya.

"Ma—maaf Pak, saya gak akan mengulanginya lagi," ucap Winaira masih dengan kepala yang menunduk tak berani menatap kearahku.

Oh ternyata gadis ini langsung sadar diri, aku kira dia akan menyangkal atau mencari seribu alasan, ternyata tidak.

Aku berjalan mendekat ke Winaira lalu duduk di sofa yang sama dengannya, aku kembali menatapnya dalam, "Apa yang gak akan kamu ulangi lagi?" tanyaku sambil memegang dagu Naira dengan telunjuk ku agar gadis itu menatap kearah ku.

"Apa yang gak akan kamu ulangi lagi Winaira? bolos kelas saya atau meninggalkan saya tanpa jejak di hotel?" tanya ku kembali yang membuat mata gadis itu seketika melebar kaget, sepertinya gadis itu berharap aku melupakan atau tidak mengenalinya setelah malam itu.

"Ba-ba—bapak ingat?" gugup Naira

Aku menyeringai, "Ingat yang mana Naira?"

"Yang kamu mencium saya di dekat toilet atau yang kita menghabiskan malam bersama di hotel?" lanjutku

"P—pak Ganendra saya minta maaf, sa—saya beneran gak sadar waktu itu, bisa gak kita lupakan saja kejadian itu Pak?" gadis itu lagi-lagi menatap ku dengan takut-takut, sambil memberikan tatapan memelasnya mungkin dia berharap setelah ini aku akan melupakannya begitu saja? tapi tentu saja tidak semudah itu.

Biasanya aku tidak terlalu menyukai berurusan dengan orang asing, terlebih dengan gadis yang kutemui di Bar, tapi ketika aku menyadari untuk pertama kalinya aku bisa tidur nyenyak tanpa obat tidur setelah 3 tahunan ini aku mengalami gangguan tidur, aku menyadari ada yang berbeda dari gadis ini, mungkin saja bukan hanya faktor Winaira tapi akan ku pastikan terlebih dulu.

"Naira."

"I—iya pak?"

"Tidur bersama saya lagi."

Lecture with BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang