016: GMAC

99 47 2
                                    

Selamat membaca ( ◜‿◝ )


"Siapa kamu?!"

Haerin melihat orang itu semakin mendekat. Tampak dari gerakan tangan orang itu hendak mengambil sesuatu di dalam sakunya. Ternyata sebuah pisau yang sepertinya baru saja di asah olehnya.

Orang itu melangkahkan tungkainya menghampiri Haerin. Haerin masih tetap di posisi awalnya yaitu masih tergeletak akibat terjerembap. Akan tetapi orang tersebut memasukkan kembali pisau itu ke sakunya dan segera berlari menjauh dari Haerin.

Haerin menghela napasnya lega, nyawanya kali ini tidak terbuang sia-sia lagi. Dengan cepat Haerin berdiri dan melihat sekeliling untuk mencari sebab kenapa orang tersebut tidak jadi mengambil nyawanya. Ternyata ada wanita yang hendak berjalan kemari. Sepertinya wanita itu tidak sadar akan kejadian yang menimpa Haerin tadi.

Haerin memutuskan kembali ke rumah seraya menghubungi kedua kakaknya menggunakan ponselnya.

•••


Semenjak kejadian 2 hari lalu, Haerin sekarang lebih berhati-hati dalam apapun itu. Saat ini ia berada di sekolah sedang belajar mengenai sejarah Indonesia. Haerin dari dulu sangat menyukai pelajaran sejarah semenjak kehidupan pertamanya dan hingga sekarang ini.

Waktu kehidupan pertama, ia sering membaca buku bersama suster yang ia anggap seperti saudaranya.

"Hanayu, lo punya pena dua gak?" tanya seorang gadis kepada Haerin.

Haerin kemudian menoleh ke arah gadis itu lantas menyodorkan sebuah pena berwarna hitam.

"makasih," ujar gadis itu lalu melanjutkan kegiatan mencatatnya.

Haerin berjalan ke arah kerumunan, suara orang berteriak dengan gembira terdengar di gendang telinganya. Ternyata hanya pertandingan bola basket antar kelas. Karena bosan ia duduk di antara orang-orang yang berteriak memberikan semangat kepada pemain basket.

Sedang asik menonton pertandingan bola basket, ada seseorang yang memegang lengannya dari arah kanan. Haerin menoleh terdapat seorang perempuan yang amat ia kenal.

"Hai, kita bertemu lagi Haerin." sapa perempuan itu dengan senyuman khasnya.

Haerin reflek menutup mulutnya yang terbuka sebab kaget dan tak menyangka.

"Nona karina, ya ampun aku sangat merindukanmu!" Haerin lantas memeluk perempuan itu.

"Hahaha padahal aku ini malaikat maut, semua orang bahkan tak mau bertemu denganku sedangkan kau? Aneh sekali malah merindukanku," kekehnya seraya membalas pelukan Haerin.

"Kau ini sudah aku peringatkan untuk hati-hati, malah kau anggap aku ini hanya angin. Sini kau akan ku berikan pelajaran." omel Karina menarik telinga Haerin.

Haerin meringis kesakitan seraya meminta agar berhenti. Setelah itu mereka tertawa bersama. Tanpa disadari ada seseorang yang sudah memperhatikan Mereka dari belakang.



••




Isabel merasa hari ini ia sangat sibuk, jadi dirinya meminta Hanayu untuk memijat bahunya. Hanayu hanya patuh padanya. Sedangkan Ryujin sedang sibuk dengan pekerjaannya sebagai mahasiswa di kampus.

Mereka bertiga saat ini berkumpul di ruang tamu. Namun tiba-tiba seseorang membuka pintu rumah mereka tanpa berucap salam. Terlihat seorang gadis berambut pendek tapi tidak terlalu pendek bersurai coklat masuk seraya membawa dua kantung belanjaan yang amat besar. Siapa lagi kalau bukan Winona.

"Ck, gak punya sopan santunnya nyelonong masuk aja!" omel Ryujin melemparkan bantal ke arah Winona.

"Eh, gak nyadar diri. Lo gak punya kaca apa? Dirumah gue Lo main masuk buka-buka kulkas, makan sambil angkat kakinya yang satu, mana ada emak gue lagi," bela Winona menyebutkan beberapa kelakuan Ryujin saat dirumahnya.

Ryujin hanya cengengesan, tapi netranya tak sengaja melihat dua kantung belanjaan yang teramat besar.

"Mau ngapain lo Bawak kresek sebanyak itu? Mau nginep?" tanya Ryujin berdiri lalu membantu membawakan kantung-kantung itu.

"Iya nih, orang tua Lo gak di rumahkan?" tanya Winona.

"Aman kak Winona, emak sama bapak lagi di Kalimantan, biasa kerja." jawab Minji yang ikut berdiri lalu membantu mereka berdua.

"Malam ni kita party!" seru ryujin gembira.

"YUHUUU!!" seru Winona, Minji, dan Hanayu bersamaan.

Lalu mereka mengambil beberapa makanan dalam kantung yang dibawa Winona tadi. Setelah itu mereka berkumpul di ruang tamu. Ryujin membawa laptop untuk menonton film terbaru tahun ini.

"Tugas kakak dah selesai?" Hanayu menoleh ke arah Ryujin. Ryujin mengangguk tanda ia sudah selesai dari tugas pemberian dosennya. Hanayu kemudian tersenyum, bukan, bukan Hanayu melainkan Haerin.

Entah akan terjadi apa besok dan seterusnya. Apakah Haerin selamat? tentunya kita tidak tahu. Jika Haerin tiada lagi Haerin masih punya 3 kesempatan lagi!






.

Kapan nih cerita selesai 😭. Aku dah muak🙏

𝘎𝘪𝘷𝘦 𝘮𝘦 𝘢 𝘤𝘩𝘢𝘯𝘤𝘦 | Haerin NewJeansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang