019: GMAC

101 44 2
                                    

Malam ini Haerin bersama Minji dan Ryujin berjalan-jalan di komplek karena bosan. Di tengah perjalanan mereka berbicara banyak hal. Namun, Ryujin kali ini tampak berbeda. Ia kali ini terlihat diam saat Haerin berbicara, Minji lah yang terus menanggapi. Sebenarnya Haerin sudah merasa aneh dengan Ryujin. Dia pikir mungkin kakaknya sedang marah padanya.

"Aku seneng banget punya keluarga kayak kalian. Seru banget, makasih yah buat kakak-kakak cantik." tiba-tiba Haerin berbicara seperti itu. Padahal dia tadi tidak berniat mengucap kata-kata itu.

"Woy! jangan sedih-sedih lah! Tapi gue juga sayang sama kalian!" Minji kemudian merangkul kedua saudarinya.

"Ouh ya kak Ryujin lo marah ya sama aku? Aku ada salah apa?" tanya Haerin membuat Ryujin menoleh.

"Enggak kok, kata siapa?" sangkalnya seraya tersenyum tipis

"Ouh kirain, soalnya setiap bagian gue yang ngomong kakak diem terus gak ada ngerespon." Haerin mengangguk-angguk kepalanya.

"Soalnya gue bingung aja mau respon gimana,"

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di samping mereka. Mereka tak acuh kemudian tetap berjalan sambil berbincang-bincang. Tiga orang turun lantas membius mereka bertiga. Mereka pun pingsan.








•••

Mata Minji perlahan-lahan terbuka, hal yang pertama kali ia jumpai adalah langit-langit kamar. Ia mencoba bangun, namun pergerakannya seperti terbatas kemudian ia menoleh ke arah kedua tangannya ia melihat tangannya sudah terborgol oleh rantai.

"Anjir, kenapa gue di borgol,"

Minji kemudian melihat kesamping terdapat lagi ranjang dan seorang gadis yang tak lain adalah adiknya Haerin. Haerin tampak masih tertidur.

"Hanayu bangun woy!" panggilnya.

Haerin membuka kelopak matanya, kemudian ia menoleh ke arah Minji yang sedang terborgol itu. Lantas ia menoleh ke tangannya yang sama-sama di borgol.

"Kak! Kenapa kita diborgol?" tanya Haerin.

Minji hanya menggeleng tidak tahu. Kemudian ia menoleh ke arah kiri ia melihat kakaknya-Ryujin yang sudah sadar tapi nampak termenung. Tiba-tiba suara pintu terbuka, mereka menoleh ke arah itu. Terlihat seseorang dengan senyuman manis, mereka sangat mengenal orang itu.

"Halo semuanya, jan liatin gue dong rasa kek artis, nih." ujarnya sambil tertawa.

Haerin yang sudah mengerti situasi pun menatap dengan tajam ke arah orang itu "Apa yang lo mau dari kita?!"

Orang itu pun pun membuat-buat ekspresi wajahnya seakan-akan ia tengah tersakiti dan kemudian tertawa lucu "Santai dong deks, cuman mau ngasih pelajaran aja ke Ryujin."

Ryujin melotot dengan tajam, ia marah. Jika orang itu menginginkannya kenapa adik-adiknya ikut di sekap "Kalau lu ada masalah sama gue, jangan bawa-bawa adik gue lah!"

"Karena lu juga yang nyeret adik lo sebagai alasan putusnya hubungan lu sama Biru." balasnya seraya bersender di dinding.

"Winona anjing! Lo siapanya Biru sih! kek lu emaknya aja!" marah Minji tanpa menggunakan panggilan 'kak' lagi.

"Gue itu adalah kakaknya, gue gak terima ya lo pada nyakitin Biru ya, njir. Dan biru juga nyetujuin hal ini bahkan gue ngundang dia buat ngebunuh alasan dibalik Ryujin mutusin dia. YA GAK BIRU!!"

Seorang pria di balik pintu tersenyum manis, kemudian ia mendekat ke arah Haerin dengan menyembunyikan sesuatu dibalik tangannya.

"Hai semuanya! Pasti kalian bakalan nyesel ngelakuin ini ke gue. Tapi gak papa, gue mungkin bakalan bunuh kalian semua. Dan yang pertama gue bunuh adalah Hanayu!" serunya bak seorang anak kecil yang kegirangan.

Haerin hanya menghembuskan napasnya pasrah. Dia baru saja merasakan kebahagiaan di kehidupan keempatnya. Kenapa dia mati secepat ini?

"Kehidupan baru lagi, capek gue lama-lama." monolog Haerin yang bisa didengar oleh semua orang di ruangan itu.

"Heh Haerin, lo jangan buka kedok lah anjrit!" tegur Minji membuat Ryujin bingung.

"Haerin? Siapa Haerin?" tanya Ryujin bingung.

Minji hanya diam dia tak tahu harus menjawab apa. Dia kemudian menundukkan kepalanya merutuki dirinya sendiri.

"Dahlah bacot. Entah siapa itu si Hirin-Hirin. Gas Bir bunuh aja!!" ucap Winona memprovokasi Biru.

Kemudian Biru hanya mengangguk dan menunjukkan sesuatu yang ia bawa dan ia sembunyikan. Kemudian dia akan melayangkan pisau itu.

"SELAMAT TINGGAL HANAYU!!"

"HANAYU!! JANGAN BUNUH DIA. Dia gak salah apa-apa!" Ryujin menangis kencang melihat Biru yang sudah siapa akan menusukkan pisau ke arah dada Haerin.

Jleb!

"BANGSAT! HAERIN BUKA MATA LO! MENTANG-MENTANG LO PUNYA NYAWA BANYAK!" pekik Minji berteriak histeris.

"Haduh aku mati malah pa...da... kocak." ujar Haerin di saat-saat terakhirnya











Kalau ada typo komen guys

𝘎𝘪𝘷𝘦 𝘮𝘦 𝘢 𝘤𝘩𝘢𝘯𝘤𝘦 | Haerin NewJeansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang