Usaha Menghianati Hasil

639 56 15
                                    

"Bang..." Shania merengek ke arah Satria yang sudah menampakan wajah kecutnya.

Satria mengendarai kendaraan roda empatnya dalam diam.

Kalau sudah dalam mode marah, Shania hanya bisa meng-copas sound viral tiktok.

Ya Allah kupasrahkan diriku sepenuhnya pada saat ini

Kepada penguasa langit dan bumi

Karena ku ikhlas ya Allah..

Aku ikhlas...

"Audi loe gue tarik... Loe boleh ambil kalau udah berhasil bawa Pandu ke hadapan gue..." Beberapa kalimat meluncur bebas dari bibir Satria tegas. Setelah mati-matian menahan kekesalannya terhadap adik semata wayangnya itu.

Shania melotot tak percaya.

Dahlah! Sudah jatuh tertimpa Onta!

"Ck. Baperan banget sih jadi cowok.. Gitu aja marah..." Sungut Shania dengan mulut tak tau diri.

"Loe yang gak sopan, Shania! Loe pikir orang mana yang gak bakal marah di bilang kek kancut doraemon. Mana dia artis..." Jawab Satria dengan nada tinggi.

Sungguh penyesalan yang tiada artinya telah membawa Shania dalam bisnisnya kali ini.

Memang sudah pilihan paling tepat Shania tidak bekerja di perusahaan bokapnya. Bisa bangkrut kalau urusannya begini tiap hari.

"Iya...  iya... Tapi audi gue jangan diambil please... Ya... Ya..." Pinta Shania menampilkan puppy eyes-nya sembari menangkupkan kedua belah tangannya- memohon ke arah Satria.

"Apart loe juga udah gue simpen acces cardnya..."

Fiks! Satria gak mempan dengan permohonan sok imut ala Shania.

"Ck. Loe kok jahat sih, Bang! Dendaman banget jadi orang!" Keluh Shania kesal.

"Heh! Adek biadab! Loe yang jahat ama gue... Loe tau gak?! Butuh dua bulan mondar mandir buat bisa nemuin Pandu. Dia sibuk off air luar  kota. Dan loe ancurin dalam waktu satu detik, cuma karena omongan konyol loe itu!" Ucap Satria menggebu-gebu.

"Ya..  Mangap..." Balas Shania dengan wajah innocent-nya. Tepat saat kendaraan roda empat itu memasuki gerbang rumah miliknya.

"Gak ada maaf buat loe.. Bawa Pandu Asmoro baru gue maafin!" Jawab Satria tegas.

Brakkk...

"Ngeselin loe!" 

"Loe lebih ngeselin, Shania!"

****

Shania berguling kesana kemari di atas kasurnya. Sesekali menjerit tertahan. Mengacak rambutnya yang tak terbalut hijab.

Shania bahkan melewatkan makan malamnya demi menghindari Satria-abangnya.

Sudah hampir pukul 10 malam, biasanya Shania akan menikmati tidur malamnya dengan mimpi indah. Namun, kali ini matanya tak bisa diajak kompromi. Sialannya bayangan kemarahan Satria menari di pelupuk matanya.

"Ck. Semua gara-gara Pandu bukan Wanita... Eh! Typo... Bukan Winata maksudnya. Arggh... Gue gak mungkin nanya ke bestie gue, kan?!!" Monolognya sendiri.

Shania tampak semakin frustasi sembari menggulir gawainya.

"Masa gue harus kepoin akun sosmednya sih?! Duh... Bisa jadi golongan cegil jin pengabdi Pandu nih!"

Shania tampak galau. Tapi tidak ada pilihan.

Demi audi dan apartnya kembali. Dia harus mencari sejuta cara. Meskipun harus mendaki gunung, menuruni lembah, menyebrang laut atau menyelami samudera.

Sweet & Sour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang