Yaps, Gue Hatters!

1.4K 73 35
                                    

Shania masih berkutat di belakang layar laptopnya. Wajahnya hampir tenggelam di antara tumpukkan data laporan penjualan bulan ini. Kacamata yang bertengger di wajahnya menambah kesan sok pintar gadis menjelang 25 tahun itu.

Jam makan siang sudah lewat setengah jam yang lalu. Sambil meregangkan tubuhnya, Shania mengedar pandangan ke sisi lain pada area kubikel yang telah terisi ketiga sohibnya itu.

"Makan lagu mana kenyang?!" Seru Shania di balik kubikelnya dan berhasil menarik sudut mata penuh dendam dari sohib-sohibnya.

"Heh! Sulastri!!! Ini juga gara-gara loe ya... Kita ikut kelaparan!" Ujar Lenka sedangkan Shania sudah tertawa tanpa dosa di balik kubikelnya.

Lagu dari artis naik daun itu mengalun berulang membuat Shania sedikit jengah. Ketiga sohibnya mendadak menjadi cegil sembari mengomentari penyanyi laki-laki keluaran ajang pencarian bakat itu.

"Ya ampuun... Callum Scott-nya indonesia emang gak kaleng-kaleng... Pandu Asmorooo... Aku padamu!!!" Ucap Lenka dengan jiwa cegilnya yang meronta-ronta.

Mulut julid Shania terasa gatal untuk tidak ikut berkomentar.

"Namanya aja Pandu Asmoro, gak ada bule-bulenya!" Komentar julid Shania dengan tawa kerasnya.

"Lah kan... Emaknya orang jogja, bokapnya orang swedia... Wajar aja dong kalau namanya berbau jawa, Shania..."Jawab Cantika si gadis penyabar di circle mereka.

"Aarghh... Beruntung banget ya jadi Nania, tiap hari ketemu Pandu mana di shiperin seluruh indonesia..." Kali ini suara Nesa menginterupsi ketiga sahabatnya.

"Ya ampun... Pandu beneran bikin baper... Dia kan tipikal gentle man... Aahh... Gue pengen jadi pacar Panduuu..." Tambah Nesa lagi penuh kecegilan.

"Dih! Kek Pandu mau aja sama loe... Makan yok... Makan... Bangun dari mimpi loe!" Ucap Shania sembari memencet pipi gembul Nesa.

"Ck. Ganggu aja sih! Lagi ngehalu nih!" Ucapnya tak terima.

Lalu ketiga sahabatnya kembali mengacuhkan keberadaan Shania dan kembali berkomentar berlebihan terhadap sosok Pandu Asmoro.

"Cih! Suara pasaran kek gitu apa bagusnya sih?! Berlebihan loe pada!" Ujar Shania tanpa dosa.

"Ck. Coba loe kasih daftar pasar mana yang jualan suara seindah Pandu Asmoro. Gue borong..." Kali ini Lenka yang kesal mencoba mendebat kejulidan Shania.

"Dih! Amit-amit lebay, loe!" Ucap Shania.

"Loe yang lebay..." Ucap Lenka dan Nesa bersamaan.

"Brisik, Loe, Sha!! Kalau emang gak suka Pandu gak usah jelek-jelekin idola kita deh! Hush.. Hush.. Sana..." Kali ini ucapan Cantika berhasil membuat ketiganya melotot tak percaya.

Si penyabar kalau udah keluar taring lebih mengerikan?!

"Dahlah! Emang paling bener ngopi ke pantry, biar di jauhkan dari jin-jin para cegil pengabdi Pandu Asmoro..." Seru Shania kabur sebelum mendapat omelan ketiga sohibnya itu.

***

"Dek... Abang Futsal sama temen-temen abang..." Ucap Bang Satria kakak laki-laki satu-satunya Shania. Setelah Shania mengabari abangnya bahwa ia bakal menginap di rumah tetiba pesannya berubah menjadi panggilan masuk dari abangnya.

"Ada yang cakep gak?!" Tanya Shania dengan ganjen, sembari duduk santai di sofa ruang tengah sambil memangku toples cemilannya.

"Banyak! Ada... Artis juga nih! Tapi privacy.. Loe kesini buruan kalau mau kenalan! Jarang-jarang gue mau kenalin loe ama cowok!" Jawab Bang Satria sembari terkekeh.

Sweet & Sour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang