"Pandu masuk dulu ya, Pah..."
Mata Shania membulat mengikuti kepergian Pandu. Seolah kilatan petir menyambar tubuhnya. Seketika membawanya merangkai sebuah drama kecil di dalam otak sempitnya.
Meskipun Shania rajin membersihkan kotoran telinganya. Namun ucapan Pandu barusan sepertinya ada yang salah!
Shania perlu mendengar pengulangan sapaan Pandu kepada Pak Abe.
Jreng... Jreng.. Jre... jeng.. jeng....
"Pandu... Apa maksudmu, Pandu?! Jelaskan ini padaku..." Teriak Shania dia berlari mengenakan pakaian sari.
..... Aaaa... Aaa... Aaaa.....
"Tidak ada yang perlu kujelaskan, Shania! Dia adalah ayahku... Orang tuaku..." Pandu menjawab dengan tegas.
Gadis itu terkena sindrom shik... shak... shock.
Yaps! Bukan maksud hati menyalahkan informasi yang di bawa Cantika tempo hari.
Tapi bukankah si Pandu ini ber-ayah orang Swedia. Nah, sedangkan Pak Abe sudah jelas orang Jawa. Abe sebagai kepanjangan dari Abedul Soemadi.
Jadi bagaimana hubungan ini bisa terjalin?!
....Jaa jaa re jaa ....
Lalu fakta-fakta yang mengejutkan itu seolah mengambil gambar zoom in lalu berganti zoom out ke arah wajah Shania yang menegang di tempatnya.
Udah jatuh tertimpa rumah tetangga, ini mah!!
Menurut kamus yang belum pernah Shania baca. 'Pah' merajuk pada panggilan pengganti kata ayah, Bapak, daddy dan sebagainya.
Fiks! Ketegangan yang dibuat Shania beberapa waktu yang lalu sepertinya tak berarti apapun. Bahkan dia lebih terkejut mendengar pernyataan Pandu.
....jaa re pawan, jaa re pawan...
San sanana nana, san sanana nan"Shania! Kamu mau bengong di situ sampai kapan?! Ayo masuk..." Panggilan Pak Abe berhasil memutus bayangan drama konyol di benak Shania.
"Hah! I.. Iya Pak..." Shania menampar wajahnya berulang. Rupanya dia tidak bermimpi.
Lalu dengan setengah jiwanya yang sudah melayang. Kakinya mengekor masuk mengikuti lelaki paruh baya yang merupakan bosnya itu.
Fiks! Kali ini sepertinya Shania butuh mandi kembang tujuh rupa-untuk memutus kesialan hidupnya.
"Duduk dulu ya... Biar nanti Bibi buatkan minum... Jangan sungkan-sungkan Shania... Nanti kita bicarakan lagi ya... Saya juga butuh mandi sepertinya." Pamit Pak Abe meninggalkan Shania yang sedang duduk meratapi nasibnya di atas sofa.
Gadis itu memainkan jemarinya. Mengetuk-ngetuk tidak jelas. Diikuti kegiatan menggigit kukunya dengan gusar.
Spertinya dia perlu berkonsolidasi dengan Malaikat Malik. Setidaknya jika dia harus masuk neraka jalur orang dalam. Dia ingin di tempatkan di neraka yang ada AC-nya biar tidak gerah berkepanjangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet & Sour
RomanceDih! Laki modelan kancut Doraemon darimana gantengnya, Sih?! -bukan Shania Marwa Cantik sih, tapi mulutnya perlu di sekolahin - Pandu tanpa Winata