Selamat membaca
Typo tandai
"restui papi menikahi ibumu Dev. " ucap tuan Airlangga tegas.
......
Devano termenung dengan terus memikirkan kata kata sang paman pagi tadi, jujur saja dia cukup terkejut dengan kata-kata tersebut, dan bukan hanya dirinya namun keluarganya yang lain juga sama terkejutnya
udara malam ini sungguh syahdu membuat lamunannya semakin dalam, langit malam yang di hiasi bintang juga bulan sabit yang indah sebagai pelengkapnya, seakan mengunci tubuhnya agar tidak beranjak dari sana.
Tok
Tok
Tok
"bang..... bang Dev, ayo turun waktunya makan malam. " seru seseorang di balik pintu kamar.
Devano tersentak dari lamunannya kala mendengar suara lembut tersebut, ia berdiri melangkah menuju pintu kamar dan membukanya perlahan
Ceklek....
tersenyum hangat pada gadis cantik di hadapannya " kenapa dek. "ucapnya seraya mengusap kepala sang gadis.
" ayo turun bang waktunya makan malam, semuanya udah nungguin abang di bawah. " sahut gadis itu tersenyum manis.
"oke yok. " timpalnya setelah menutup pintu kamar.
..
makan malam berjalan dengan khidmat, tentu dengan canda tawa riang dari para nona dan tuan kecil yang menambah suasana hangat di mansion besar ini.
setelah makan malam selesai keluarga kusuma saat ini tengah berkumpul di ruang keluarga, para orang tua tengah bicara membahas bisnis, dan anak muda yang duduk lesehan di karpet bulu dengan cemilan di depannya
juga sebuah televisi yang menyala menayangkan film kartun yang di gemari sebagian besar anak muda kusuma, hanya Devano yang terlihat melamun saat ini beruntung mereka semua tidak melihatnya sama sekali.
Ekhem....
suara deheman keluar dari seseorang yang baru saja turun dari lantai atas, ia berjalan mendekati mereka lantas mendudukkan dirinya di sebuah sofa single di dekat Devano.
"hei kamu kenapa nak. " ucapnya menepuk bahu pemuda itu lembut.
"Devano boleh bicara sesuatu pada papi. " ujar Devano dengan mimik wajah serius.
"ada apa? " tuan Airlangga mengerutkan alis nya bingung.
anggota keluarga kusuma yang lain pun turut berhenti dari kegiatannya saat mendengar suara serius pemuda itu
"papi sudah memiliki perasaan pada ibu sejak lama?, sejak kapan? " tanyanya dengan tebakan di pikirannya.
tubuh tuan Airlangga tiba-tiba saja menegang, mendengar pertanyaan yang spontan tersebut, seperti yang di harapkan dari keturunan keluarga kusuma, dia benar-benar jago dalam menganalisis sesuatu.
"Emm... papi tidak.. " ucapannya terhenti saat melihat tatapan tajam dari sang keponakan, perlahan ia menghilangkan ketegangan di wajahnya dan menghela nafas dalam, sepertinya dia tidak bisa membohongi pemuda di depannya ini pikirnya.
"Ha~.... sudah lama sekali. " ucapnya dengan suara yang kecil, namun karena semua orang sekarang terdiam ingin tahu pembahasan mereka, tentu saja suara sekecil apapun dapat di dengar dengan jelas.
"sejak kapan pi? " lagi Devano bertanya dia belum puas tentu saja dia harus memastikan sesuatu.
"sejak dulu, saat kita masih sama-sama muda. " nada ucapannya terdengar bergetar, tidak seperti biasanya dia merasakan desakan dari aura yang di keluarkan oleh Devano.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO HANGGARA
LosoweGa pinter bikin, deskripsi kalo minat silahkan baca dan komen nya yg tertib Terima kasih