[5] : Everyone Has Afraid

83 25 6
                                    

Keesokan malamnya, Chaeyoung kembali pergi ke pusat keramaian seperti kemarin. Tentunya karena Jennie, Chaeyoung ingin melihat dan mendengar secara langsung gadis itu bernyanyi dengan memainkan gitar miliknya.

Seperti biasa, suara Jennie yang bagus mengundang banyak orang untuk memberikan uang mereka dan setelah Jennie menyelesaikan satu lagunya, Chaeyoung langsung menghampiri gadis itu dengan wajah tengil, seolah ingin meledek Jennie.

"Bagaimana? Gitarnya baguskan? Saat kita sudah menjadi band, kau bisa menjadi lead vokal dan juga gitaris."

Jennie tersenyum mendengar tawaran Chaeyoung, "aku tidak berniat untuk ikut didalam band yang kau buat, aku sibuk."

"Tapi kau terikat janji denganku." Menyebalkan, Jennie mendengus setelah Chaeyoung mengatakan ini. Apalagi saat melihat Chaeyoung menaik-turunkan alisnya untuk mengejek. Itu sangat menyebalkan.

"Memangnya band yang kau bentuk itu untuk apa? Jika hanya sekedar bersenang-senang, aku tidak mau."

"Aniyo." Chaeyoung langsung membantah ucapan Jennie, "aku membentuk band karena sebuah kompetisi yang aku lihat di internet."

"Mwo?" Jennie tiba-tiba merasa tertarik.

Chaeyoung mengangguk, "ya," katanya, gadis itu tampak ingin menjelaskan sesuatu namun terlihat ragu, "dulu aku sangat suka musik jadi setelah aku sembuh aku memutuskan untuk kembali belajar musik. Dan tiba-tiba aku menemukan kompetisi dengan hadiah yang fantastis jadi aku memutuskan untuk mendaftar, karena tidak memperhatikan syaratnya aku jadi terkena masalah."

"Apa syaratnya?" Jennie bertanya, selepas mendengar cerita Chaeyoung dengan saksama.

"Mereka tidak membuka kompetisi untuk solois melainkan dalam bentuk band, karena terlanjur mendaftar aku harus ikut kompetisinya dan jika tidak aku harus membayar denda karena mundur dari kompetensi," jelas Chaeyoung yang diakhiri sebuah cengengesan, yang mana itu membuat Jennie mengumpat.

Anak ini bodoh atau bagaimana sih.

Jennie menghela nafas, bingung harus mengatakan apa kepada Chaeyoung. Rasanya gadis itu hanya ingin mengumpat kepada Chaeyoung, merutuki kebodohannya.

Namun itu tidak ia lakukan, Jennie justru mengemasi gitar Chaeyoung kedalam tas gitar dan menggulung semua uang dari hasil mengamen malam ini dan disimpan kedalam kantong jaketnya. Lalu keduanya berjalan beriringan menuju jalan pulang, disanalah Jennie mendengarkan cerita Chaeyoung.

"Bukankah kau mengajakku untuk bergabung setahun yang lalu, jadi kapan kompetisi itu berlangsung?" Jennie bertanya karena merasa janggal dengan cerita Chaeyoung.

Gadis blonde itu menyengir kikuk dengan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, "sebenarnya dulu aku mengajakmu agar bisa ikut kompetisi disekolah," akunya.

"Mwo?" Jennie terkejut, merasa dibohongi oleh gadis itu.

"TAPI AKU TIDAK BOHONG." Chaeyoung langsung mengegas kalimatnya agar Jennie mendengar penjelasannya lebih dulu, "sekolahku selalu mengikuti kompetisi musik setiap semesternya namun semester ini aku tidak ikut lagi karena tidak memiliki band, karena kesal aku mencari kompetisi sendiri saja dan mendaftarkan bandku."

"YAKK!!" Jennie berteriak kesal, sangat kesal. Chaeyoung benar-benar bodoh dan sangat bodoh.

"Kenapa unnie berteriak?" Chaeyoung merasa malu karena semua orang melihat kearah mereka sekarang.

"Apa kau tidak berfikir dua kali untuk merepotkan dirimu? Kenapa kau begitu bodoh untuk melibatkan dirimu dalam masalah."

"Untuk apa menyesalinya, unnie? Aku punya solusi, ada kau disini, suaramu bagus, kau juga pintar rap dan bermain gitar, bukankah kita berdua merupakan kombinasi yang luar biasa."

Chaeyoung: Everyone Has a Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang