[7]: Everyone Has Pain

135 25 5
                                    

Mereka bertiga bertemu, berkumpul didepan rumah Jennie. Cerita awalnya tidak seperti mereka melakukan sebuah janji untuk bertemu melainkan Chaeyoung yang langsung menyeret Lisa untuk pergi menemui Jennie dan gadis berperawakan mirip kucing itu enggan membuat kedua pembuat onar itu masuk kedalam rumahnya.

"Ada apa?" Ketus Jennie, wajahnya tidak senang jika Chaeyoung dan Lisa datang menemuinya sore ini, itu membuat aktivitasnya terganggu.

"Lisa akan bergabung dengan kita," ujar Chaeyoung tanpa basa-basi, "dia akan menganti gitar milikmu dengan membantu kita memenangkan kompetisi itu."

Benarkah? Mendengarnya membuat Jennie sedikit ragu, apalagi dari seri tampilan Lisa tampak seperti tidak pandai bermain musik.

Lisa berdecak kesal, "kenapa menatapku seperti itu, kau meragukan aku ya. Cih!!"

"Aku tidak mau dia bergabung dengan kita," putus Jennie membuat mata Chaeyoung membulat karena terkejut.

"Wae?" Chaeyoung sedikit tidak terima, menurutnya Lisa memiliki potensi besar, "bukankah kita perlu dua orang lagi untuk membentuk sebuah band."

"Siapapun itu aku setuju selain temanmu itu. Kau mengerti bahasaku kan? Kalau begitu aku pamit!!" Jennie berangsur pergi meninggalkan mereka berdua begitu saja dalam keadaan Chaeyoung yang melongo dan Lisa yang kesal karena diremehkan.

"Memangnya siapa siapa yang mau bergabung dengan band bodohmu." Lisa mengumpat setelahnya melihat kearah Chaeyoung, "yak! Chaeyoung. Setelah ini jangan cari aku lagi! Kau paham bahasa manusia kan, aku permisi."

Apa-apaan itu. Chaeyoung semakin melongo, mereka berdua sama saja.

Tapi.

Jangan pikir Chaeyoung menerima situasi saat ini, lihat saja kedepannya jangan sebut ia Chaeyoung jika tidak bisa menyatukan Jennie dan Lisa.

Ingat itu baik-baik karena Chaeyoung sudah bertekat dalam dirinya.

Tapi.

Sebelum ia melakukan sesuatu bisakah Chaeyoung mengisi perutnya dulu, saat ini semua cacing didalam perutnya sudah berdemo untuk ingin diberi makan.

Chaeyoung harus segera pulang untuk menyantap makan siangnya yang terlambat.

...

"Kenapa lama sekali dirumah sakit, bukankah kau bilang hanya ingin menjenguk gadis itu?"

Chaeyoung menyengir dengan makanan yang masih ada didalam mulut, tangannya meletakkan sumpit dan bergerak membentuk isyarat, "aku pergi menemui anaknya paman Marco, aku berencana untuk menjadikannya anggota bandku."

Duduk berdua diatas meja makan sembari menyantap makan siang di sore hari, Hyeon mengajak putrinya ini untuk berbincang.

"Kalian berteman sekarang? Sejak kapan?"

Chaeyoung menaikkan bahunya, "tidak tahu, kami tidak pernah bersepakat untuk menjadi teman. Begitu juga Jennie unnie, tapi aku mengajak mereka untuk masuk kedalam bandku untuk sebuah kompetisi agar aku mendapatkan uang. Mungkin aku terlalu egois." Hyeon terdiam sesaat setelah Chaeyoung mengungkapkan hal ini.

Chaeyoung pun kembali fokus pada makanannya, seolah agar Hyeon tidak melihat ada raut kesedihan diwajahnya namun terlambat, seorang ibu pasti menyadari itu lebih dulu.

"Chaeyoung!!" Hyeon mengetuk meja dihadapan wajah putrinya itu, mengalihkan kembali perhatian Chaeyoung kepadanya.

"Eomma mengenalmu sejak kau lahir. Kau pasti memiliki alasan lain ingin masuk kedalam hidup mereka, semua hal terjadi diluar kendali manusia dan eomma tahu kau tidak pernah egois." Chaeyoung termenung memikirkan itu dan entahlah, mungkin Hyeon ada benarnya.

Chaeyoung: Everyone Has a Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang