8

110 8 0
                                    

Hyunjin sekarang sedang berbaring di atas sofa dengan tv yang menampilkan film action di depan nya.

Namun Bangchan berdiri di depan tv dan menutupi film yang sedang tayang.

Sedari tadi ucapan sang kekasih di acuhkan. Siapa yang tidak kesal jika pacar masih menyimpan nomor mantan.

Chan berusaha menarik perhatian hyunjin, tetapi hyunjin sama sekali tidak peduli dengan keberadaan nya. Saat ini hyunjin sangat marah kepada Chan.

"Jinnie aku minta maaf. Bukan bermaksud mau simpan nomor dia"

Hyunjin masih tetap tidak peduli terhadap ucapan ucapan yang di lontarkan Chan.

Tangan hyunjin di usap lembut oleh bangchan, tatapan sang dominan terlihat sayu. Namun, hyunjin masih diam.

"My bad, kamu boleh pukul aku atau marahin aku bebas. Aku gabisa kalo kamu diem kayak gini" Bangchan menarik tangan hyunjin menuju dada nya.

"I'm sorry, don't be silent like this" lanjut Chan.

Hyunjin yang jengah langsung meninggalkan Chan menuju kamar. Jelas sekali Chan semakin panik karena hyunjin sepertinya marah besar.

"Hyunjin dengerin aku dulu jangan kayak gini" Teriak Bangchan setelah mendengar pintu kamar ditutup keras.

Ketukan pintu mulai terdengar di telinga hyunjin. Ketukan tersebut tidaklah santai melainkan terburu buru.

"Aku bukan mau simpan nomor Rachel, tapi waktu itu handphone aku hilang dan dia yang nemuin" Bangchan berusaha menjelaskan secara perlahan agar tidak ada salah paham.

"Sehabis itu dia minta nomor aku, aku ga enak nolak nya jinnie karena dia yang nemuin handphone aku" Bangchan melanjutkan ucapan nya.

"Aku ga pernah chat dia, telfon atau apapun itu yang ada di pikiran kamu sayang. Aku simpan nomor dia doang ga lebih, maaf buat kamu salah paham" tangisan Chan sepertinya akan pecah sebentar lagi, bibir nya mulai bergetar.

Kunci mulai berputar seiring dengan pintu yang terbuka, terlihat hyunjin menutup wajah yang berlinang air mata.

Dia berpikir bahwa sangat jahat membiarkan Chan kebingungan sendirian. Hyunjin merasa sangat bersalah karena tidak mendengarkan penjelasan yang lebih tua terlebih dahulu.

"Maaf Chan" Tangisan hyunjin mulai terdengar kencang. Dengan sigap Chan langsung memeluk nya dan mengusap sayang Surai rambut hyunjin.

Dada Chan sudah mulai terasa basah karena hyunjin. Yang lebih tua masih berusaha untuk menenangkan. Hyunjin menangis semakin kencang sampai sesegukan.

"Gapapa jinnie astagaa. Udah ya gausah nangis sayang" masih belum ada jawaban dari hyunjin.

Bangchan mulai kebingungan karena pacar nya tidak berhenti menangis sedari tadi. Di usap punggung hyunjin agar tangis nya cepat mereda.

"Aku yang salah jinnie kenapa kamu yang nangis?" Tanya Chan bingung.

"Gatau" Hyunjin menjawab dengan ketus.

Tak berselang lama akhirnya tangisan hyunjin berhenti. Wajah muram nya berubah menjadi galak. Ternyata Hwang hyunjin sudah kembali.

Membuat Bangchan yang melihat kaget karena perubahan ekspresi yang sangat tiba tiba itu.

Alis Chan mulai terangkat karena bingung. Hyunjin sedang mengatur nafas dan juga mengatur kata kata.

"Kalau di pikir pikir, setiap ada yang tolong kamu, akan kamu kasih imbalan ya?" Ujar hyunjin sambil mengetuk dagu nya.

"Iya, sebagai ucapan terimakasih"

"Wah ga heran kalau banyak yang punya nomor kamu. pantes aja sering ada spam telfon dari orang orang yang kamu sendiri aja ga tau" Mata hyunjin mulai memincing tidak suka.

"Kok kamu tau? Hebat" Chan mulai bertepuk tangan.

Hyunjin menatap Bangchan tak percaya. Jawaban bodoh macam apa itu yang keluar dari mulut Chan.

"Chan, kamu ngerti ga sih kalau nomor telfon itu privasi?"

"Tapi setiap aku tanya mau apa sebagai ucapan terimakasih mereka jawab nomor telfon" Hyunjin memijat kening nya tak habis pikir, sejak kapan Chan menjadi pria yang polos seperti ini.

"Sejak kapan kamu jadi bod.."

Belum selesai hyunjin menyelesaikan ucapan nya, Bibir Chan sudah terlebih dahulu mendarat di bibir milik hyunjin.

Chan mengecup bibir hyunjin dan sedikit melumat nya agar yang lebih muda diam.

"Chan!!!" Teriak yang lebih muda setelah tautan terlepas.

"Iya aku hapus semua nomor nya ya sayang"

"Bagus kalo gitu, kamu jangan koleksi nomor gitu. Terutama nomor mantan kamu!" Marah hyunjin yang lagi lagi membuat Chan terkekeh gemas karena tingkah nya.

Bangchan mulai mengambil handphone dan menghapus nomor yang tidak penting. Hingga hanya tersisa beberapa kontak.

Hyunjin yang melihat itu semua langsung tersenyum bangga, ia merasa senang karena Chan sangat amat pengertian.

"Kamu ga perlu khawatir hyunjin. Mau bagaimanapun kamu tetap satu satunya, ga perlu berusaha keras seperti yang lain kamu udah pasti spesial di mata aku"

Pelukan hangat mulai dirasakan oleh hyunjin di sertai senyum yang merekah.



[1] boyfriend chanjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang