Dua hari kemudian di Tokyo university
Disebuah ruangan kelas yang terlihat seorang dosen sedang mengajar para mahasiswa yang hadir dikelasnya.
Tepat dibangku belakang seorang mahasiswa berambut biru terlihat terus menatap layar ponselnya.
"Mel"
"Mel"
"Himmel"
"HIMMEL!!!"
Tampak dosennya sudah beberapa kali memanggilnya tetap saja ia menghiraukannya.
"Ya pak?"
"Jangan pernah melamun di kelas saya!"
"Saya minta maaf pak"
"Sebagai hukuman jawab pertanyaan dipapan tulis ini" dosen tersebut menunjukkan soal yang harus Himmel kerjakan.
Himmel bangkit dari kursinya dan menuju papan tulis untuk mengerjakan soal yang ada dipapan.
Tentu Himmel menjawabnya dengan mudah mengingat ia salah satu dari Siwa berprestasi di kampusnya.
"Sudah pak" lalu dosen tersebut mengecek jawaban Himmel dan jawabannya benar.
"Silahkan kembali ke tempat duduk mu dan jangan pernah kamu ulangi lagi sikapmu tadi"
"Baik pak, sekali lagi saya minta maaf"
Setelah meminta maaf Himmel kembali ke tempat duduknya dan disambut oleh teman-temannya.
"Yo bro! Lagi ada masalah apa sampai melamun dikelas? Padahal lu tahukan kalau dosennya itu killer" tanya salah satu teman Himmel dengan suara kecil agar tidak terdengar oleh dosen.
"Enggak ada" jawab Himmel dengan nada cueknya.
"Jangan-jangan lu udah punya pacar?!"
"Masa?"
"Yang bener aja"
"Habisnya apa lagi yang membuat seorang Himmel murid berprestasi di kampus yang biasanya tersenyum seperti matahari sekarang jadi seperti planet Uranus yang dinginnya minta ampun"
"Bener juga" para teman Himmel terus berbicara mengenai perubahan sikap Himmel hari ini dengan suara yang cukup keras.
"YANG DIBELAKANG JANGAN MENGOBROL TERUS!!!" Dosen membentak mereka semua.
Dibilang berhasil? Oh tentu saja berhasil semua murid yang ada dikelas langsung terdiam seribu kata bahkan untuk sekarang menoleh selain papan tulis saja hampir tidak mungkin.
Setelah kelas mulai kembali ke suasana awal dan kelas Dosen mereka hampir selesai, Dosen yang sudah menyelesaikan materi menatap kearah mahasiswa nya dan berkata.
"Sebagai hukuman karena tidak menghargai saya yang ada didepan, besok saat kelas saya dimulai saya minta kalian mengumpulkan materi yang saya jelaskan hari ini dalam bentuk tulisan tangan. Mengerti!?"
"Mengerti pak!"
"Sudah itu saja untuk hari ini, silahkan bubar" dan kelas pun bubar setelah dosen mereka keluar dari kelas.
"Nooo, gue lupa rekam materi tadi!!"
"Gue ada janji lagi hari ini, harus dibatalin dong"
"Yah, padahal gue mau santai di asrama kok malah dapet tugas sih"
"Kenapa harus tulis tangan coba!?"
"Huhuhu tamat sudah tanganku nanti, mana tadi pak dosen ngejelasin materinya banyak lagi"
Semua mahasiswa saling mengeluarkan keluh kesah mereka atas tugas yang diberikan oleh dosen mereka.
Salah siapa coba, udah tahu dosennya killer tetep aja rame pas dijelasin materi.

KAMU SEDANG MEMBACA
// Can I Tell You My Feelings? //
FanfictionFrieren terlahir kembali ke masa depan sebagai manusia. Memiliki ingatan dimasa lalu membuat Frieren memutuskan untuk berubah dan menikmati hidupnya sebagai manusia biasa. . . . . . . Disclaimer‼️‼️ Novel ini tidak mengikuti alur dari manga dan anim...