2

392 49 3
                                    

Himmel"
.


.
.



.
.
.


.
.
.
.

.
.
.
.
.



POV

Himmel cinta pertamaku di kehidupanku yang sebelumnya.

Aku sudah pernah melihatnya mati dan itu benar-benar melukai hatiku, mungkin jika saja dulu aku bukan elf aku akan mengerti berapa lama waktu yang aku habiskan.

Tapi waktu tak bisa ku ulangi lagi, setidaknya aku senang karena ia terlahir kembali di zaman ini.

Aku akan membalas semua kebaikan dan perlindungannya yang pernah dia lakukan di kehidupanku yang sebelumnya.

POV end

"Frieren-san?"

"Ah maaf aku sepertinya masih mabuk, jadi maafkan aku karena kurang fokus"

"Mabuk? Jangan bilang, Frieren-san minum lagi dengan pamanmu?!"

"Mau bagaimana lagi? Selama dia memenuhi syarat dariku, aku akan ikut minum"

"Haish, Frieren-san benar-benar keras kepala"

Saat itu pun tatapan Frieren tertuju kepada sebuah daun kecil yang menempel di kepala Himmel.

"Nee Himmel"

"Hai?"

"Sepertinya ada daun yang menempel diatas rambutmu" kata Frieren sambil menunjuk ke arah rambut Himmel.

"Eh, Benarkah?"

Frieren dengan cepat mengambil onigiri itu tanpa disadari oleh Himmel yang masih asik mengacak-acak rambutnya.

Setelah merasa rambutnya bersih dan merapikan kembali rambutnya, Himmel mengulurkan tangannya yang ingin mengambil onigiri tersentak karena onigiri yang berada di rak telah hilang dan ia menyadari bahwa Frieren telah pergi menuju kasir.

"Frieren-san jangan ambil onigiri ku!"

Frieren tersenyum tanda bahwa dia menang karena berhasil mendapatkan onigiri tersebut.

Melihat senyuman itu Himmel sedikit emosi karena ia lagi-lagi dijahili oleh Frieren.

Terlihat Frieren dengan sedikit terburu-buru segera membayar belanjaannya dan pergi dari toserba itu meninggalkan Himmel yang masih terlihat kesal karena onigiri tersebut berhasil ia dapatkan.

Himmel dengan segera mengambil sandwich buah dan susu lalu mengejar Frieren yang telah menyelesaikan pembayaran nya di kasir.

Setelah membayar belanjaannya, Himmel segera keluar dari toserba untuk mengejar Frieren.

Yang mengejutkan ternyata Frieren hanya duduk di kursi didepan toserba.

Sang empu yang dikejar dengan santainya menyeruput minuman kalengnya (yang entah sejak kapan minuman itu telah diambil), tanpa rasa bersalah karena membuat anak orang emosi.

"Frieren-san kenapa kamu suka menjahili ku sih?, hiks....aku jadi kehilangan onigiri kesukaan ku" lalu ia menundukkan kepalanya dan terlihat beberapa bulir air mata telah keluar dari kelopak matanya.

Frieren yang menyadari sudah membuat orang didepannya menangis ia segera membuka kantong belanjaannya dan mengeluarkan onigiri yang ia ambil setelah berhasil mengelabuhi Himmel.

Kemudian ia membuka bungkus onigirinya dan membagi dua onigiri tersebut.

"Nih, jangan nangis lagi kamu sudah besar bukan anak kecil lagi"

// Can I Tell You My Feelings? //Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang