Chapter 2

614 70 66
                                    

Setelah mengusir si gadis kumuh dari dalam ruangannya, Heaven bangkit kembali dari tempat tidur dan melangkah menuju rak buku di sudut kanan ranjang.

Ia menarik salah satu buku dan..

Ssrrttttt..

Rak berukuran 120x210 cm  itu bergeser dan langsung digantikan oleh sebuah pintu lift.

Ting..

Heaven memasuki kotak berjalan itu dan menekan angka 5.

Ting..

Beberapa detik setelah ia menekan, kotak itu bergerak turun untuk mengantarkan sang tuan pada tujuan.

Tap..

Tap..

Tap..

Suara langkah kaki menggema di sepanjang koridor lantai lima membuat pupil seorang laki-laki yang sedang terduduk di kursi kayu dengan kaki dan tangan terikat langsung bergerak waspada.

Wajahnya dipenuhi lebam sedang mulutnya tersumpal oleh sebuah sapu tangan, tubuhnya dibanjiri keringat dan terbalut sayatan.

Krieeettt..

Pintu kayu berwarna hitam itu akhirnya berdenyit, secercah cahaya masuk melalui celah pintu, menabrak wajah berantakan laki-laki di dalam sana.

"Nite hunting dog.."

Suara tajam Heaven mengalun di ruang kosong penuh debu itu, sudut mata sang tawanan menatap penuh dendam meski napasnya sudah di ujung tanduk membuat Heaven terkekeh geli.

"Aku sangat suka tatapan itu.."

Ia memutari tubuh lemah itu sebelum kemudian berhenti tepat di belakangnya, Heaven sedikit merunduk untuk mensejajarkan bibir tipisnya dengan daun telinga sang tawanan.

"Aku akan mengambil dan mengawetkannya bersamaan dengan satu lengan mu nanti.."

Bisiknya begitu halus membuat siapa pun akan meremang.

"Tapi sebelum aku memajangnya.."

Heaven kembali menegakkan punggung dan berjalan ke hadapan laki-laki itu.

"Aku ingin tau tangan yang mana?.."

"Hhmmpphh.."

"Apa?.."

Heaven mengernyit dan mendekatkan telinganya pada sang tawanan sebelum kemudian tersadar.

"Aahhh.. mulutmu, aku lupa kalau mulutmu sedang tersumpal.."

Heaven terkekeh sembari menarik sapu tangan kecil yang menyumpal mulut laki-laki itu.

"Aahh.. hhhaahh.."

"That's good.. sekarang beritau aku.. tangan mana yang sudah berani menyentuh gadis ku Lee Geonu?.."

Yang ditanya hanya menyeringai, dengan gemetar ia condongkan tubuh berantakannya pada Heaven kemudian menggumam.

"Just go ask that bitch!!.."

Rahang Heaven langsung mengeras, ia mengepalkan tangan dan..

BUGH!!..

BRAKK!!..

"Uhuk.. uhukk.."

Kursi kayu jatuh bersamaan dengan laki-laki di atasnya, darah segar langsung mengalir deras dari sudut bibirnya.

Tapi yang terjadi adalah, Geonu malah tertawa keras memamerkan mulut merahnya, benar-benar tidak ada setitik rasa takut pun yang tergambar di wajah laki-laki muda itu.

Il Loro Ciclo Di Vita || ILCiDiVi || SunSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang