Restuuu

59 10 0
                                    

Sesampainya mereka berdua di apartment Aamon.

"Apakah masih sakit?" Tanya Aamon khawatir.
Natan menjawab dengan gelengan saja.
"Aamon aku mau tanya boleh?" Ucap Natan pelan.
"Tentu saja"
"Kamu tunangan Cici?" Tanya Natan sambil menatap serius mata Aamon.

Mendengar pertanyaan Natan, Aamon terkejut dan bingung untuk menjawab apa.

"Jadi bener yah?" Ucap Natan lirih.
"Tidak, dia bukan tunangan ku" balas Aamon cepat.
"Kenapa kau tidak langsung menjawab nya jika bukan?" Tanya Natan yang kemudian mendapatkan keheningan dari jawaban Aamon.

Natan hanya menghela nafas panjang lalu ia memutuskan untuk tidur saja.

Aamon tersadar dari lamunannya dan menyadari kalau Natan tidak ada disampingnya, ia mencari sekeliling yang ternyata Natan sedang tertidur dikasur miliknya.

"Dia bukan tunanganku, aku menolak pertunangan itu namun ibuku akan menyetujuinya jika aku mendapatkan kekasih yang ia juga sukai. Aku mohon jangan tinggalkan aku ya?" Jelas Aamon sedih sambil mengelus rambut Natan dan menatap pria berambut melawan gravitasi itu dengan tatapan sayu.

Skip beberapa jam kemudian.

Aamon tertidur dengan posisi disebelah Natan menghadap ketubuh Natan.

"Ughhh" lenguhan kecil keluar dari bibir kenyal Natan.

Ia melihat dan memperhatikan Aamon yang sedang tertidur "tampan" lirih Natan.

Setelah memperhatikan wajah Aamon, Natan memutuskan untuk memasak makanan untuknya juga Aamon.

Saat Natan sedang memasak makanan tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang yang membuat ia terkejut lalu menoleh kebelakang, "Mon...."lirih Natan saat ia tau siapa yang memeluknya.

"Natan kamu mau gak ketemu ibu aku? Supaya tunangan aku dengan Cici dibatalkan" ucap Aamon yang masih memeluk Natan dari belakang.

"Jadi kau benar-benar tunangan Cici?" Tanya Natan yang kemudian ia mematikan kompor dan memutar badannya.

Kini Aamon dan Natan berhadap-hadapan dengan tangan Aamon yang masih melingkar di pinggang Natan.

"Ibuku akan membatalkan tunangan itu jika aku memiliki kekasih yang ia juga sukai" ungkap Aamon dan dibalas anggukan oleh Natan.

Natan meminta Aamon untuk melepaskan pelukannya namun Aamon menolak dengan alasan ia masih ingin memeluk Natan karena hangat.

Setelah beberapa menit Aamon memeluk Natan, Natan kesal akhirnya ia memukul kepala Aamon dan menyuruh Aamon duduk untuk makan.

Skip malam harinya.

"Natan?" Panggil Aamon yang bingung kenapa Natan lama sekali mengganti pakaiannya.

Natan keluar dengan pakaian yang dipilih oleh Aamon sebenarnya itu sangat cocok untuk Natan namun ia tidak percaya diri.

Mereka berdua sudah memutuskan untuk datang ke rumah Aamon atau lebih tepatnya untuk menemui ibu Aamon.

Sesampainya di sana Natan dan Aamon masuk kedalam rumah tersebut dengan Aamon yang menggandeng tangan Natan, seolah ia tidak ingin Natan pergi darinya.

POV NATAN

Saat aku dan Aamon masuk aku bisa melihat ada gusion, Melissa dan seorang wanita paruh baya yang duduk diatas sofa.

Aku sejujurnya takut, aku takut ibu Aamon tidak menyukaiku, aku takut Aamon meninggalkan ku, aku tidak punya siapa-siapa lagi walaupun aku masih memiliki orang tua.

Namun hanya Aamon lah yang benar-benar membuatku nyaman dan aku merasa kalau ialah rumah bagiku.

Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan jika Aamon memang harus meninggalkan ku.

Aamon menarikku dan menghampiri wanita paruh baya, gusion dan Melissa.

Aku dapat melihat kalau tatapan wanita paruh baya tersebut seperti tidak menyukaiku.

"Mom dia kekasihku, jadi tolong batalkan tunangan itu!" Ucap Aamon kepada wanita paruh baya tersebut.

"Kamu" panggil wanita paruh baya tersebut kepadaku, jujur saja aku sangat takut namun Aamon meyakinkan diriku untuk jangan takut.

POV NATAN END

"Kamu ikut saya kedapur" ajak wanita paruh baya tersebut kepada Natan.

Kemudian wanita itu berjalan menuju dapur dan diikuti oleh Natan.

"Oma Valen aku pulang yahhh!!" Teriak Melissa yang kemudian ia pergi tanpa menunggu jawaban dari Omanya.

"Bang mommy kok bawa Natan kedapur?" Tanya gusion bingung dan dibalas gelengan oleh Aamon.

Disisi Natan

"Kamu bisa masak apa saja?" Tanya wanita tersebut kepada Natan sambil menatap Natan serius.

"Aku tergantung bahan-bahannya tan" balas Natan jujur. "Baiklah kamu buatkan saya makanan dengan bahan-bahan yang ada di kulkas itu" ucap nya sambil menunjuk sebuah kulkas yang berukuran sedang.

Natan mengangguk lalu kemudian ia berjalan menuju kulkas tersebut untuk melihat bahan-bahannya, sedangkan wanita paruh baya tadi duduk dikursi makan.

Beberapa menit kemudian Natan menyajikan beberapa menu makanan sehat dan lezat.

Wanita itu mulai mencicipi masakan yang Natan masak.

Aamon dan gusion yang sudah bosan pun datang kedapur dan melihat sang mommy mereka sedang mencicipi masakan Natan.

"Hmm.....enak selamat Aamon saya akan membatalkan tunanganmu dengan Cici" ucap wanita itu.

Mendengar hal tersebut Aamon dan gusion hanya mengangguk sedangkan Natan terkejut.

"Kamu kemari lah" panggil wanita tersebut kepada Natan.

Natan menghampiri wanita paruh baya tersebut.

"Nama saya Valentina kamu mulai sekarang panggil saya mommy juga ya, oh iya saya juga minta maaf kalau tadi saya membuat mu ketakutan" ucap Valentina sambil tersenyum.

"Aamon kau bawa menantuku kekamar mu sana, saya ingin menghabiskan makanan ini" ucap Valentina yang kemudian diangguki oleh Aamon.

Aamon dan Natan pergi menuju kamar milik Aamon, yang tersisa hanyalah gusion dan Valentina.

"Gimana mom?? Calon kakak ipar jago banget masakkan???" Goda gusion.
"Iya baiklah mommy kalah taruhan dengan mu jadi kau mau apa?" Tanya Valentina.
"Aku Handphone baru!!"
"Untuk apa handphone baru?"
"Tentu saja handphone baru untuk bermain game sedangkan yang lama untuk keperluan belajar" jelas gusion.

Bersambung

Sorry ya kalau kaga nyambung 😁😁😁

Makasih yang udah baca 💐 💐
Nanti lagi deh up nya

Part selanjutnya itu💋💋💋
Oke??
Bagi yang paham ajahhh
Jangan terlalu berharap yah, karena berharap secara berlebihan itu sakit, apalagi kalau hasilnya tidak sesuai ekspektasi behhh😭😭

Babayyyyyy✨

My Love (Aana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang