Chapter 4🌹

144 113 22
                                    

Lidya dengan keadaan yang masih pingsan di bawa kerumah nenek nya untuk di baringkan di kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lidya dengan keadaan yang masih pingsan di bawa kerumah nenek nya untuk di baringkan di kasur. Nenek Lidya yang melihat Lidya pingsan sangat khawatir, ia tidak ingin cucu kesayangannya kenapa-napa. Mereka semua hanya bisa menunggu di samping Lidya sampai ia sadar kembali.

"Ada apa dengan Lidya?" tanya nenek sangat khawatir.

"Susah jelasin nya," jawab Yana.

"Dimudahkan biar gak susah," sahut Jay sambil bermain game bersama Farel.

"Kami sempat mendengar Lidya berteriak, lalu. Saat kami datang ia sudah pingsan." Rivan menjelaskan kejadian nya secara singkat.

"Kalian kalau main hati-hati dan jangan jauh -jauh." Ucap nenek dengan lemah lembut

"Lagian kenapa, tuh. Anak bisa masuk kedalam hutan bukan nya tadi sama kamu Riv?" tanya Nisa.

Rivan terdiam sejenak, ia merasa dirinya salah tidak menemani Lidya berjalan-jalan, jika saja ia menemani Lidya mungkin saja kejadian ini tidak bakalan terjadi.

"Rivan ini bukan salah mu, lagian, tuh. anak semuanya pengen di explore," ucap Yana yang mengerti apa yang sedang di pikirkan Rivan.

"Benar kata Yana. Lagian anak kayak Lidya gak bakalan metong cepat dia aja pernah minum baygon," sahut Jay sambil bermain game bersama Farel.

"Lidya pernah minum baygon?" tanya Rivan yang bingung dengan ucapan Jay.

"Itu gak sengaja kesemprot ke mulutnya," jawab Yana.

"Untung gak mati," timpal Ikshan.

"Paling Lidya cuman kecapean." Ucap nenek.

"ANJ*NG!" umpat Jay. Semuanya jadi sangat terkejut mendengar perkataan Jay.

"Jangan main game kalau toxic!" Ucap Nisa yang kesal.

PLAK!
PLAK!

Jay dan Farel mendapatkan pukulan dari Nisa yang langsung mendarat pas di kepala mereka berdua.

"Kenapa aku ikut dipukul juga?" tanya Farel tidak terima dirinya dipukul padahal dirinya tidak bersalah.

"Biar adil," jawab Nisa dengan nada ketus.

"Heh, jangan kasar kasar sama temannya," tegur nenek yang membuat Jay senang.

"Habisnya ngeselin, nek!" sahut Nisa kesal melihat ekspresi Jay yang senang ada pembelaan.

We Are The Same [One Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang