Chapter 8🌹

67 49 9
                                    

“Apa maksudnya mendapatkan kotak itu?” tanya Lidya yang tidak mengerti dengan apa yang dikatakan pak Xian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apa maksudnya mendapatkan kotak itu?” tanya Lidya yang tidak mengerti dengan apa yang dikatakan pak Xian.

“apakah kalian bertujuh bisa datang kesini pada jam 7 malam?” tanya pak Xian.

“tunggu sebentar kami akan diskusi dulu,” ucap Lidya yang langsung menarik teman-teman nya untuk membentuk sebuah lingkaran.

“Kalian bisa gak datang kesini nanti malam?” tanya Lidya dengan suara pelan.

“Aku sih bisa aja,” jawab Nisa yang memang selalu bisa pergi kapan saja selagi motornya tidak dipakai bapaknya jalan-jalan.

“Aku asal ada yang mau ngambilin oke aja sih,” ucap Jay.

“Jadi kalian setuju aja kan?” tanya Lidya.

Mereka semua pun menyetujui permintaan pak Xian untuk datang ke sungai pada jam 07 malam nanti.

“Kami setuju. Tapi, untuk apa kami datang kesini pada jam 07 malam?” tanya Lidya yang penasaran kenapa pak Xian menyuruh mereka datang ke sungai pada malam hari seperti itu.

“Akan ku jelaskan saat kalian sudah berkumpul nanti malam,” jawab pak Xian. Lalu, pergi pulang meninggalkan mereka.

“Aku suka petualangan,” ucap Lidya dengan bangga nya tanpa memikirkan bahaya apa yang akan terjadi nanti.

“Tapikan kita besok sekolah, memangnya gapapa kita pergi malam-malam begitu?” tanya Yana.

“Ingat Yana masa muda itu harus dinikmati jangan mikirin hal sulit terus seperti sekolah,” ucap Lidya yang masih dengan ekspresi bahagianya.

“Percaya gak kalau kita gak bakalan sesat?” tanya Ikshan kepada Farel.

“Gak sih,” jawab Farel.

“Eh, Lidya kan buta map kemungkinan besar kita tersesat,” sahut Jay sambil melipat tangan di depan dadanya.

“Dih kayak situ tau map aja,” celetuk Lidya.

Saat Jay ingin membalas perkataan Lidya, Nisa langsung menutup mulutnya agar tidak ada perdebatan diantara mereka.

“Apa mereka suka bertengkar?” tanya Rivan kepada Yana yang berdiri di sebelah kanan nya.

“Mereka itu tiada hari tanpa berdebat, kalau gak berdebat paling berkelahi,” jawab Yana.

“Bukankah laki-laki tidak boleh kasar kepada wanita.”

We Are The Same [One Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang