Charlista berjalan menuju café Sunshine untuk bertemu dengan teman-temannya. Karena kebetulan jarak café tersebut juga dekat dengan rumah Charlista, 10 menti sampe.
Saat Charlista sedang berjalan di pinggir jalan, tiba-tiba ada laki-laki remaja sedang mengendarai motor lalu menghalangi jalan Charlista setiap Charlista mengambil langkah.
Selama 30 detik Charlista di halangi. Akhirnya, Charlista membuka pembicaraan.
"Mau apa?" Tanya Charlista.
"Anak Universitas SouMu kan? Jurusan hukum?" Tanya laki-laki itu sambil nyengir. Ternyata itu teman kuliah Charlista. Mereka tidak pernah interaksi sebelumnya, tapi laki-laki itu sangat mengganggu dan usil.
"Iya, makannya minggir." Jawab Charlista singkat. Dengan nada yang datar dan muka yang tidak bereaksi apa-apa.
"Mau di anterin gak?" Laki-laki itu bertanya lagi kepada Charlista.
"Enggak." Jawab Charlista sembari meninggalkan dia, tetapi di halangi lagi menggunakan motor yang laki-laki itu kendarai.
"Ayolah, neng! Jangan nolak rezeki!"
Charlista menghela nafas, "Saya bukan nolak rezeki. Saya nolak kamu!" Seru Charlista, lebih tegas. Kembali mencoba meninggalkan dia tetapi di halangi lagi.
"Mau gak?" Rayu nya.
"Saya mau kamu minggir, atau mau saya tendang?" Ancam Charlista, masih dengan nada yang datar.
Laki-laki itu tertawa meremehkan, "Modelan neng mah lemah!" Ucap laki-laki itu meremehkan Charlista.
"Emangnya akang tau kalo saya lemah?" Charlista mulai kesal.
"Tau lah, emang nya neng berani nendang?"
Dan benar saja, tanpa lama Charlista langsung menendang ban motor milik laki-laki yang menggangu nya daritadi dengan kencang, dan akhirnya meninggalkan laki-laki itu sendirian.
Setelah beberapa menit, akhirnya Charlista sampai di café Sunshine, sedikit terlambat karena laki-laki yang mengganggu nya itu.
Charlista mengernyitkan dahi melihat café yang cukup ramai di jam 10 pagi itu. Untung aja Widya yang langsung menyadari kedatangan Charlista. Widya pun langsung mengajak nya duduk.
-Fim, Family!-
Setelah 15 menit, akhirnya Helena mengubah topik pembicaraan tersebut.
"Numpang nanya, Cha. Kok kamu telat sih?" Tanya Mira sembari meminum milkshake yang dia pesan.
"Iya, tumben loh!" Ucap Helena.
Charlista menghela napas.
"Tadi ada anak SouMu juga, daritadi ngeganggu gue, nawarin gue buat di anterin ke café sama dia. Gue tolak, tapi masih maksa terus ngeganggu, yaudah gue ancem dia kalo gamau minggir gue tendang. Eh gue di bilang lemah, jadi gue tendang ban motor nya kenceng-kenceng." Jelas Charlista.
Widya tertawa, "Nekat juga lu, Ta!"
"Terus siapa orangnya, Cha?" Mira ikutan bertanya.
Charlista mengedikkan bahunya, "Aku ga liat sih, tapi kayaknya dia orang yang pernah tempelin permen karet ke rambut nya Jenna waktu dulu dia SMA."
"Yang nempelin permen karet ke rambut nya Jenna?" Ulang Helena. Charlista mengangguk.
"Si Sammy?" Tanya Mira.
"Sammy?" Charlista.
"Sammy loh, yang dulu di SMA usil ba-"
"Udah gak usah di bahas lagi, anak bandel kayak begitu ngapain." Timpal Charlista.
"Yaudah, aku pesen grabcar dulu ya, kita siap-siap ke Trans Studio." Pinta Widya.
-Fim, Family!-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fim, Family! | LE SSERAFIM
Fanfiction"Keluarga Mikandra" That's our greatest weakness, but also our greatest strength. Ini tuh keluarga, bukan grup persahabatan.