Sudah terhitung satu minggu setelah Evelyn jatuh sakit flu. Ya, namanya Evelyn, susah di kasih tau.
"Vell! Minum obatnya!"
"GAK!, PAHIT BANGET ZEETOPIA DEMI APA!"
Sontak Zee memukul lengan Evelyn "KAMU GAK BOLEH BEGITU SAMA KAKAK KAMU!"
Sayup-sayup terdengar suara kericuhan dari kamar Evelyn. Iya, itu Zee yang sedang membujuk Evelyn untuk meminum obat.
Mendengar suara ocehan tersebut, Jenna dan Shani yang tengah sedang makan malam berdiri dari meja makan lalu beranjak menuju kamar Evelyn yang berisik itu.
Ngik....
Kali ini Jenna yang membukakan pintu dengan perlahan.
"Vel? Kamu kenapa?" Tanya Shani dengan lembut.
"Ini loh kak, daritadi udah aku bujukkin si Evelyn, ayo minum obatnya! Tapi Evelyn ngelunjak katanya pahit." Keluh Zee, sebagai perempuan yang pandai di bidang pengobatan, Zee lah yang bertanggungjawab jika ada anggota keluarga yang sakit.
"Zee, jangan ngomel-ngomel lah!" Celetuk Charlista yang sedang duduk di atas lemari seperti ular.
Saat ini, Jenna rasanya ingin resign dari tempat saja. Dia sudah muak dengan tingkah kakak dan adiknya.
Alangkah terkejutnya Shani saat menengokkan kepala dan sudah menemukan Charlista adik pertamanya itu yang memanjat untuk duduk di atas lemari.
"KAK CHAAARLIII!!!" Pekik Jenna yang kaget.
"CHA! TURUN GAK LO?!" Teriakan Shani membuat semua orang di ruangan itu badannya bergetar karena terkejut dengan teriakan Shani.
"Kursi dulu, mana?" Jawab Charlista santai.
"Kursi ada kok di meja belajar Evelyn, ambil aja." Ucap Zee yang tengah merapihkan obat-obatan.
"Oh, oke!"
"Turun lu, Cha! Norak banget dah!" Seru Jenna
"ELO YANG NORAK! DI KEBON PAKE BAJU IJO!" Ledek Charlista kembali. Sekarang, mereka sedang berbalas roasting.
"Udah, udah!" Lerai Shani, sangat sulit untuk meleraikan adik-adik nya itu.
Ini Shani yang tegur. Bukan Charlista bukan Zee. Seketika dua anak itu langsung berhenti berdebat.
Shani menghela nafasnya, "Udah, kalian keluar sana." Lirih Shani.
Karena tidak mau membuat kericuhan lagi, Jenna dan Charlista memilih untuk menuruti perintah kakak sulung nya itu.
Tak lama setelah Jenna & Charlista keluar dari kamar Evelyn, Evelyn malah curhat ke Shani, kakaknya.
"Kak Shann!! Ini Evelyn sakit bangett!! Mati rasa deh, tiap hari batuk bersin batuk bersin!" Keluh Evelyn.
"Itu sebabnya, kamu harus minum obat!" Celetuk Zee ke Evelyn sambil memberikan obat.
"GAKKKKK!" Tolak Evelyn.
"HEH VEL, Kalo kamu 1 bulan gak sembuh, itu bukan urusan Zee!" Ancam Zee.
Shani cukup terkejut dengan perkataan adik perempuannya itu, sangat jarang mendengar Zee ngomel-ngomel sampe begitu.
Tidak ada pilihan lain selain memberi nasehat kepada Zee.
"Zee, kan kamu sendiri yang pilih mau jadi dokter. Mulai sekarang, kamu harus latihan jadi dokter. Udah harus bisa kontrol emosi. Karena, kamu bakal ngadepin banyak pasien kayak begini." Nasehat Shani kepada Zee.
Zee jadi merasa bersalah lalu menundukkan kepalanya, "Iya, maaf kak." Lirih Zee.
Sementara Evelyn, anak paling muda itu hanya bisa tertawa melihat Zee yang di tegur Kak Shani.
Sekarang, Shani mengarah Evelyn, "Kamu juga Vel! Ini kan demi kebaikan sama kesehatan kamu. Masa kamu nolak buat sehat sih? Kan kamu mau sehat."
Evelyn mendesis, akhirnya, dia mau di beri obat.
"Oke deh, kak Zee, Kak Shani. Eve mau minum obat." Akhirnya, Evelyn mau juga.
"I-ini gak pahit pahit banget kan ya?" Tanya Evelyn ragu.
"Udah minum aja, Vel! Awal-awal memang pahit." Ucap Zee.
"Lama-lama?"
"MENDERITAA!"
-Fim, Family!-
Sementara itu si kediaman rumah Keluarga Greesel..
Michaella sedang fokus memasak cemilan untuk tamu yang akan datang sore ini.
Setelah membuat cemilan-cemilan, Michaella atau yang akrab dikenal sebagai Milla beralih ke blender untuk memasukkan buah-buahan.
Blender yang di nyalakan Milla membuat Harleen yang sedang menjahit boneka di meja makan menjadi kaget, pake banget.
"WOI! NYI BLARONG!" Seru Harleen kepada kakaknya itu.
"WOI!" Seru Harleen sekali lagi.
Akhirnya, Milla menengok kearah Harleen dengan tatapan bingung, "Oh, ada elu.. Sorry!" Ucap Milla singkat.
"Sorra sorry, aku itu lagi fokus benerin boneka! Kalo jadi figure gimana?" Harleen ngelunjak.
"Yeuhhh, lagian lu ngapain sih malah di situ?" Tanya Milla.
"Berisik, cabe-cabean!" Ejek Harleen.
"Yang namanya blender emang berisik. Gak bisa di silent!"
-Fim, Family!-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fim, Family! | LE SSERAFIM
Fanfiction"Keluarga Mikandra" That's our greatest weakness, but also our greatest strength. Ini tuh keluarga, bukan grup persahabatan.