Asa meringis merasakan sakit pada bokongnya bahkan buku-buku yang dia bawa sudah berhamburan dilantai. Dia menatap tajam pada sosok yang menabrak dirinya hingga terjatuh.
"Kak Asa."
Asa menatap tajam orang yang sudah membuatnya terjatuh.
"Perhatikan jalan mu, disini bukan hanya kau saja sebagai muridnya." ujar Asa dengan suara datarnya.
Rora menundukkan kepalanya tak berani menatap kakaknya yang menatap dirinya tajam.
"Maaf."
Asa menghiraukan ucapan Rora, dia lebih memilih merapikan buku yang berserakan dilantai.
Rora dengan gerakan cepatnya membantu Asa membereskan buku-buku yang berjatuhan karena ulahnya.
"Kemarikan."
Rora menggeleng "Aku akan membantu mu membawa buku-buku ini."
"Aku tidak membutuhkan bantuan anak pembawa sial seperti diri mu!"
Rora terdiam, hatinya sakit mendengar ucapan Asa sebisa mungkin dia menahan air matanya agar tidak terjatuh dihadapkan kakaknya.
"Aku akan tetap membantu mu."
Asa terlihat marah, dia menarik buku yang berada dalam pelukan adiknya namun sayang Rora malah menghindar darinya.
"Ayo jalan lebih dulu, aku akan mengikuti mu dari belakang." kata Rora sambil tersenyum manis pada kakaknya.
Asa berjalan cepat meninggalkan adiknya sendirian.
Rora sedikit berlari menyusul Asa yang berada di depannya, lalu tersenyum kecil melihat cara berjalan Asa
"Kaki mu itu pendek kakak, jadi secepat apa pun kau berjalan aku akan dengan mudah untuk meyusul mu."
Rora terkekeh dengan gumananya sendiri matanya masih tetap memperhatikan punggung Asa.
Tak lama mereka telah sampai di depan ruang guru, Asa berbalik menatap Rora yang baru saja sampai.
"Kemarikan." Rora tersenyum dia menyerah buku itu kepada kakaknya.
"Ini."
Asa dengan cepat menarik kasar buku itu lalu masuk ke dalam tanpa mengucap terimakasih pada Rora.
Rora terkekeh lucu dengan sikap kakaknya, dia sudah terbiasa dengan sikap Asa namun dia masih belum terbiasa dengan ucapan tajam Asa seperti tadi.
Cukup lama Rora menunggu Asa sampai akhirnya beberapa detik kemudian Asa keluar dari ruang itu.
"Kenapa kau masih disini?"
Lagi dan lagi Rora hanya memberikan senyum manis pada Asa, lalu dia merogoh saku celana olahraganya dan mengambil sesuatu dari sana.
"Ulurkan tangan mu."
Asa menggelengkan kepalanya atas permintaan dari Rora.
Rora menarik tangan kanan Asa hingga terulur ke depan, lalu dia menyerahkan benda yang dia ambil dari saku celananya tadi.
"Ini milik mu, aku menemukannya saat sedang menyapu halaman belakang rumah. Ini adalah benda kesayangan mu dan tentunya sangat berharga bagi mu jadi jangan sampai hilang lagi, karna belum tentu aku akan bisa menemukannya lagi nanti."
Asa masih terpaku dengan benda yang berada dalam genggamannya.
"Aku pergi dulu." kata Rora dan memeluk tubuh Asa sebentar lalu dia berlari menjauh dari Asa dengan perasaan senang.
Asa semakin terpaku saat Rora memeluk tubuhnya, dia menatap punggung Rora yang semakin menjauh dari pandangannya.
Asa tersenyum kecil melihat benda yang diberikan oleh Rora, dia sudah mencarinya selama beberapa hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH TAKDIR (Rorami)
Fanfiction"Pada akhirnya kau pergi meninggalkan aku sendiri, Rami." [ Rora ] "Aku tidak meninggalkanmu, aku ada di sini bersamamu." [ Rami ] ⚠ GxG AREA!! ⚠