// [Five] \\

467 71 11
                                    

"Menjauhlah dari ku Ramii!"

"Ahhh tidak mau kakak!"

Pharita berusaha menarik tangannya yang sedang dipeluk erat oleh Rami, bukan apa-apa hanya saja tanganya terasa pegal adiknya itu terus saja mendekati dirinya hingga membuatnya risih.

Plakk

"Aduhh..."

"Kenapa kau selalu memukul ku sih? Sakit tau." kesal Rami sambil mengelus keningnya yang dipukul oleh Pharita.

Pharita menarik tangannya dan berhasil "Aku sudah bilang untuk melepaskan tangan ku tapi kau tidak mau, ya sudah aku memukul mu."

"Ishh! Jahat sekali!"

Pharita tertawa lalu dia menarik tubuh adiknya ke pelukannya, dia mengusap-ngusap kening adiknya yang sudah dia pukul lalu mengecupnya dengan sayang.

"Maafkan aku."

"Emm." angguk Rami yang menyembunyikan wajahnya di dada sang kakak.

Rose dan Jisoo menggeleng pelan melihat tingkah kedua anaknya, padahal mereka tadi baru saja bertengkar karna selembar uang tapi sekarang mereka kembali saling menempel seperti prangko.

"Rami-ah nanti saat sampai di Korea, sepupu mu yang akan menjemput mu dibandara." ucap Jisoo.

"Siapa? Ahyeon?"

"Iya, dia juga akan ikut pindah sekolah ke sekolah yang sama dengan mu nanti." sambung Jisoo.

"Kenapa dia harus repot-repot pindah sekolah juga?" heran Rami.

"Kau itu ceroboh, selain ceroboh kau juga melakukan sesuatu dengan lambat. Mungkin jika bersama Ahyeon kau sedikit lebih cepat karna dia akan meneriaki mu jika kau lambat."

Rami mendelik kesal pada kakaknya "Yang ada gendang telinga ku pecah dan Ahyeon terkena darah tinggi nanti."

Pharita tertawa kecil dengan ucapan adiknya.

"Mungkin nanti Ahyeon akan sering menginap di apartemen mu." tambah Rose.

Rami sedikit terkejut "Apa tidak ada yang lain mom?"

"Ada." angguk Rose "Siapa?"

"Junghwan."

"APA?" kaget Rami dan Rose menganggukinya "Tidak-tidak, aku tidak mau!"

"Memangnya kenapa? Junghwan juga sepupu mu Rami."

"Dad Junghwan itu laki-laki dan aku juga tidak mau mati muda jika harus tinggal bersama Junghwan."

Pharita mendorong kasar kening Rami dengan telunjuknya "Junghwan juga pilih-pilih kali, mana mungkin dia mau dengan manusia setengah dugong seperti mu."

"Dia itu menyebalkan, cerewet, banyak tingkah kakak. Aku mana sanggup." kesal Rami sambil menyikut pinggang kakaknya.
"Siapa yang kau bilang menyebalkan, cerewet dan banyak tingkah?" tanya Rose.

"Junghwan."

"Ohh... Mommy pikir kamu sedang mendeskripsikan diri mu sendiri."

Pharita dan Jisoo tertawa dengan dengan ucapan Rose yang berhasil membuat Rami misuh-misuh sendiri karna tak terima dengan ucapan ibunya.

"Ahh... Jahat! Kalian jahat!!"

"Sudah sana tidur, besok kau harus bangun pagi karna pesawat mu berangkat pukul 7 pagi."

"Iya mommy, ayo kakak temani aku tidur."

"Kenapa aku?"

"Aaa... Mommy lihatlah! Kak Pharita tidak mau tidur bersama ku."

SEBUAH TAKDIR (Rorami)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang