Chapter 23 ~ Antagonis dari Cerita yang berbeda

3.2K 308 19
                                    

Waktu terus berjalan dan tidak terasa minggu penobatan Aklesh sebagai Kaisar sudah dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus berjalan dan tidak terasa minggu penobatan Aklesh sebagai Kaisar sudah dimulai.

Dari penyeretan Krisan menuju ke gendung yang dikatakan kastil ditengah kota, Arnolan yang mrmbubuhi meja dengan dokumen yang entah apa isi nya, Arjuna yang menjadi pengawal sementara Aklesh dan lain-lain.

Minggu itu menjadi minggu tersibuk untuk Aklesh ditambah lagi para pejabat yang terus menyodori nya putra ataupun putri mereka, membuat Aklesh sudah sakit kepala dibuat nya.

Untung saja empat orang : Aksa, Arsa, Elvano dan Killian membantu nya. Apa lagi si kembar menjadi manusia yang paling sering mendatangi Aklesh ke tempat yang menjadi kantor Aklesh di istana.

Killian dan Elvano juga sering berkunjung tapi mereka juga punya kesibukan, apalagi Killian. Anak itu sendiri sebentar lagi akan mengikuti perlobaan Anggar tingkat nasional, membuat Aklesh tidak bisa terlalu sering melihat wajah pemuda itu.

Ah, dan satu orang lagi. Caleb, dia juga menjadi wajah yang sering dilihat oleh Aklesh karena Ayah dari Caleb, Arjuna. Membuat Caleb menjadi pengawal Aklesh. Elvano juga sudah ditetapkan sebagai Asisten sementara Aklesh, walau pun pemuda itu juga sibuk kepanitian sekolah.

Bahkan sekarang, Caleb dengan tanpa hati nya menumpuk kertas dimeja Aklesh yang sudah hampir bersih dengan dokumen sialan itu.

"Yang Mulia, Dokumen ini harus segera di tanda tangani dan Saya akan mengingatkan sekali lagi, bahwa malam ini ada pesta di Ball Istana" ucap Caleb dengan formal.

"Hm. Aku ingat" ucap Aklesh tanpa mengalihkan tatapan nya dari dokumen didepan nya.

Suasana didalam ruangan terasa hening karena Aklesh maupun Caleb sibuk akan pekerjaan nya masing-masing. Sebelum suara ketukkan pintu terdengar.

"Masuk" ucap Aklesh sedikit merenggangkan jari-jari nya yang terasa pegal karena menulis sejak tadi.

"Permisi, Yang Mulia"

Aklesh menatap orang yang memasuki ruangan nya itu. Aariz, kakak pertama nya, sulung keluarga Adelion.

"Ada apa Tuan Aariz?" Caleb menjadi penengah dua manusia yang tidak memiliki hubungan baik tapi sayang nya memiliki hubungan darah yang kental itu.

Aariz berdehem sebelum menatap Aklesh sambil menarik nafas dan menghembuskan nya perlahan dengan rasa gugup yang tak kunjung mereda.

"Yang Mulia, saya kesini untuk meminta maaf akan kebodohan Rezan" ucap Aariz sambil membungkukkan tubuh nya.

Aklesh tidak mengubris dan kembali fokus ke dokumen didepan nya.

"Saya tahu anak itu sangat bodoh sampai membuat darah anda yang mulia menetes ke tanah"

Oke, Aklesh mulai terganggu. Hei, darah nya bukan benda suci atau apapun. Kenapa Aariz harus mengatakan itu. Dia jadi geli sendiri sekarang.

"Lupakan. Hukuman anak itu bukan aku yang memutuskan tapi para tetua" ucap Aklesh datar.

Akleshi? No, I'm Aklesh {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang