LARUT DALAM KESEDIHAN

8 5 7
                                    

"ngga,ini semua ngga mungkin,ibuu ayahhh ayo bangun"tangis amoy semakin menjadi-jadi setelah membaca surat itu

"Sabar ya moy"ucap Nisa langsung memeluk sahabatnya

Waktu berlalu begitu cepat,ke esokan hari nya amoy masih sedih atas kepergian orang tua nya

"Moy,kamu masih sedih?"tanya Nisa

"..."

"Aku tau ini berat buat kamu,tapi kamu ga boleh berlarut-larut dalam kesedihan gini" Nasihat dari Nisa

"Aku cuma sedih aja nis,harusnya kemarin hari yang bahagia buat aku,tapi kenapa malah sebaliknya? Mereka pergi ninggalin aku tanpa izin"ucap amoy sambil menitikkan air matanya

"Itu takdir moy,kita cuma bisa mengikuti alur nya aja"

"Aku masih ga ikhlas aja mereka pergi tanpa izin,bahkan belum izin dulu sama aku"Ucap Amoy

"Kamu yang sabar ya"

Raffa masuk ke kamar amoy dan Nisa karena melihat adik nya menangis

"Moy,kamu kenapa?"tanya Raffa yang langsung memeluk amoy

"Abanggg"ucap amoy sambil menangis

"Kamu kenapa sayang,cerita sama Abang"ucap Raffa lalu melepaskan pelukannya

"Amoy lagi kepikiran sama ibu dan ayah nya bang"ucap Nisa yang mewakilkan amoy menjawab pertanyaan Raffa

"Benar sayang,hmm?"tanya Raffa dengan wajah khawatirnya

"Kenapa mereka ninggalin amoy bang? Apa mereka sudah ga sayang lagi sama amoy? Apa mereka sudah ga mau ketemu amoy lagi? Sampai-sampai mereka pergi gitu aja tanpa izin dulu ke amoy,bahkan amoy ga sempat lihat senyum mereka secara langsung"ucap amoy sambil menangis

"Kamu ga boleh ngomong gitu sayang. Itu semua ga seperti yang kamu pikirkan kok"ucap Raffa

"Amoy kemarin sudah berharap banget bisa foto satu keluarga,sama teman-teman Abang juga,terus di pajang diruang tamu,tapi malah"ucap amoy terhenti karena tak mampu melanjutkan kata-katanya

"Sudah sayang,jangan dipikirin lagi ya"ucap Raffa lalu mengecup kening adiknya

"Moy,kamu ga boleh nangis terus,kasian tuh mata kamu,sampai sembab begitu"ucap Nisa

"Jangan nangis lagi ya. Sekarang kita makan yuk,kamu kan belum makan dari kemarin"ucap Raffa

"Ngga bang,amoy ga lapar"jawab amoy

"Ngga boleh gitu dong,kalo kamu sakit gimana?"tanya Raffa khawatir

"...."

"Ya udah kalo kamu nanti lapar, turun aja ya,ada banyak makanan untuk kamu"ucap Raffa

"Moy,kamu beneran ga mau makan"tanya Nisa ikut khawatir

"Ngga nis,kamu aja yang makan aku ga lapar"ucap amoy

"Tapi"ucapan Nisa terpotong

"Udah nis,gapapa"ucap Raffa

Keesokan harinya amoy dan Nisa berangkat ke sekolah seperti biasa. Amoy terlihat murung seharian karena masih tak ikhlas dengan kepergian orang tuanya. Ditambah lagi ada yang membuat dia semakin sedih

"Moy,kemarin bukannya hari ulang tahun kamu ya?"tanya teman²

"..."

"Tapi kenapa kemarin waktu aku mau datang ke acara ultah kamu,aku lihat ada bendera kuning. Siapa yang meninggal moy?" Tanya teman²

"Stttttt"ucap Nisa

"Lah kenapa? Kan kami cuma nanya"ucap teman¹

"Lihat kondisi dong kalo mau nanya"protes Nisa

"Ih aneh bener sih"ucap teman²

"Orang tua kamu meninggal ya moy"ceplos teman¹ secara tiba-tiba yang membuat amoy langsung menitikkan air matanya

"Kaliaaaan"geram Nisa dan langsung merangkul amoy

"Benar ya?"tanya teman¹

"Lebih baik kalian pergi dari sini,sekarang"pinta Nisa takut amoy semakin sedih

"Apaan sih ngusir-ngusir"protes teman²

Di jam istirahat,2R menghampiri amoy dan Nisa yang sedang berada di kelas nya. Mereka datang hanya untuk membuat onar dikelas itu

"Dengar-dengar ada yang orang tuanya mati nih"Ucap jahat Riska

"Jaga ucapan kakak"Nisa yang tadinya duduk langsung berdiri ketika mendengar ucapan itu

"Kenapa? Kok marah?"tanya Rina

"Berarti benar dong?"tanya Riska

"Ga seharusnya kakak ngomong gitu, setidaknya jaga ucapan kakak"ucap Nisa kesal

"Jadi sekarang kalian sudah jadi Yatim piatu ya?"tanya Riska yang sontak membuat Amoy menampar nya

plaaakkk (suara tamparan yang terdengar begitu nyaring

"Seharusnya anda sebagai kakak kelas menjadi panutan yang baik untuk adik kelas nya,bukan malah begini"Amoy begitu kesal dengan Riska

"Anda juga,ajarkan teman anda yang satu ini tata Krama,biar dia tau, yang mana baik dan yang mana buruk"ucap amoy sambil menunjuk Rina

"Berani banget lo nampar gue? Lo ga tau siapa gw?" Tanya Riska merasa kesal

"Saya ga tau siapa anda dan saya ga ingin tau tentang kehidupan anda karena itu bukan urusan saya"ucap amoy dengan tegas

"Lancang bener Lo ngomong"ucap Rina

"Lo pikir dengan Lo nampar gw seperti tadi akan membuat gw takut dengan Lo,iya? Ga sama sekali" ucap Riska

"Hahaha, sayang nya saya ga perduli dengan itu"ucap amoy dengan beraninya

"Kamu"Riska ingin menampar amoy namun tangannya di tahan oleh Raihan yang tiba-tiba datang

"Ini yang dinamakan kakak kelas?" Ucap Raihan yang langsung melepaskan tangan Riska

"Raihan?!?"Riska dan Rina terkejut

"Saya pikir,kakak orang yang baik-baik, namun ternyata salah. Kakak adalah orang terjahat yang pernah saya temui"ucapan Raihan begitu nyelekit dihari Riska

"Han,ini ga seperti yang kamu kira Kom" Ucap Rina yang berusaha membantu Riska

"Ga seperti yang saya lihat? Sayangnya kakak salah. Saya sudah berada di sana sejak tadi ketika kakak menghampiri amoy dan Nisa disini"ucap Raihan

"Han,plis percaya sama kami"Riska memohon agar Raihan mempercayai nya

"Apa yang harus saya percaya dari kakak kelas yang kasar pada adik kelasnya sendiri?" Tanya Raihan dengan lantang

"Kenapa kamu bilang gitu han?" Tanya Riska

"Sudahlah kak,jangan sok merasa ga bersalah. Basi"ucap Raihan melawan kata-kata Riska

"Ih" Riska pergi meninggalkan kelas itu dan disusul oleh Rina

"Moy,kamu gapapa kan?" Tanya Raihan khawatir

Amoy hanya terduduk diam sambil menitikkan air matanya yang sedari tadi ditahannya

"Moy" Nisa langsung memeluk amoy

"Mereka jahat nis,mereka jahat"ucap amoy sambil menangis

"Jangan dipikirin lagi ya, anggap aja kejadian tadi ga pernah terjadi"ucap Nisa

"Moy,kamu ga usah pikirin hal yang tadi ya" ucap Raihan ikut khawatir dengan amoy

"Ga seharusnya mereka bilang gitu. Sakit hati aku Nis"tangis amoy

Amoy terus menangis karena ucapan 2R yang sangat menusuk hatinya. Nisa hanya bisa merangkul,memeluk,dan menenangkan amoy karena tak tau harus menjawab apa. Berhari-hari amoy larut dalam kesedihan dan membuat Nisa,Raffa dan yang lain bingung harus ngapain. Sampai suatu hari, amoy berhasil mengikhlaskan kepergian kedua orang tuanya. Alasannya karena orang tuanya masuk ke dalam mimpinya dan meminta keikhlasan untuk kepergian mereka. Banyak hal lain juga yang membuat amoy berhasil mengikhlaskan kepergian orang tuanya,namun sayang nya tak dapat disebutkan satu persatu.

Lanjut???

CINTAKU TERJERAT OPPA KOREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang