CHAPTER 10

21 4 1
                                    

- muhammad Qisham az zahir -

Cinta itu jangan di pendam, injakan kakimu
Di rumahnya, lalu bawa dia bersamamu
Dengan cara yang halal

****

***********

"Hey nak, berhentilah menangis, kasian matanya udah bengkak gini " ujar umma Ruqayyah

Setelah mendengar cerita dari gadis kecil yang bernama zaza itu gus Habil dengan cepat membawa zaza masuk ke dhalem untuk menemui umma nya, agar zaza bisa lebih tenang terlebih dahulu

Kini jam sudah menunjuknya pukul 15:00 sebentar lagi matahari akan tenggelam tapi gus Qisham masih belum kembali. Gus amir yang sudah tahu akan keadaan abangnya tentu saja juga merasa khawatir,

Sedangkan zaza masih terus saja menangis , mungkin dia juga merasa ketakutan

" hikss.... Zaza takuttt... " ujarnya lirih dengan tangisannya yang masih terdengar

" tak perlu takut nak, sekarang kamu sudah ada di sini, sudah aman "

" t-tapi kakak itu... Bagaimana hikssss, pasti dia akan di kurung kayak zaza hiksss... "

Umma Ruqayyah menatap gus Habil dan juga gus amir yang juga sedang ada di sana juga, tepatnya di ruang tamu

" bagaimna umma apakah Habil harus kesana? "

" amir juga bakal ikut umma" timpah gus amir

Umma Ruqayyah menghela nafas, dia juga sangat amat khawatir kepada anak sulungnya itu tapi jika kedua putranya ini menyusul kesana dia takut akan terjadi sesuatu di sana

Gus amir yang mengerti dengan ke khawatiran umma nya beranjak duduk di samping ummanya lalu menggenggam tangan yang sudah keriput itu

" umma, ngga usah khawatir, amir sama Habil bakal baik baik aja kok, kasian bang Qisham amir juga takut terjadi hal hal yang nggak diinginkan"

" tapi nak.... "

" kalau amir sama Habil nggak kesana buat bantu abang, umma mau terjadi sesuatu sama abang? "

Umma Ruqayyah menggelengkan kepalanya, tidak!! Dia tidak ingin sesuatu terjadi kepada putranya sulungnya itu

" apa sebaiknya kalian menunggu abi kalian? Agar bisa menemani kalian ke sana? "

" umma abi sedang keluar kota, tidak mungkin juga abi akan kembali dengan waktu cepat" ujar gus Habil juga ikut menimpali

Umma Ruqayyah terdiam sejenak seakan sedang memikirkan sesuatu sambil menatap kedua putranya ini

Tak lama terdengar suara helaan nafas " baiklah, kalian pergilah bantu abang mu " dengan berat hati umma Ruqayyah harus mengizinkan putra putra nya ini untuk pergi ke kampung berbahaya itu

Senyum gus Habil dan gus amir seketika mengembang " alhamdulillah terimakasih umma, "

" tapi ingat kalian harus hati hati di sana, kalau perlu kalian bawa beberapa santri atau kang dhalem untuk menemani kalian di sana "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE FOREST IS WITNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang