Dear Love : Patronage

142 12 3
                                    

❄️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️

08.00 PM
Meeting Room, SKIA Building

Semua mendesah ketika mendapati informasi terbaru di tengah acara rapat mereka. Suasana yang tadi cukup santai meski begitu serius, kini berganti tegang dan mencekam.

Salah satu buronan kelas kakap kembali melancarkan ancamannya. Kali ini bersama peledak kecil yang bersarang di area sekitar taman kota terdekat dari SKIA. Dari penyidikan dan kasat informasi, mereka menemukan petunjuk bahwa target utama mereka kembali terpihak pada Kyuhyun dan Seohyun.

"Meskipun ancaman ini mengerucut pada target utama, kita tidak boleh lengah. Bisa jadi, ini hanya strategi mereka untuk membuat celah keamanan pada salah satu anggota."

Semua mengangguk, setuju. Rapat pun dilanjut dengan membahas persiapan serta siasat untuk mengatasi ancaman tersebut. Semua terfokus, menyiapkan dirinya atas segala kemungkinan yang bisa meneror nyawa mereka beberapa bulan kedepan.

❄️

23.56 PM
Kyuhyun's room, SKIA Building

Waktu sudah menunjukan detik-detik bergantinya hari. Namun, Kyuhyun dan Seohyun masih harus menyelesaikan beberapa urusan terkait kasus yang sedang ditangani.

Seohyun sudah menutup berkasnya, meski belum selesai seratus persen. Menurut wanita itu, kesehatan tetap nomor satu. Setidaknya meski hanya beberapa jam, tubuh dan pikiran mereka harus beristirahat. Jika bukan dia yang mengawali dan meminta, Kyuhyun akan terus bekerja sampai esok hari.

Seohyun beranjak mendekat ke arah sang suami. Pria itu masih memfokuskan sang netra pada komputer di hadapannya.

Saat hanya berjarak beberapa senti, sebelah tangan Kyuhyun otomatis terulur untuk menjamah pinggang ramping Seohyun. Menarik perlahan supaya lebih dekat ke arahnya tanpa mengalihkan fokus dari layar datar tersebut.

Dari intensitas wangi Seohyun, pria itu bisa menentukan probabilitas jarak sang istri dari tempat ia berada.

Seohyun menjamah cangkir kopi Kyuhyun. Di dalamnya telah kosong dari cairan pekat tersebut.

"Kopimu sudah habis, waktunya pulang." Tangan Seohyun yang bebas bergerak membelai surai Kyuhyun lembut.

Kyuhyun tidak merespon, jari-jemarinya masih aktif di atas kursor, namun kepala pria itu sudah bersandar seluruhnya di perut Seohyun.

Seohyun mengamati sejenak kemudian mematikan layar komputer dalam sekali sentuhan. Tidak ada protes dari Kyuhyun. Pria itu malah memeluk sempurna pinggang sang istri, membenamkan wajahnya di tempat yang sama.

Napas berat terlihat berhembus dari pernapasan laki-laki tersebut. Seohyun tahu, ada beban dan tekanan tambahan setelah berita yang mereka terima saat meeting terakhir hari ini.

Dear LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang