السلام عليكم
Selamat datang.
Silahkan tinggalkan cerita ini jika membuat mu lalai dalam melakukan ibadah.
Berikan vote di per bab nya, karena melakukan vote tidak sulit dan gratis alias tanpa di pungut biaya.
Lalu, berikan saran dan tanggapan untuk cerita ini dengan memberikan komentar.
|||
Islam Rahmatan Lil'alamin, rahmat bagi seluruh alam, kasih sayang bagi semesta alam.
-Balqis amina tuzzahra-
|||
Terik matahari sangat menyengat, menandakan jam makan siang telah tiba. Hari itu, alma berjalan seorang diri di pinggir trotoar. Alma Athayya, gadis cantik berkulit putih, tak lupa rambut panjang yang tergerai menjadi pemandangan indah akibat tertiup angin dilengkapi dengan jepit rambut kupu-kupu di atas pelipis nya. Masih lengkap dengan seragam sekolah SMA nya, tak henti mulutnya terus mengunyah cemilan yang ada di tangannya.
"Walah, panas amat sih. Sekolah juga ngapain pulangin murid siang bolong gini, ah guru nya segala rapat. Udah motor mogok, pak maman gak aktif, duit pas-pas an, nasib-nasib jalan kaki dah gue sampe rumah,"
Tak henti bibir pink tipis tersebut terus saja mengeluarkan gerutuan. Berbicara sendiri hingga menjadi perhatian orang-orang sekitar.
Akibat terus menggerutu sepanjang perjalanan, tak sadar, alma menabrak seseorang hingga orang dihadapannya tersungkur.
"E-eh mbak, maaf-maaf. Gue gak sengaja, suer," Ringis nya sembari membantu orang tersebut untuk bangun.
"Ah, iya gak papa. Saya juga tadi kurang hati-hati,"
Terdiam, alma sedikit kagum mendengar suara lembut orang di hadapannya. Dengan terang-terangan, manik mata alma terus saja memperhatikan perempuan tersebut.
"Ninja?," Gumam alma.
Sedikit tersentak mendengar gumaman gadis sma di hadapannya. Perempuan tersebut menghela nafas lalu tersenyum.
"Memang seperti ninja, tapi yang aku pakai ini namanya cadar,"
"Eh?,"
Asik memperhatikan, alma tak menyangka gumam an nya dijawab oleh perempuan bercadar di hadapannya. Merasa tak enak, alma kembali meringis.
"Em... Tuh mbak, kita duduk dulu di kursi yuk. Kaya nya kaki mbak nya juga pincang deh," ucap alma tak tahu diri dengan tangan menunjuk sebuah kursi kayu beberapa meter di hadapannya.
Perempuan tersebut hanya menggelengkan kepala nya mendengar perkataan alma. Dengan hati-hati mulai melangkahkan kaki ke arah tempat yang di tunjuk alma. Benar kata alma, kaki nya sedikit pincang karena tergores saat jatuh tadi.
"Maaf ya, gue mau beliin minum atau obat, tapi duit nya pas-pas, hehe. Soalnya di sekolah tadi dipake bayar kas gara-gara gue nunggak tiga bulan,"
Mendengarnya, perempuan bercadar tersebut terkekeh kecil. "Iya, gak papa. Cuma lecet dikit,"
"Mba-,"
"Jangan panggil mbak! Kaya nya umur kita gak beda jauh deh, aku juga masih sma," kata nya dengan cepat memotong ucapan alma.
"Lah, emang umur lo berapa?,"
"17 tahun," jawab nya singkat.
"Wah, sama dong. Eh, beda setahun. Gue 16. Btw, sma kelas berapa?," Dengan sangat exited, alma menjawab dan bertanya. Padahal ini adalah pertemuan pertama kedua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alhayya
Teen FictionDi usir oleh sang papa dan hidup seorang diri di sebuah desa membuat gadis cantik bernama alma semakin merasa tertantang. Di usir? Ya, dua kata yang membuat alma merasa jengkel. Bukan karena penganiayaan, bukan karna brokenhome, tetapi karena memutu...