IG:
glxye.mp
fenaxx24
mn.flowwrMaaf kalo ada typo atau kesalahan🙏🏻🙏🏻
Setelah melihat jam, Tiara pergi ke kamar untuk membangunkan Lavanya dan Grace
"Kak, Grace, bangun" Panggilnya
"Eugh, sekarang jam berapa Ra?" tanya Grace kepada Tiara
"Jam setengah enam" jawab TiaraGrace sontak kaget dengan jawaban Tiara, pasalnya jam setengah enam di sini itu seperti jam 4 di dunia manusia
"Lanjut tidur aja Ra, di luar masih gelap" ucap Grace sembari menarik selimutnya, namun aksinya dihentikan oleh Tiara
"Kita siapin makanan dulu, ayo" ucap Tiara sembari menarik pelan tangan Grace
"TIARA!" teriak Grace ketika Tiara menarik tangannya
Lavanya yang melihat kelakuan Adik dan sahabatnya itu hanya bisa tertawa pelan.*Ketika sampai di dapur..
"Kita bikin rhoncus gallinaceo mau gak?" ajak Grace
"Hah?" ucap Tiara
"Kayak ayam panggang gitu loh" jelas Grace
Lavanya dan Tiara mengangguk paham lalu mulai membuatnyaSetelah 1 jam, makanan yang mereka siapkan sudah matang dan tertata rapi di meja makan.
"Kita lanjut cari Kak Yura, yuk" ajak Grace
"Tunggu yang lain bangun dulu Grace, Gak sopan kalau Kita langsung pergi tanpa pamit" ucap Lavanya
"Biasanya juga langsung pergi Kak, tapi Kita kasih surat dulu di meja" jawab Grace dan di angguki oleh Lavanya.
Setelah menulis surat terimakasih kepada para Pemuda yang mereka temui kemarin, mereka melanjutkan perjalanan menuju ke tempat Yura berada*30 menit kemudian...
Langkah Grace terhenti ketika melihat rumah kecil yang mereka jumpai kemarin.
"Ini rumahnya, tetap ada di belakang Grace ya" ucapnya
Ketika masuk kedalam rumah itu, mereka kesusahan melihat keadaan di dalam rumah itu karena hanya ada penerangan dari lubang lubang kecil di sana.
"Pegang tangan atau baju Aku, pastiin kita gak berpisah" perintah Grace
"Di rumahnya gak ada lampu ya? Gelap banget" celetuk Lavanya
"Lu yakin Kak Yura di sini, Grace?" tanya Tiara
"Iya, kalian diam dulu" jawab GraceSetelah memastikan kondisi aman, Grace segera masuk ke sebuah ruangan yang ada di rumah itu. Ketika membuka pintu mereka melihat seperti ada sesorang di dalam ruangan itu.
"Grace, itu siapa?"bisik Tiara, Grace hanya menggelengkan kepalanya dan kembali membuka pintu tersebut."PERGI! JANGAN MENDEKAT KE SINI!" ucap orang itu dengan penuh ketakutan.
"Kak? Ini kita, jangan takut" ucap Grace
Lavanya dan Tiara hanya bisa menatap bingung kepada Grace, sahabatnya itu bersikap seolah olah sudah kenal dengan orang yang ada di dalam ruangan itu. Ketika masuk ke dalam, Grace menyalakan senter yang Dia bawa.
"Yura..." lirih Lavanya setelah mengetahui bahwa orang itu adalah saudarinya yang hilang, Yura.Setelah hening untuk beberapa saat mereka bertiga berpelukan untuk melepaskan rasa rindu yang mendalam, sedangkan Grace hanya melihat mereka dengan senyuman.
"Ayo cepet, kita harus segera keluar sebelum mereka kembali" ucap Grace.Namun, mereka terlambat. Para penculik itu sudah berada di depan pintu, mereka menatap Grace dengan senyum jahat.
"Barry? Ternyata Lo pelakunya" ucap Grace.
"Selamat datang dalam permainan kami NONA GRACE" Ucap Barry dengan menekankan kata nona Grace dan ia senyuman licik khasnya.Barry mulai mendekat ke arah Grace dengan membawa tongkat sihir kesayangannya.
"Rupanya Kau sudah berhasil menemukan Saudarimu, Nona" ucap Barry sembari mengayunkan tongkat sihirnya ke depan muka Grace.Tidak menunggu banyak waktu, Barry segera menyerang Grace dengan mantra yang sudah Dia pelajari. Namun, serangan itu gagal karena Grace segera menghindar.
"Kalian pergi dulu, biarkan Aku yang mengurus penyihir ini" Perintah Grace.Yura menolak, Dia khawatir jika Grace harus berhadapan dengan seorang lelaki itu, hingga akhirnya Grace mendorong Mereka dengan kekuatannya untuk pergi keluar ruangan itu.
"Tolong pergi ke alamat yang sudah Aku kirimkan" pinta Grace sebelum Barry menutup pintu dengan kasar.
Sekarang hanya ada 2 orang di dalam ruangan itu, yaitu Grace dan Barry. Grace mengeluarkan tongkat sihir kesayangannya lalu mulai menyerang Barry dengan mantra pembeku, Barry berusaha menghindari serangan itu dengan berlari ke samping, namun Grace yang sudah memperkirakan pergerakan Barry segera menyerang ke samping. Barry tidak sepenuhnya berhasil menghindari serangan Grace, kaki kirinya terkena serangan itu lalu membeku.
"Kau tidak seharusnya bermain-main denganku, Tuan."
"Kau ingin menyaksikan kehebatanku sekarang, ya?" ucap Barry sembari mencairkan es yang membuat kakinya tak bisa bergerak.*Di sisi lain..
Setelah dikeluarkan dari ruangan itu, Lavanya berusaha membujuk Yura yang ingin pergi ke dalam ruangan itu kembali untuk membantu Grace hingga akhirnya Lavanya berhasil membujuk Yura untuk pergi ke tempat yang telah dikirimkan Grace.
"Va, Grace pasti selamat, kan?"tanya Yura
"Kak, Grace berhasil ngalahin penyihir itu gak ya?" Tanya TiaraDan banyak banyak lagi pertanyaan yang dilontarkan Tiara dan Yura, Lavanya mulai merasa tidak nyaman dengan pertanyaan adik adiknya itu lalu berkata
"Grace pasti selamat, Dia sepertinya jauh lebih kuat dari yang kita bayangkan, Jadi jangan khawatir" balas Lavanya"Sorry, Gw cuma takut" balas Yura sembari menundukkan kepalanya.
Lavanya mendekati kedua adiknya itu, Dia mendekap tubuh mereka dengan penuh kasih sayang.
"It's okay" ucap Lavanya dengan senyuman indahnya.Ketika merasa lebih baik, mereka melanjutkan perjalanan menuju tempat yang telah dikirimkan Grace. Setelah 45 menit berjalan mereka akhirnya sampai di tempat yang dituju. Kini, mereka berada tepat di depan gerbang istana yang terlihat megah dan indah, Tiara melihat lokasi yang tertera di handphone Lavanya untuk memastikan bahwa mereka tidak tersesat.
"Gimana? Bener gak Ra?" tanya Yura
"Iya, ini lokasinya" jawabnya
"Coba Kita coba tanya prajurit itu dulu" lanjut Tiara sembari menunjuk ke salah satu prajurit yang sedang berjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL FROM MAGIOR CITY
RandomCerita ini tentang seorang putri yang mencari ketiga saudarinya yang dibawa oleh seorang penyihir kedunia manusia. udah gitu dulu gw gk mau spoiler jauh lagi, baca sendiri nanti. oh ya ini juga berpercakapan yaa hehe.