[[CHAPTER 18]] : Mutiara Hitam Tarten

1.1K 107 38
                                    


"... Apa maksudnya ini, Jeong Taeui? "

Jeong Taeui, dengan Colt yang tergenggam di tangannya membidik kepala Ilay dari balik punggungnya. Wajahnya tak berekspresi ketika mengarahkan senjata api itu pada Ilay RieGrow yang terlihat amat sangat marah.

"Lepaskan dia, Ilay RieGrow. "

>>>>>>>>><<<<<<<<<

Keheningan mencekam menyelimuti seisi kantin. Semua pasang mata menatap ke arah dua sosok yang menjadi sorotan dengan penuh keterkejutan. Namun tetap saja tak ada satupun yang berani bergerak untuk melerai atau sekedar memberikan sebuah peringatan.

Ah, tidak. Sebelumnya Tao dan Alta sudah memberikan peringatan pada pria itu agar tak ikut campur dalam kekacauan ini apa lagi bertingkah sok heroik. Namun tampaknya apa yang mereka katakan hanya masuk ke telinga kanannya dan keluar begitu saja dari telinga kiri.

Karena kini, pria yang bertindak dengan sangat CEROBOH itu tengah menodongkan sebuah Colt di tangannya.

Alta dan Tao memegangi kepala mereka. Terngaga tak percaya melihat seorang JEONG TAEUI dengan begitu berani MENODONGKAN Colt pada pria berdarah dingin bernama ILAY RIEGROW! Tampaknya mereka menjerit di dalam kepala melihat adegan itu.

Sepasang iris keabuan gelap yang tampak keruh melirik dari sudut mata yang tajam.

"Kenapa aku harus melepaskannya? Apa dia temanmu? "

Suaranya rendah dan tenang, namun semua orang tahu kemarahan mendidih dalam setiap nada suaranya yang menekan dan penuh kesan mengintimidasi kental.

Dan Jeong Taeui jelas menyadari hal itu.

Ilay RieGrow sangat marah. Entah mengapa kemarahannya terasa semakin kental dan intens daripada ketika pria ini mencoba menyelamatkannya beberapa saat tadi. Namun bahkan jika Jeong Taeui menyadari sebabnya, itu takkan membantu dalam hal apapun.

Karena Pria Gila ini sudah bertekad membunuh siapapun yang mengusiknya.

Namun tetap saja, dorongan impulsif atas rasa kemanusiaan yang ada dalam diri Jeong Taeui telah membuatnya bertindak seperti ini.

"Kau pikir aku suka melihat orang lain mati di depan mataku? " Jeong Taeui menjawab dengan pertanyaan balik. Kewaspadaan tak mengendur dan mata kecoklatan gelapnya menatap kepala Ilay yang berada tepat di depan moncong Colt.

"Ini bukan masalahmu dan kau bahkan tak memiliki hubungan dengan lalat ini. Bukankah kau bertindak terlalu terburu-buru tanpa mempertimbangkan baik buruknya situasimu sendiri? "

Jeong Taeui terdiam. Memang benar Ia terlalu ceroboh bahkan jika itu karena dorongan dari rasa perikemanusiaan. Jika melihat dari situasi sebelumnya, Ia sendiri tak yakin apakah dapat menyelamatkan pria yang tercekik di tangan Ilay dan sedang mendekati sakaratul maut itu. Bahkan jika Jeong Taeui benar-benar menembaknya, entah bagaimana Ia masih berpikir bahwa Ilay akan dapat menghindarinya dan berbalik mencekik Taeui.

Ketika memikirkannya bulu kuduk Jeong Taeui menjadi merinding. Colt di tangannya sesaat goyah. Dan suara tawa pendek Ilay yang begitu dingin menyentakkan dirinya.

"Hahaha... Taeil, apakah hati kelincimu jadi gemetar? Aku dapat mendengar Pistol di tanganmu bergetar. "

Jeong Taeui mendecih dalam hati. Dasar monster! Apa telinganya juga sangat tajam hingga dapat mendengar suara seperti itu? Atau dia mencoba mengintimidasi Jeong Taeui bahkan tanpa menggunakan kalimat mengancam?

"Diam dan lepaskan dia! " Ancam Taeui. Namun tak ada gerakan yang terjadi. Ilay sama sekali tak mengurangi tenaganya dan tetap mencekik Pria asia itu.

"Aku bertanya-tanya kenapa kau bersikeras melakukan hal bodoh seperti ini. Ah, benar juga. Pasti karena itu, bukan? "

Your's To Claim [[SEASON 1]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang