mobil berhenti, seorang pria dengan pakaian formal keluar sambil menahan ponsel pintar di telinganya. dia sejenak termenung memperhatikan rumah tua yang hendak dimasukinya. tempat itu gelap, halamannya dikotori dedaunan kering, tak ada orang yang peduli. hanya dia, dan kini dirinya ragu untuk melangkah mendekat.
"yujin? kamu masih mendengarku atau tidak, sih?! halo?!"
"ah, iya. barang apa yang harus kubawa?" pria itu bertanya sambil memperhatikan sekitar. tak banyak hal berubah di sini, namun tidak ada lagi bunga-bunga dan tanaman hidup yang membuatnya terlihat bernyawa. hanya pohon besar yang sudah gugur daunnya, musim membuatnya kurus seperti akan mati.
"baju. segera cari dan cepat kemari!"
ia sedikit menjauhkan ponsel dari telinga saat dengan kurang ajar pihak lain meneriaki. panggilan terputus, dia terpaksa ketakutan seorang diri.
perlahan, kakinya berjalan masuk ke dalam rumah. aromanya sungguh tua, menyeruak masuk ke penciuman dan membawanya kembali ke masa muda. meski merasa takut, dia berjalan menyusuri kegelapan demi mencari saklar. lampu hidup dengan temaram, memperlihatkan jelas bahwa kondisi dalam rumah masih bersih walau penghuni tak lagi membersihkannya.
langkahnya bergerak pelan mengelilingi ruangan, banyak lukisan yang terpajang, beberapa foto tua dan warnanya jelas sudah kusam. dia mengamatinya satu persatu. semua interior ini, semuanya masih sama. tak ada tempat yang bergeser, tak ada yang bertambah dan berkurang.
nafasnya mendadak sesak, kakinya lemah berjalan. tidak, dia tak akan lama di tempat ini. ia sudahi kegiatan mengamati, berjalan menuju sebuah kamar yang di depannya tertulis 'selamat datang' dengan kertas yang sudah tua pula. lemnya sudah berkali-kali diganti, sudut kertas itu pun sudah robek sebab terlalu sering dikenai lem dan ditempel kembali.
dia ingat betul jika kamar inilah tempat dia harusnya mengambil beberapa baju itu. saat masuk, dia perlu menyalakan lampu seperti sebelumnya dan menemukan kamar rapi dengan beberapa botol obat di atas ranjangnya.
kepalanya menggeleng, semua hal di tempat ini hanya membuatnya kehilangan kontrol. buru-buru ia pergi menuju lemari, betapa kagetnya pria itu mendapati bahwa di sana ada dua jenis baju yang berbeda. dia dulu sering melihatnya, beruntunglah tidak tertukar saat ia mengambil beberapa.
lemari menjadi agak kosong, karena itu dia melihat dengan jelas ada sebuah buku di dasarnya sebab tak ada lagi pakaian yang menutupi. ia mengambil buku tersebut yang sudah jelek termakan usia, lembarnya bergelombang, kekuningan dan baunya seperti barang lama.
ia duduk di ranjang dan membuka lembar demi lembarnya yang sudah kaku. banyak sekali tulisan-tulisan yang sulit untuk dibaca, matanya sakit melihat hal seperti itu. dia tak akan membacanya sekarang, jadi dia kembali bangkit dan hendak menaruh buku tersebut kembali ke dalam lemari.
sehelai kertas jatuh, ukurannya tak begitu besar. jika dia mengalihkan pandangan, mungkin ia tak akan sadar bahwa sesuatu telah keluar dari buku tersebut.
tangannya turun meraih kertas itu, memperhatikannya lamat-lamat.
beberapa warna sudah memudar, namun dia jelas tahu apa yang sudah mengisi kekosongannya.
itu hanya sebuah lukisan sederhana. seorang pemuda tengah duduk dan melukis sesuatu pula. karena kertas yang terlalu kecil, dia agak bingung memposisikan lukisan tersebut. namun lama kelamaan, akhirnya dia tahu siapa yang menjadi objeknya.
sosok familiar yang sudah lama dia rindukan.
to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
forever young [binhao/binneul]
Fanfictioncinta tak akan pernah menua. ya, mungkin hanya sedikit berdebu. namun hanbin senantiasa menjaga cintanya agar selalu muda bersama zhang haonya. !!!! If you need to cry, you need this. bxb! 17+ (jaga-jaga) bin top hao bot short chapter jangan salah l...