Happy reading ᥫ᭡
•
•
•🐻❄️🤍🐻❄️
Bocah gembul itu sekarang tengah duduk lesehan di atas rerumputan taman belakang mansion sembari memangku buntalan berbulu yang ia dapatkan kemarin malam dari kakak sepupunya sebagai oleh-oleh untuknya.
Pagi ini seharusnya dirinya sudah rapi dengan balutan seragam sekolahnya, namun karena sedang dalam masa hukuman membuat bocah gembul itu tidak bisa berangkat ke sekolah hari ini. Padahal baru satu hari dirinya masuk dan berkenalan dengan teman-teman barunya.
"Piyo tau, papa nya Nui itu nyebelin bnaget. Nui masih marah sama papa sampai sekarang. Masa ya, Piyo. Waktu kakak sama Nui pulang habis jalan-jalan pakai brum-brum, papa langsung marah-marah terus bilang kalau anak nakal harus dihukum. Katanya kenapa bawa brum-brum nya ngebut-ngebut, padahal kan kakak cuma bawa Nui terbang pakai brum-brum aja." Mulutnya berceloteh ini dan itu pada kelinci kecil berbulu putih yang diberi nama Piyo.
Wajah anak itu terlihat kesal dengan bibir yang mencebik setiap kali berceloteh, mengadukan bagaimana perlakuan papa nya.
Sedang Nate yang sedari tadi melihat kelakuan bayinya itu hanya bisa menghela nafas lelahnya. Putranya itu bahkan masih menggunakan piyama beruang lengkap dengan topi nya dan sudah menyentuh mahluk berbulu yang belum dibersihkan.
"Kenapa belum mandi? Bukankah papa tadi suruh kamu buat mandi?" Ucap Nate
"Uhhh...Piyo, kayak ada yang ngomong sama Nui tapi kok nggak ada orangnya, ya? Apa jangan-jangan Nui indomie, soalnya Nui bisa liat hantu?" Sejujurnya Nate sudah kepalang kesal dengan kelakuan putranya yang sama keras kepalanya dengan dirinya ini.
Apalagi sekarang ini, jelas-jelas dirinya berdiri tepat didepan putranya, tapi putranya malah seolah-olah tak bisa melihatnya dan berlagak seakan dirinya ini adalah hantu.
"Jangan banyak drama dan cepetan mandi!" Titah Nate
Nui langsung celingak-celinguk kesana kemari seakan mencari sosok yang tengah berbicara dengan dirinya.
"Tuhkan, Piyo dengarkan tadi? Ada suara tapi nggak ada wujudnya. Fiks ini, Nui Indomie kayak yang Hamin bilang. Ihh serem, tamannya ada hantunya. Kayaknya kita harus pergi dari sini deh, Piyo." Bocah gembul itu segera bangkit dari duduknya dan sudah ancang-ancang untuk berlari sebelum suara papa nya membuat Nui langsung berlari ke arah sang papa dengan cengiran khasnya.
"Padahal tadi, papa mau ajak ke kantor. Tapi liat bayinya papa belum mandi terus sekarang malah nggak bisa liat papa, kayaknya nggak jadi aja deh." Ujar Nate sambil bersidekap dada.
"EHHH, Nui sekarang udah bisa liat papa loh. Papa nya Nui ganteng banget ihh, ayo mandiin Nui terus ke kantor." Buru-buru Nui memeluk tubuh papa nya itu.
Nate berdecak lalu mengangkat tubuh cebol putranya dalam gendongannya. Nui langsung memeluk leher papa nya erat-erat dan masih dengan cengiran nya.
"Hehe, Papa..."
🐻❄️🤍🐻❄️
"Jangan dimainin air nya, Nui!" Nate memandang tajam anaknya yang malah asik menciprat-cipratkan air dengan menggunakan mulut mainan bebek.
"Tembak....piuw-piuw. Moka-moka ayo serang!!!" Ucapnya pada bebek-bebek karetnya lalu menyemprotkan pada dinding kamar mandi.
Nate menutup matanya lalu menghela nafas kasar. Kemeja putihnya digulung sampai siku, lalu dengan cepat menarik tubuh putranya seperti kucing.
KAMU SEDANG MEMBACA
KA'EO NUI
Teen FictionNuiko, Bocah polos yang hidup luntang-lantung di jalanan itu baru saja mengalami hal diluar nalar yang membuat otak kecilnya seketika blank. Dirinya tiba-tiba terbangun dan mendapati bahwa tubuhnya terbaring di ruangan serba putih dengan bau obat ya...