Happy reading ᥫ᭡
•
•
•
🐻❄️🤍🐻❄️"Bayi, ayo bangun sudah pagi." Dokter muda itu mencoba membangunkan sang adik yang masih terlelap dalam tidurnya.
Kecupan bertubi-tubi pada pipi gembul nya ia berikan, yang mana membuat si kecil menggeliat dengan tangan yang mencoba menghalau sang kakak.
"Kakak, no-no." Racau nya dengan mata yang masih tertutup
"Ya bangun makanya, mandi yuk. Dah bau asem ini." Ledek Axio dengan gurauan nya setelah mengendus bau badan adiknya.
Dengan masih setengah terbuka, mata bulatnya itu menatap wajah tampan sang kakak yang sudah terbalut jas putih rapinya.
Axio dengan segera membawa adiknya menuju kamar mandi untuk dimandikan. Tidak sulit untuk mengurus bocah nakal ini, karena kadang pun Axio lah yang bertugas memandikan sang adik saat keluarganya sedang tidak ada.
"Jangan di mam dong odol nya." Axio menggeleng tak habis pikir dengan tingkah adiknya ini.
"Hihi, manis kayak stroberi." Jawabnya dengan cengiran gigi putihnya yang penuh busa.
Kurang lebih 20 menit memandikan si kecil, kini Axio dibuat geram dengan tingkah adiknya yang tidak mau di diam.
"Badannya terlentang, biar kakak olesin minyak telon nya." Nui menurut, membiarkan sang kakak mengoleskan minyak telon pada tubuhnya.
"Kakak, papa mana?" Tanya Nui yang sedari tadi bangun tidak melihat papa nya.
"Kerja."
"Xie sama kak Gama juga kemana? Kenapa cuma ada kak Xio aja disini?" Si bungsu kembali bertanya, tangannya masih asik memainkan bebek karetnya.
"Xie kan pergi sekolah, kalau kak Gama masih di Jepang. Nanti sore baru pulang."
"Telfon kak Gama ayo!! Nui mau minta jajan!!" Celana pendek selutut yang bahkan belum selesai dipakaikan itu sudah jatuh ke lantai karena pergerakan aktif yang si kecil lakukan.
"Kakak telfonin kak Gama nanti, celananya dipakai dulu. Ini aurora nya kemana-mana, nggak malu kalau nanti ada suster yang dateng?" Axio menatap tajam adiknya, rasanya Axio ingin mengikat adiknya agar bisa diam sebentar saja.
"Iya maaf. Jangan marah-marah dong, nanti pasiennya kabur, soalnya dokternya galak."
Axio hanya mendengus mendengar nya, mana ada pasiennya kabur. Malah yang ada mereka mengantri agar di periksa oleh nya. Jelas, dirinya kan tampan.
"Mana ada. Orang pesona dokter muda, kaya raya, gini. Senggol dong!" Ujar Axio menirukan gaya bicara yang sedang trend dulu kala.
Wajah Nui sudah mode julid menatap kakaknya. Padahal kakaknya ini kalau di depan orang-orang wajahnya kayak balok es. Nggak ada ramah-ramah nya sekali.
Pokoknya bintang satu, untuk kakaknya ini.
"Udah selesai, Ayo telfonin Kak Gama, kakak!!" Pintanya tak sabaran.
Axio menurut lalu membawa adiknya ke pangkuannya, tangan besarnya mengambil benda pipih yang ada di saku celananya.
Suara bunyi dering terdengar, bocah gembul dalam pangkuannya terlihat tidak begitu sabaran.
Bahkan saat telfon itu belum tersambung si kecil sudah mengatakan 'hallo' terlebih dahulu, membuat Axio tidak bisa menahan tawanya.
"Jangan ketawa!" Nui melotot tajam pada kakaknya, dia mana ngeh kalau belum tersambung. Mau ngilang aja deh rasanya.
Dan begitu sambungan telfon itu terhubung, Nui langsung merebut handphone milik kakaknya dan mojok di sofa.
"KAK GAMAAA, MISS YOUU SO MUCHHH." Teriaknya dengan suara cempreng.
KAMU SEDANG MEMBACA
KA'EO NUI
Fiksi RemajaNuiko, Bocah polos yang hidup luntang-lantung di jalanan itu baru saja mengalami hal diluar nalar yang membuat otak kecilnya seketika blank. Dirinya tiba-tiba terbangun dan mendapati bahwa tubuhnya terbaring di ruangan serba putih dengan bau obat ya...