Happy reading ᥫ᭡
•
•
•🐻❄️🤍🐻❄️
Suara bel berbunyi nyaring di setiap penjuru kelas. Pertanda bahwa waktu istirahat pertama telah dimulai. Para siswa dari setiap kelas sontak berbondong-bondong keluar dari kelas masing-masing menuju kantin guna mengisi perut mereka yang sudah keroncongan meminta untuk diisi.
Tak terkecuali Nui, si manis yang kini tengah menunggu sang kakak dengan wajah ditekuk nya. Tangan bantet itu mengusap-usap pipinya yang nyut-nyutan karena menjadi sasaran cubitan gemas teman-teman barunya.
Mata bulat nya lantas melirik pada sosok teman sebangkunya. Sejujurnya, Nui cukup takut dengan sosok laki-laki ini. Apalagi posisi nya sekarang hanya tersisa dirinya dan laki-laki ini didalam kelas.
Nui ingin keluar, namun dirinya belum tau
seluk- beluk sekolah barunya. Ingin menghampiri Xie pun, Nui juga lupa menanyakan dimana letak gedung kelas kakaknya itu.Dengan takut-takut Nui menatap teman sebangkunya yang tengah tertidur. Tangan kecilnya menusuk-nusuk pipi tirus itu pelan.
"Jiejie~" Panggil nya dengan suara kecil
"Hm." Balasan dengan suara bariton itu membuat Nui menelan ludahnya gugup.
"Jie, tidak ke kantin?" Tanyanya ragu
Jienendra Wang Guanlin- Laki-laki berdarah china itu menegakkan tubuhnya, netra elang nya menatap sosok laki-laki mungil yang kini menjadi penghuni bangku kirinya.
"Kenapa?" Tanya Jienendra
"Nui ingin ke kantin tapi tidak tau tempatnya. Xie juga dari tadi belum dateng kesini." Ujarnya
"Lurus saja nanti belok kanan." Balas Jienendra lalu melanjutkan kembali acara tidurnya yang tertunda.
Nui yang melihat itu merenggut kesal, kenapa tidak peka sekali manusia ini.
"Jie, tidak mau antar Nui ke kantin?" Nui mencoba make sure kembali
"Enggak. Emang apa pentingnya buat gue." Jawaban sarkas itu nyatanya semakin membuat Nui dongkol.
Coba saja kalau wajah nya tidak menakutkan, Nui pasti sudah mencakar habis-habisan muka sok datar ini.
"Kalau Jie antar Nui ke kantin. Nanti Nui kasih hadiah apapun yang Jie mau." Otak kecilnya mulai ia gunakan. Mencoba membuat penawaran yang menggiurkan.
"Apapun?" Nui mengangguk semangat dengan senyumannya.
Seringai kecil tercetak pada wajah tegas seorang Jienendra. Bukankah kesempatan ini tidak akan datang dua kali?
🐻❄️🤍🐻❄️
Nui menatap penuh binar pada menu bakso didepannya ini. Cacing-cacing di perutnya sudah melakukan aksi demo sejak tadi.
"Sudah boleh makan?" Tanya nya begitu melihat sosok Jie yang sudah kembali sehabis mengantri membeli minuman.
Jie mengangguk, wajah bulat itu terlihat menggemaskan saat melihat menu makanan bakso yang dirinya pesankan.
"Eumm enak~" Matanya berbinar cerah, rasa baksonya seperti menari-nari didalam lidahnya. Ternyata seperti ini rasa dari bakso yang selalu Nui lihat saat memulung dijalanan.
Namun di kehidupan keduanya sekarang, Nui bisa makan makanan apapun yang dia inginkan tanpa harus memulung untuk mendapatkan uang agar bisa makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KA'EO NUI
Ficção AdolescenteNuiko, Bocah polos yang hidup luntang-lantung di jalanan itu baru saja mengalami hal diluar nalar yang membuat otak kecilnya seketika blank. Dirinya tiba-tiba terbangun dan mendapati bahwa tubuhnya terbaring di ruangan serba putih dengan bau obat ya...