•KN: Sua sorella, la sua felicità•

10.3K 998 26
                                    

Happy reading ᥫ᭡


🐻‍❄️🤍🐻‍❄️

Selepas kejadian menantang maut tadi, kini keduanya memilih untuk beristirahat di taman kota. Suasana taman kota sore menjelang malam cukup ramai disinggahi oleh orang-orang yang sekedar untuk duduk ataupun bercengkrama sembari menyaksikan matahari terbenam.

"Gimana tadi seru nggak?" Tanya Axie sambil membersihkan sisa ice krim yang ada di bibir adiknya.

"Seru-seru, terimakasih kakak~" Balas Nui dengan malu-malu sangat jarang memanggil Xie dengan sebutan kakak. Bukan karena tidak sopan tapi Nui memanggil nama kakaknya dengan sebutan nama langsung karena itu panggilan sayang yang Nui tujukan untuk kakaknya.

Axie terkekeh, sejujurnya tidak masalah mau adiknya memanggil dengan sebutan apa, baginya sama saja Nui akan tetap jadi adik tersayangnya.

"Lucunya~" Axie menghujani pipi gembul itu dengan cubitan kecil.

Dirinya bersyukur bisa menghabiskan banyak waktu dengan adiknya, semenjak adiknya terbangun dari koma. Dengan perubahan tingkah juga sifatnya.

Dulu dirinya mana bisa menghabiskan waktu berdua dengan adiknya seperti ini. Jangankan duduk berdua, sekedar untuk saling bertegur sapa pun tak pernah. Adiknya sangat jarang dirumah dan memilih menghabiskan waktunya bermain diluar hingga larut malam. Pun dengan dirinya yang sibuk dengan tugas-tugas sekolahnya, membuat hubungan keduanya renggang seiring berjalannya waktu.

Sikap adiknya yang semula seperti kucing penurut langsung berubah liar layaknya harimau setelah adiknya duduk di bangku SMP. Axie sendiri tidak tau apa penyebabnya. Apakah itu karena pergaulan sang adik atau karena faktor lingkungan yang menyebabkan adiknya berbuah nakal dan menjadi pembangkang yang tak kenal aturan.

Tak jarang pula adiknya akan terkena amukan dari sang papa dan kedua kakaknya, yang benar-benar sudah merasa muak dengan segala bentuk tingkah juga kenakalan yang adiknya lakukan.

Axie sendiri masih ingat kenakalan yang adiknya sebabkan, sampai membuat sang papa bermain tangan. Disaat adiknya pulang ke rumah dengan keadaan tubuh yang babak belur.

Malam itu adalah malam yang tidak pernah Axie lupakan, bagaimana amarah papa nya meluap tak tertahankan. Dan segala bentuk rasa penasarannya yang terungkap.

Flashback....

Hari itu hujan tengah mengguyur bumi dengan lebatnya pada tengah malam. Namun kebanyakan orang akan langsung menarik selimut dan segera tidur di kasur ternyaman nya. Orang-orang akan langsung terlelap ditemani dengan suara hujan dan guntur yang saling bersahutan satu sama lain dan segera menyelami mimpi indah mereka.

Tapi tidak bagi keluarga De Oxson yang kini tengah menunggu kepulangan bungsu mereka yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Suasana mansion malam ini terasa mencekam sebab aura yang mereka keluarkan. Hingga suara pintu yang terbuka mengambil seluruh atensi mereka yang ada.

Axie bisa melihat wajah terkejut dari adiknya namun dirinya dibuat lebih terkejut saat mendapati wajah adiknya babak belur.

Axie buru-buru menjatuhkan handphonenya dan menghampiri adiknya dengan tergesa-gesa.

"Kenapa sama muka kamu ini? Kamu habis berantem sama siapa, ha?!" Tangannya menyentuh bahu adiknya namun langsung dibalas tepisan kasar oleh adiknya.

"Bukan urusan lo!" Nui menjawab dengan acuh tak acuh.

Memilih untuk segera masuk ke dalam kamarnya namun tangannya langsung ditarik kasar oleh sang papa. Tubuhnya yang memang sudah babak belur dihempas secara kasar hingga menabrak tembok.

KA'EO NUI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang