08. Teori.

187 27 0
                                    

Target, 45 vote and 20 comment. Bisa?
Teteh up prat selanjutnya. Ingat! Tanpa Comment "LANJUT" DLL.

Happy Reading!..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seorang pria berpakaian formal dengan kacamata hitam yang melengkapi penampilan nya, keluar dari dalam mobil  dengan didampingi dua bodyguard berbadan kekar disamping nya.

Pria tersebut melangkah dengan tenang, masuk kedalam bangunan besar, tempat ia tinggal, yang selalu disebut orang-orang dengan nama, mansion.

Pintu mansion megah tersebut terbuka setelah salah satu bodyguard nya memencet satu tombol yang ada pada remot yang ia pegangan.

Pria tersebut tersenyum, karena melihat sang putra sudah duduk manis di sofa r.uang tamu, sibuk memainkan ponsel canggih miliknya.

"Kalian bisa pergi,"

"Baik tuan!, "

Setelah kedua bodyguard nya pergi, pria tersebut duduk di sofa yang bersebrangan dengan sang putra.

Pemuda itu,yang tadinya sibuk bermain ponsel kini ia matikan ponselnya lalu menaruhnya di saku jaketnya.

Ia menatap pria paruh baya didepan nya dengan tatapan datar.

"jadi?...... ," tanya pemuda tersebut.

Seketika senyum di wajah pria tersebut hilang, tergantikan dengan wajah datar. Persis seperti pemuda didepannya.

"Ini cara kamu menyambut orang tua?? Dimana sopan santun mu naren?!," tanya pria paruh baya itu.

Naren berdecih, ia menatap nyalang pria didepannya ini.

"Sopan santun?? Memang pernah papa ngajarin naren untuk bersikap seperti itu?? ,"bukan nya menbalas, naren, pemuda tersebut malah mencecar sang ayah dengan pertanyaan.

Sang papa hanya diam tak bergeming, itu semakin membuat naren muak.

"Gak usah buang-buang waktu pa, to the point, apa tujuan papa nyuruh naren kesini??,"

"Saya ingin kamu bertunangan dengan Efyya,"

Seketika wajah naren berubah menjadi lebih lebih datar, ia melayangkan tatapan benci kepada sang ayah.

"Sampai kapanpun, aku gak akan sudi, dia cuma jalang sialan, pemuas nafsu papa!," teriak pemuda berbalut baju rajut berwarna pink tersebut.

PLAK!

Wajah naren tidak tertoleh sedikit pun, tamparan ini tidak ada apa apa baginya.

"Mulut mu dijaga naren! Kamu jangan sok tahu!,"

"TAPI MEMANG KENYATAAN NYA SEPERTI ITU PA!,"

Pria paruh baya itu terkejut karna, baru kali ini sang putra membentak nya. Ia memegangi dadanya yang berdenyut.

Detik berikutnya pria tersebut ambruk didepan naren. Naren hanya memandang tubuh didepan nya datar. Tidak berniat membantu sama sekali.

"B-J2, B-K1, bawa dia kerumah sakit!," teriak naren.

Ajaibnya, dua bodyguard tiba-tiba sudah menggotong tubuh sang ayah, lalu membawanya ke mobil untuk menuju kerumah sakit, setelah berpamitan dengan naren.

"Kami permisi tuan muda,"

Naren hanya berdehem, ia melangkah keluar menuju mobilnya yang terparkir dihalaman mansion yang luas ini.

Rumah nomor 7 | NCT DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang