𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚝𝚊𝚖𝚊; awal

114 10 4
                                    

Hari minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari minggu.

Hari ini Cakrawala terlihat begitu cerah dengan gerombolan-gerombolan mega putih yang menggantung layaknya kapas. Udara juga terasa sangat sejuk karena belum tercemar dengan asap kendaraan. Sudah bertahun-tahun lamanya Fano di asuh oleh keluarga bayu dan Nayanna. Kini, bocah laki-laki itu tumbuh dengan baik.

"fano, ayo main sama abang!!"

𝐆𝐚𝐥𝐚𝐤𝐬𝐢 𝐀𝐫𝐜𝐚𝐧𝐝𝐫𝐚, kakak Fano yang berusia 12 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐆𝐚𝐥𝐚𝐤𝐬𝐢 𝐀𝐫𝐜𝐚𝐧𝐝𝐫𝐚, kakak Fano yang berusia 12 tahun.

di ketuknya pintu kayu itu sekali lagi. netranya kembali menatap pintu dengan berharap insan didalamnya akan membukakan benda itu. Tak lama munculah bocah berkacamata di hadapannya. Namun, ia heran mengapa wajah adiknya itu sedikit lebam di pinggiran bibirnya.

"itu kenapa Fano? kok luka?" tanya nya hati-hati.

Fano mematung sejenak, ia tak ingin memberi tau apa yang sebenarnya terjadi. kemudian ia menggeleng pelan,"ini.. Gak pa-pa bang.. " balas Fano seraya mengusap bekas lebam di bibirnya.

𝐄𝐥𝐟𝐚𝐧𝐨 𝐌𝐚𝐡𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚, kini ia sudah berusia 10 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐄𝐥𝐟𝐚𝐧𝐨 𝐌𝐚𝐡𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚, kini ia sudah berusia 10 tahun.

Galaksi menatap heran,"kalau gitu, ayo main?" ajak nya sekali lagi.

Sempat terdiam sebentar, netranya menatap manik legam Galaksi yang berbinar-binar layaknya bintang di malam hari. tetapi bukan reaksi yang ingin Galaksi dapatkan melainkan geleng-an kepalanya membuat tumbuh rasa kecewa dari Galaksi.

"kenapa?"

"nanti bunda marah sama Fano, bang. --nanti aja ya mainnya?", sempat terdiam beberapa saat.

Galaksi mengangguk, "ya sudah, nanti aja.. "

Sejujurnya ia ingin sekali bermain bersama dengan Galaksi. Tetapi, bagaimana jika bunda marah pada nya? Bunda menyuruh nya untuk belajar, bukan untuk bermain. Jika tidak, dirinya akan dapat hukuman nantinya.

"maaf bang... "

Galaksi heran, mengapa adiknya meminta maaf padanya?

tak lama setelah itu, Fano menutup pintu dengan sedikit kencang hingga membuat Galaksi terkejut sekaligus heran dibuatnya. namun, dipikirkan nya terlintas satu orang yang menjadi penyebab Fano jarang bermain bahkan tak pernah sama sekali.

itu nayanna.

....

ruang tengah terlihat sepi saat bayu tak ada dirumah. memang, Bayu jarang sekali untuk pulang kerumah karena pertengkaran yang selalu datang hanya karna masalah kecil yang Nayanna selalu ungkit.

kini, Galaksi berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa. netranya menampakkan Bayu yang tengah membaca secarik kertas seraya melamun. dengan heran, anak laki-laki itu menepuk pundak sang ayah.

"ayah, kenapa ngelamun?" tanya Galaksi tangan sudah mengambil duduk di samping Bayu.

Bayu hanya membalas dengan senyuman seraya mengusap kecil pucuk kepala si sulung nya itu. sebelum berucap Bayu mengambil nafas panjang, kemudian ia menatap iris gelap putra nya.

"abang sekarang udah besar, udah dua belas tahun ya?"

"ayah mau ngasih tau ke abang, sesuatu yang gak pernah abang kira sebelumnya. " terlihat Bayu kembali tersenyum.

kemudian terkekeh pelan. membuat Galaksi mengerutkan kening, "apa itu?"

Bayu mengalihkan pandangan dari Galaksi. netranya terlihat berkaca-kaca, jelas Galaksi sadar akan hal itu. sembari menghirup nafas panjang sebelum berucap kembali Bayu menoleh menatap Galaksi lagi.

"Fano lagi ngapain?"

"Fano tadi Abang ajak main, yah."

Galaksi menunduk, "tapi, dia gak bisa karna disuruh belajar sama bunda." Bayu mengangguk paham.

memang menjadi kebiasaan Nayanna menyuruh Fano belajar hingga mendapatkan hasil yang bagus. tak ada salahnya bagi seorang ibu, tapi jika dipikir perbuatan Nayanna terlalu berlebihan hingga sampai membawa fisik.

tidak ada jawaban, Galaksi kembali mendongak menatap manik sang ayah yang ikut menatap nya juga, "kalau.. semisal ayah kasih tau yang sebenarnya, Abang jangan marah ya?"

Galaksi mengangguk, "Gala nggak bisa marah sama ayah.. "

lagi-lagi Bayu pamerkan senyumannya, masih dengan. tatapan yang ia arahkan ke Galaksi.




"Fano bukan anak kandung ayah. "







"ayah dan bunda pergi ke panti asuhan waktu kamu berulang-tahun dulu, maafin ayah ya?"

terkejut? tentu saja.

"ayah bercanda kan?" Bayu menggeleng pelan.

"ayah nggak pernah bercanda, Gala." tidak, dirinya tak marah pada ayah. namun, kecewa.

mengapa ayah dan bunda me-rahasiakan hal ini? Galaksi tak menyangka jika Fano bukan bagian dari keluarga nya. ia tak marah, tapi hanya kecewa.

"Gala, kecewa ya? maaf.. " Bayu memeluk putra sulungnya yang masih terdiam.

"ayah kenapa rahasia kan ini semua?" perlahan Bayu melepaskan dekapannya. maniknya menatap iris hitam Galaksi yang tampak berkaca-kaca.

"kalau suatu saat Fano tau pasti dia marah dan sedih. itu alasan ayah nggak mau kasih tau semuanya sama Fano. Ayah tau kamu pasti kecewa sama ayah, tapi sumpah Demi apapun ayah kaya gini karna nggak mau nyakitin perasaan anak-anak. "

pria itu menunduk dalam-dalam, sebisa mungkin untuk menahan tangisan yang kapan saja akan meledak.

"ayah jangan khawatir, biar Gala yang bantu bicara sama Fano"

"Jangan sekarang, Gala. Ayah-masih belum siap... Ayah nggak mau lihat Fano marah, bahkan bikin dia kecewa.. "

"iya, Gala ngerti yah."

tak mereka sadari, Fano melihat dan mendengar semua percakapan antara ayah dan Galaksi. ia mengerti sekarang mengapa Nayanna selalu melakukan hal buruk padanya.

bulir-bulir bening berjatuhan dari manik legam Fano, kepalanya menunduk dalam-dalam. dirinya ingin sekali mengeluarkan emosinya tepat waktu ini juga.

namun, dirinya bisa apa?

ia hanyalah anak yang di pungut dari panti asuhan, ia tak memiliki hak untuk marah.

sekarang..

ia harus apa?

'Si Bungsu berceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang