𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝙺𝚎-𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝; Kak 𝐋ang!

82 10 10
                                    

Langit malam dengan rembulan indah berganti dengan terangnya mentari yang menyinari bentala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit malam dengan rembulan indah berganti dengan terangnya mentari yang menyinari bentala. Mega putih menggantung disetiap kanvas biru cakrawala yang membuat suasana tampak indah walaupun sedikit panas.

Bangunan bewarna putih dengan bau khas obat-obatan terlihat ramai pekerja
dan setiap insan yang berlalu-lalang disana. Memang sering kali bangunan itu sangat amat ditakuti dengan berita buruknya. Namun, disanalah tempat salah satu Doa tulus yang sering kali dikabulkan.

"Makan dulu, no. " ucap Angga, membuka tutup styrofoam bubur yang ia beli ketika ingin pergi ke rumah sakit

Fano yang sedari tadi terdiam ia lantas menoleh, "makasih, om. Maaf Fano ngerepotin.. "

Angga hanya membalasnya dengan senyuman manis, serta menggeleng pelan tanda tak setuju, "Jangan mikir kayak gitu, biar om suapin kamu ya.. " Ucap Angga yang tengah mengaduk-aduk buburnya.

"Gak usah, om. Fano makan sendiri aja.." Fano menolaknya.

"Tangan kamu lemes, biar om suapin aja." Tegas Angga.

Pada akhirnya, Fano hanya bisa menghembuskan nafas pasrah. Bukannya ia tak mau disuapi, tapi melihat Angga yang meninggalkan pekerjaannya. Fano menjadi sungkan untuk sekedar meminta tolong.

Kemudian, Angga pun mulai menyodorkan satu suapan buburnya pada Fano. Sementara Fano, dia lantas membuka mulut, dan menerima suapan.

"Habis ini diminum obatnya, biar nggak pusing lagi." Titah Angga, sambil memberikan suapan lagi pada mahen.

Fano hanya mengangguk, hingga beberapa menit kemudian Fano itu sudah selesai makan. Bocah itu menghabiskan satu porsi buburnya.

Sebenarnya tadi Fano sempat bilang kenyang saat buburnya masih banyak. Namun, Angga memaksa jadi mau tidak mau. Ia harus menghabiskan satu porsi, buburnya.

"Nih, sekarang minum obatnya ya." Angga memberikan beberapa kapsul obat sesuai yang dokter anjurkan.

Fano menerimanya, Ia segera meminum obat dan air secara bersamaan. Saat Angga ingin berbicara, tiba-tiba pintu terbuka perlahan menampakan seorang remaja berbaju merah dengan celana hitam tengah menatap keduanya dengan datar.


"Assalamu'alaikum.. "

Langkahnya terhenti diambang pintu, Tatapannya tertuju pada Fano yang juga menatap netranya. Namun, remaja itu lebih dulu memutuskan kontak mata dan beralih menghampiri Angga dan menyodorkan tangan kanannya.

Angga yang diam memandangi putranya, lantas menerima uluran tangan remaja itu, "Waalaikumsalam"

"Tumben cepat pulangnya, biasanya main dulu? " Remaja itu melirik sekilas Fano, "kan ayah yang nyuruh aku kesini."

'Si Bungsu berceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang