𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚔𝚎-𝚍𝚞𝚊; hilangnya sibungsu.

97 9 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gemuruh petir diiringi suara rintik hujan lebat membuat insan semula yang berlalu – lalang kini berteduh. namun, berbeda dengan anak laki - laki yang berjalan gontai kearah taman komplek yang sepi.


netranya memandang sekeliling. kini taman itu sepi, tak ada pengunjung lain selain dirinya disana.

tanpa berpikir panjang bocah itu terduduk diam di ayunan dengan tubuh yang sedikit mengigil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


tanpa berpikir panjang bocah itu terduduk diam di ayunan dengan tubuh yang sedikit mengigil. memang ini salahnya pergi keluar rumah tanpa meminta izin hingga melupakan payungnya.

kepalanya menunduk mengingat semua perkataan yang ayahnya utarakan, hingga ia tak sadar manik nya mengeluarkan bulir-bulir bening yang semula ia tahan. ia kecewa. namun, ia tak bisa berbuat apa-apa.

"Hai, kamu... ngapain disini?" Fano mengangkat kepalanya, hingga sedetik kemudian ia tersadar jika hujan sudah mereda.

tapi, siapa orang yang ada di hadapannya? bahkan.. baju yang ia kenakan terlihat mencurigakan.

"om.. siapa ya?"

"kamu mau coklat? ayo ikut om, nanti saya kasih coklat yang banyak buat kamu.."

matanya berbinar, lalu mengangguk membuat pria di hadapannya tersenyum menyeringai hingga ia tersadar bahwa ini adalah salah satu trik penculikan yang paling sering ia dengar di sekolahnya.

maniknya bergetar, ia melirik sekeliling, tak ada insan yang terlihat di sekitarnya membuat rasa takutnya semakin membesar.

"ayo, sekarang ikut om."

Fano menggeleng, "nggak! aku nggak kenal sama om!"

"cuih! ayo ikut sama saya!" Pria muda semakin memaksa Fano saat bocah itu berusaha melarikan diri.

Fano bergetar ketakutan, mengapa ini terjadi padanya? mengapa semesta melakukan nya seperti ini?

"TOLONG!!" jerit Fano, berharap ada yang mendengar nya.

ia tak bisa apa apa, kecuali berlari sekarang? Dengan cerdik Fano melemparkan sandal nya hingga atensi pria itu beralih. dengan tenaganya yang sedikit tersisa ia berlari mencoba mengitari komplek. tak ingin sandal nya hilang sebelah, Fano membawa kedua alas kakinya lalu ia gengam pada telapak tangan.

'Si Bungsu berceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang