Prolog

4 0 0
                                    

Suara mengaji terdengar nyaring di setiap magrib, hal yang rutin memang mengaji di waktu magrib dan subuh di pesantren modern An-Nur.
Para santri berbondong-bondong membuat lingkaran kecil di tempat halaqah masing-masing. Ada yang di mesjid, di depan kamar, di depan kantor, bahkan di depan rumah kyai. Membaca sedikit ayat Al-Quran sambil menunggu sang ustadzah mendatangi mereka.

"Iqro'na du'a, du'a nabtadiu! Ucap ustadzah Husna.

Ustadzah Husna dan santri nihai pun membaca doa bersama. Lalu mereka mulai mengaji silih bergantian.
Setelah mengaji biasanya para santri akan diajarkan tajwid atau hal-hal lain yang berhubungan dengan ibadah.
Namun, Husna lebih memilih untuk sharing pada santri kelas akhir itu karena kebetulan ia adalah seorang direktur bagian kenihaian yang harus selalu memantau santri-santri kelas akhir.

"Ustadzah, kalo ustadzah bisa kembali ke masa lalu, apa yang mau ustadadzah lakukan?" Tanya Kamila sambil cengengesan.

"Emm...Pertanyaan kamu unik. Tapi waktu itu tidak bisa diulang dan kalo bisa pun ustadzah memilih untuk tetap berada di masa depan dan tidak mengubah masa lalu. Kalian tau alasannya? Tanya Husna pada 5 anak santri itu.

Mereka menjawab dengan gelengan kepala seraya mengucap "Emang kenapa ustadzah?"

"Kalian dengar baik-baik cerita ustadzah!" Perintah Husna sambil mengingat kembali kisahnya.

Mereka pun sontak maju ke depan untuk mendengarkan cerita sang ustadzah dengan jelas dan lebih khidmat.


NB:
1. Translate tulisan miring: "bacalah doa, berdoa kita mulai!"
2. Santri nihai adalah santri kelas akhir yang biasa dikenal dengan santri kelas 12 aliyah.

ALOOO GAISSS SELAMAT DATANG DI BAB INIIII, JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, AND COMMENT YA....
BANTU AKU BUAT TERBITIN CERITAKU
JANGAN COPY PAST YA CANTIK GANTENG, KITA SALING HARGAI KARYA KITA OKAY. TERIMA KASIH🤩🙏

Ruang KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang