dua

330 194 16
                                    

Hidup berjalan sebagaimana semestinya, seharusnya memang begitu kan?

Selalu ada rencana untuk hidup selanjutnya bagi setiap orang termasuk Raisa, tapi akan ada yang namanya takdir. Takdir baik atau buruk. Dan sekarang Raisa sedang berada ditakdir buruk. we have to accept fate, good or bad

Dirinya sudah berada di raga asing ini dua puluh empat jam lamanya, yang artinya itu sudah satu hari. Selama itu pula ada seorang gadis yang mengaku sebagai pelayan peribadinya, tugasnya hanya membatu mengambilkan ataupun memenuhi segala kebutuhan dan keperluannya.

Raga milik gadis yang diketahuinya bernama Aurora ini memiliki fisik yang tak sempurna, Raisa harus menerima takdir buruk yang kesekian kalinya ketika raga baru yang ditempatinya ini adalah seorang tunanetra. Itu artinya Raisa tidak bisa melihat, selama berada ditubuh ini.

"Sial"

"ARKHH"

Teriakan itu menggema disebuah ruangan bernuansa abu-abu, sorang gadis yang melakukannya. Raisa menangis tersedu-sedu sambari melemparkan bantal, selimut dan apa saja yang dapat dijangkaunya.

"Hal buruk apa yang pernah gue lakuin, sampe gue harus berpindah ke jiwa orang buta?!"

"GAK...!"

"GUE GAK MAU?!"

"Gue ngga mau buta!"

"Balikin mata gue...balikin raga gue..." Gadis yang malang. Itu akan menjadi julukannya hari ini. Raisa sadar, menangis memang tidak bisa menyelesaikan masalah tapi Menangis merupakan salah satu cara untuk meluapkan emosi yang sedang dirasakannya saat ini.

Apalah daya, dirinya tidak bisa melakukan apa-apa untuk sekarang. Dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk berbuat sesuatu yang lebih, hanya air mata yang ia punya.

Raisa bergeming, tubuhnya meluruh kelantai yang dingin, tenanganya sudah habis. Dirinya terbangun ditengah malam, tadinya Raisa hanya sekedar terbangun karna merasa dingin, sesuatu yang tadinya Raisa fikir itu hanyalah mimpi atau halusinasinya saja, tapi sama sekali tak ada perubahan. Semuanya masih sama.

Dirinya masih terjebak diraga asing.

Raisa terkekeh sumbang, kenyataan ini terlalu tiba-tiba, dia tidak siap. Trasmigrasi. Dia kira hal semacam itu hanya ada di novel-novel cerita fiksi hasil karangan seseorang yang belum tentu kebenarannya. Namun ternyata dirinya harus mengalami hal serupa. Tapi untuk apa? Dirinya tidak ingin hidup untuk orang lain.

"Gue lebih baik mati dari pada ngga punya tujuan hidup"

nightmare

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Two SoulsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang