Ca, pulang nanti mama jemput, kamu tunggu aja di Halte deket simpang sekolah mu, ya.
Kalo bukan karna mama, Raisa tidak akan tau jika 70 meter dari posisinya berdiri saat ini ada sebuah Halte mini, disimpang menuju sekolahnya. Raga baru ini membuat Raisa tidak begitu tahu dengan lingkungan sekitarnya, dikehidupan sebelumnya saja dia tidak tahu apa-apa mengenai dunia luar. You know lah.
"Raisa, pulang naik apa?"
Gadis itu menoleh kala sebuah mobil berwarna hitam milik Milia berhenti didepannya. Dengan kaca yang terbuka, gadis yang berada didalamnya menyebulkan kepala disertai senyum manis dibibirnya.
"Nanti dijemput"
"Oh gitu, gue duluan ya!" Raisa mengangguk sembari tersenyum dan melambaikan tangannya, sementara gadis berambut merah itu sudah menjalankan kendaraannya kembali.
Raisa mengayunkan kakinya menuju Halte yang dimaksud mama dengan langkah lunglai. Bagaimana jika mamanya tau kalau waktu sekolah nya seharian ini dipakai untuk membolos, walau Raisa yang dulu kerap kali melakukannya, tapi dirinya tetap merasa bersalah.
Gadis itu duduk dikursi panjang yang terdapat di sana, memandang jalanan yang ramai oleh siswa SMA Airlangga yang berlalu lalang untuk pulang. Ujung matanya melirik pada seorang remaja laki laki yang baru saja mendudukan dirinya di kursi samping Raisa.
Tak perlu menoleh untuk benar benar tau siapa dia, dari posisi yang hanya berjarak 30cm itu saja Raisa sudah bisa mengenalinya. Dia, Wilantara?!
Raisa ini tipikal manusia yang dapat mengingat siapa saja yang dilihatnya, meski hanya sekali bertemu. Wilan, adalah pemuda yang dikabarkan menjalin hubungan dengan salah satu pengajar di tempatnya bersekolah, yang tadi dilihatnya dilapangan bersama dengan segerombolan gadis-gadis SMA Airlangga.
"Udah lama ngga ketemu. Gimana kabar lo?" Raisa sedikit kaget kala pemuda itu menanyakan kabarnya. Dia juga melihat beberapa lebam diwajah wilan saat menatap remaja itu, sepertinya karna kejadian di Lapangan basket tadi.
"Baik" satu kata itu berhasil membuat remaja disebelahnya tersenyum samar.
"Em. Gosip__"
"Lo mau nanya kalo gosip itu bener apa ngga?" Wilan lebih dulu memotong ucapan yang ingin Raisa lontarkan. Laki-laki itu sudah tau apa yang akan ditanyakan gadis disebelahnya, sama seperti kebanyakan orang yang menanyakan hal serupa.
Raisa mengangguk mengiyakan, jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam ia sebenarnya ingin mengetahui lebih lanjut dan sangat menyayangkan seorang Wilantara yang masih muda dan berprestasi harus bertunangan dengan seorang guru yang berumur jauh diatasnya. Meski umur hanyalah angka, tapi tetap saja apakah Wilan tidak ingin mencari yang lebih muda. Jika iya, maka Raisa dengan senang hati akan menerimanya.
Siapa sih yang tidak mau dengan Wilantara, sudahlah ganteng, ramah, pintar. Pokonya idaman lah.
"Gue cuma mau ngasih tau aja sih. Kalo lo mau aman di SMA Airlangga ini, maka lo harus patuhi tiga hal berikut. Pertama, jangan pernah ikut campur dalam setiap hal yang gak ada hubungannya sama lo"
"Kedua, jangan pernah penasaran dan nekat mencari tau"
"Dan yang ketiga. Kalau sampai kedua poin itu terjadi, lo bakal mati didetik itu juga"
Maksudnya?!
•
annoyed
•
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Souls
Teen FictionSebuah kecelakaan hebat yang dialami Raisa membuat jiwanya terlempar ketubuh Aurora, gadis buta kaya-raya yang sudah bosan hidup dan telah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 29 kali namun berhasil digagalkan. Jiwa keduanya pun tertukar, Raisa y...