"Bisa ngga sih, Lo tu sehari aja ngga bikin repot orang serumah?"
"Yang pingsan lah, mau bunuh diri lah. Lo udah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 29 kali, apa lo ngga capek kaya gitu? Untung gak mati beneran lo"
"Tapi kalo lo mati, ya bagus lah. So,dirumah ini udah gak ada sampah lagi"
Laki laki yang terus mengoceh itu tiba-tiba tertawa jahat disamping telinga Aurora, sangat mengerikan. Tapi gadis yang tengah direndahkan itu hanya bergeming.
Aurora duduk manis dikasur King Sizenya sembari menikmati makanan ringan yang dihidangkan untuknya, dia sama sekali tidak mengindahkan ucapan seseorang didepannya itu, terserah lah dia mau berkata apa, toh dia juga tidak mengenal orang itu.
Sedari awal laki-laki itu memasuki wilayahnya dia terus saja mengoceh yang tidak Aurora ketahui, bahkan laki-laki itu dengan tak sopannya mengusir para maid yang tengah berada dikamarnya dengan nada tinggi. Songong. Itu adalah julukan yang diberikan Aurora kepada pemuda asing didepannya itu.
Laki-laki itu menatap Aurora tajam, setajam silet. Matanya sedari tadi mengawasi tanpa terlewat sedikitpun dari setiap gerakan yang dilakukan adik kembarnya itu__ralat. Gadis itu__karna Aaron tak akan sudi menganggap Aurora sebagai adiknya. Lalu, matanya dengan perlahan turun kebawah menatap kaki Aurora yang dililit perban sangat tebal. Tak ada tatapan kasihan dimatanya, pemuda itu hanya memandang muak melihat keceroban Aurora yang sangat berdampak pada tubuh gadis itu sendiri.
"Lo mau gue bantuin biar cepet mati gak?"
•
funny friend
•
Malam ini ruang rawat inap yang dihuni oleh Raisa terlihat ramai, teman-teman Raisa semuanya datang untuk menjenguk gadis itu. Lumayan banyak sih, mungkin ada sekitar 20han orang yang didominasi oleh laki-laki. Tapi mereka semua sudah pulang, tersisa tiga orang yang merupakan teman dekat Raisa.
Gadis itu sedari tadi hanya bisa tersenyum canggung saat diajak mengobrol oleh ketiga teman dekatnya, mereka sumua terlihat sangat lucu, bahkan ketiga remaja itu menggelar karpet sendiri dilantai rumah sakit. Tak lupa cemilan segunungan yang mereka bawa sendiri.
Katanya sih, ketiga remaja itu ingin menemani Raisa 24 jam, mumpung sekolah masih libur jadi mereka ada kesempatan untuk ikut merawat Raisa.
Ketiganya sedari tadi asyik bercanda, Raisa hanya memperhatikan dari atas brankar.
"Jan! Bagi itu keripik kentangnya, masa segitu banyaknya tinggal sebungkus doang sih. Gue belum makan tau yang itu!" Kesal Milia mencoba merebut bungkus jajanan ditangan Dozan. Namun laki-laki itu tidak langsung memberikannya, dirinya justru mengadahkan bungkus jajan itu kehadapan mulutnya lalu memakan habis kripik kentang yang memang tinggal sedikit.
Tindakan serakah Dozan barusan membuat Milia murka, gadis itu mengeluarkan tanduk tersembunyinya lalu mencubiti Doza berkali-kali dibagian perut.
"Asu lo ya!"
"Ampun Mil, nanti gue beliin deh buat lo. Kalo perlu sepabrik-pabriknya"
"Bullshit!"
"Raisa! Lo ngga suka marah-marah kaya Milia kan, Sa. Nantik mukanya kaya Milia nih" teriak Dozan secara tidak langsung sudah membangunkan singa betina dalam diri Milia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Souls
Teen FictionSebuah kecelakaan hebat yang dialami Raisa membuat jiwanya terlempar ketubuh Aurora, gadis buta kaya-raya yang sudah bosan hidup dan telah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 29 kali namun berhasil digagalkan. Jiwa keduanya pun tertukar, Raisa y...