Sebelum kalian baca part 4, aku mau bilang kalau part 3 aku edit lagi tadi. Jadi kalau kalian mau kalian bisa baca lagi agar sesuai sama part 4 yah. Happy readng
Semua karyaku tersedia dalam bentuk ebook, pdf, playbook dan juga tersedia di karyakarsa. Mampir ya, jangan lupa dukungannya. Akun karyakarsa-ku AokiRei sama dengan nama akun wattpadku. Yang mau pdf bisa kontak di no 081917797353
Jangan lupa tinggalkan jejak yah. Happy reading.
❤❤❤❤
"Apa anda yakin dengan apa yang baru saja anda perintahkan pada Louisa, My Lord?" tanya Collin begitu memasuki ruang kerja Xavier.
"Aku hanya ingin memastikan dia cekatan seperti yang Mama katakan. Ini salah satu cara untuk memastikan seberapa cekatan dirinya untuk bekerja denganku," Xavier menatap Collin tajam. "Jangan bilang kalau kau kasihan padanya, Collin."
Collin menunduk, tahu dirinya sudah lancang. "Maafkan saya, My Lord."
Xavier menuangkan brendi ke dalam gelasnya lalu berjalan ke arah jendela, berdiri disana memandang langit yang mulai gelap. "Seperti yang aku katakan padanya, aku tidak ingin bekerja dengan orang yang tidak cekatan apalagi dengan seorang wanita. Tapi jika kau kasihan padanya, kau bisa membantunya, itupun jika dia mau dibantu olehmu, karena dari yang aku lihat dia bukan wanita yang akan menyambut dengan sukacita pertolongan dari orang lain yang baru dikenalnya."
"Saya mengerti, My Lord. Sekali lagi maafkan saya," jawab Collin. "Saya ingin mengingatkan jika makan malam akan dimulai tiga puluh menit lagi," tambah Collin.
Xavier mengangguk. Tatapannya masih tertuju pada langit di hadapannya. Enggan beranjak dari tempatnya berdiri.
Semburat kemerahan di langit terlihat indah dan menenangkan. Sayangnya saat ini pikiran Xavier tidak setenang biasanya. Ada banyak hal yang mengganggu pikirannya. Ada banyak pertanyaan yang silih berganti memenuhi pikirannya. Untuk itu ia akan mencari tahu apa yang telah terjadi dan apa yang telah dilewatkannya.
"Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku, Collin."
"Apa yang bisa saya lakukan untuk anda, My Lord."
Xavier kembali berjalan ke meja kerjanya, duduk disana dengan tenang. "Aku ingin kau mencari tahu tujuannya. Apa yang diinginkannya dan apa saja yang diketahuinya. Aku tidak ingin kecolongan. Aku yakin kau pasti tahu apa maksudku."
Collin mengangguk. Tentu saja ia tahu apa yang saat ini dibicarakan Xavier karena ia selalu ada dimanapun Xavier berada. "Akan saya lakukan, My Lord."
"Dan pastikan tidak ada yang tahu semua ini termasuk Alexander. Aku tidak ingin dia khawatir."
"Baik, My Lord."
"Pergilah. Selesaikan tugasmu secepatnya."
"Baik, My Lord. Kalau begitu saya permisi," Collin memberi hormat lalu meninggalkan ruang kerja Xavier. Ada tugas penting yang harus dilakukannya dalam beberapa hari ke depan.
Sementara itu, sesampainya di kamar, Louisa langsung melemparkan buku yang dibawanya ke atas meja. Dengan kesal ia melepaskan kacamata yang dikenakannya, begitupun sanggul rambutnya yang selalu rapi dan mengkilap lalu duduk di kursi meja kerjanya. Tatapan Louisa tertuju pada buku tebal dihadapannya. Ia yakin Xavier pasti tengah mengerjainya hingga menugaskan hal tidak masuk akal ini.
Bagaimana bisa ia merangkum buku setebal itu hanya dalam satu malam? Apa Xavier pikir ia bisa membaca buku setebal ini dalam satu malam? Apa Xavier pikir ia tidak butuh istirahat? Baru bertemu saja pria itu sudah memberinya kesan tidak baik, bagaimana nanti selanjutnya? Louisa yakin Xavier pasti akan terus mengerjainya tanpa henti agar ia mengundurkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T GO (SEQUEL OF SEASON SERIES#5)
RomanceSequel of season series 5 (Sang Viscount)