Semua karyaku tersedia dalam bentuk ebook, pdf, playbook dan juga tersedia di karyakarsa. Mampir ya, jangan lupa dukungannya. Akun karyakarsa-ku AokiRei sama dengan nama akun wattpadku. Yang mau pdf bisa kontak di no 081917797353
Jangan lupa tinggalkan jejak yah. Happy reading.
❤❤❤❤
Xavier menatap wanita yang berdiri di hadapan mamanya dengan tatapan penuh penilaian. Wanita itu masih muda, memiliki wajah cantik, berpenampilan menarik dengan mata berwarna coklat serta rambut hitam yang berkilau meskipun rambutnya disanggul rapi. Dari segi penampilan wanita itu terlihat sangat profesional tapi Xavier tidak terlalu menyukainya karena tatapan wanita itu terlihat seperti pemberontak. Wanita itu tidak menundukkan pandangan saat pandangan mereka bertemu tapi malah balas menatapnya seolah tengah menantangnya. Terlihat jelas jika wanita yang berdiri di hadapannya adalah wanita keras kepala yang tidak mau diatur. Xavier tidak pernah ingin terlibat dengan wanita-wanita keras kepala seperti itu.
Entah darimana mamanya mendapatkan wanita itu, tapi Xavier dari pertama melihatnya, Xavier tahu jika ia tidak akan cocok bersama wanita itu.
"Dan Louisa, mulai sekarang kau akan bekerja sebagai sekretaris pribadi Xavier."
"Sekretaris pribadi? Aku tidak membutuhkannya, Mama. Collin sudah lebih dari cukup untukku," tolak Xavier sebelum Louisa bicara.
"Collin sudah terlalu lelah mengurusi semua keperluanmu yang lain. Mama tidak ingin dia semakin terbebani dengan semua pekerjaan yang kau berikan padanya karena itu mulai hari ini Louisa akan menjadi sekretaris pribadimu."
Xavier menatap sang mama dengan malas. "Dari mana Mama mendapatkan ide seperti ini?"
Eilaria kembali duduk sementara Louisa tetap berdiri di tempatnya. "Asal kau tahu, Louisa sangat bisa diandalkan, jika itu yang kau khawatirkan. Mama sudah membuktikan keahlian Louisa. Dia sangat pandai dan cekatan melakukan pekerjaannya. Mama yakin kau akan menyukainya."
"Mama tahu kan aku tidak suka bekerja dengan wanita."
Bukan tanpa alasan Xavier menolak bekerja dengan wanita, pengalaman membuatnya tahu jika bekerja dengan wanita tidak cukup baik untuknya. Bukan karena mereka tidak pandai dan cekatan tapi karena mereka kerap menaruh hati padanya. Jika sudah seperti itu, mereka akan melakukan segala cara untuk mencari perhatiannya bahkan menggodanya dengan terang-terangan. Itulah kenapa Xavier enggan terlibat dengan para wanita. Ia tidak ingin dipusingkan dengan hal-hal receh yang akan semakin menambah pikiranya.
Eilaria terlihat kesal dengan jawaban yang Xavier berikan. Ia menatap Louisa dan meminta wanita itu untuk menunggu diluar sementara ia bicara dengan Xavier.
"Justru hal itu harus kau ubah mulai sekarang," kata Eilaria begitu Louisa sudah tidak ada diantara mereka.
"Dirubah? Apa yang salah dengan hal itu?"
"Tentu saja salah. Selama ini kau terlalu banyak bekerja dengan pria hingga membuatmu lupa jika masih ada yang namanya wanita di dunia ini. Mama tidak ingin kau malah tertarik pada pria jika terlalu sering bekerja dengan mereka."
"Tertarik pada pria? Mama pikir aku penyuka sesama jenis? Lelucon macam apa ini?" Xavier menoleh pada Richard yang berusaha keras menahan senyum.
Eilaria tidak peduli dengan penolakan yang Xavier tunjukkan. Ia hanya tidak ingin Xavier menjadi penyuka sesama jenis hanya karena terlalu sering bekerja dengan banyak pria. Ia tidak ingin putra satu-satunya terjerumus pergaulan yang tidak benar.
"Mama dan Papa memang tidak pernah memaksamu untuk menikah tapi jangan pikir kami lepas tangan begitu saja darimu. Kami tetap mengawasimu agar kami tetap bisa melindungimu. Selama pengawasan yang kami lakukan, Mama menemukan kenyataan jika kau tidak pernah sekalipun dengan wanita. Kau selalu menolak setiap kali ada yang mendekatimu. Menurutmu apa yang Mama pikirkan dengan semua itu??"
"Tidak dekat dengan para wanita bukan berarti aku bukan pria normal, Mama. Aku masih sangat normal jika itu yang Mama khawatirkan."
"Itu hanya omong kosong tanpa bukti. Apa kau pikir Mama tidak tahu kalau sampai saat ini kau masih perjaka, Xavier?"
Wajah Xavier merah. "Mama..."
Eilaria melipat kedua tangan di dada. "Jangan menyangkal karena Mama punya banyak mata untuk tahu apa saja yang kau lakukan selama berada jauh dari kami. Bahkan saat kau menghadiri pesta dansa di London kau tidak pernah terlibat dengan wanita manapun. Kau memang akan pergi dan bicara dengan mereka tapi hanya sebatas itu. Tidak pernah sekalipun kau membawa mereka ke atas ranjangmu."
"Mama, aku tidak mungkin membawa sembarang wanita ke atas ranjangku."
"Kenyataannya sepupu-sepupumu bisa melakukannya kenapa kau tidak? Kau tidak kalah tampan dari mereka dan Mama tahu ada banyak wanita yang menginginkanmu tapi tidak pernah sekalipun kau benar-benar membawa mereka bersamamu. Fakta itu justru membuktikan jika kau memang berbeda diantara semua sepupumu."
"Berbeda? Aku masih sangat normal, Mama," kata Xavier yang tahu apa arti kata berbeda yang baru saja disebutkan Eilaria.
"Normal?" Eilaria mendengkus. "Jika kau pria normal seperti yang kau katakan, kau tidak mungkin masih perjaka sampai saat ini, atau jangan-jangan..." tatapan Eilaria jatuh pada selangkangan Xavier. "Milikmu tidak bisa berdiri ya sampai-sampai kau masih perjaka sampai saat ini?"
"Ya Tuhan, Mamaaa..." Xavier kembali menatap Richard yang kali ini tidak lagi bisa menahan tawanya. Richard tertawa terbahak-bahak menertawakan perdebatan istri dan putranya. "Kenapa Papa tertawa? Apa Papa tidak dengar apa yang baru saja Mama katakan? Mama meragukan kesempurnaan putranya."
"Jika Papa berada di posisi Mama, papa pasti akan berpikir hal yang sama."
"Jadi Papa juga meragukanku?"
"Jika boleh, Papa ingin mengatakan iya," balas Richard santai meskipun sejujurnya apa yang baru saja disampaikannya tidak sepenuhnya benar. Ia tidak pernah meragukan kenormalan Xavier. Tidak pernah terlibat dengan wanita bukan berarti mereka memiliki kelainan. Hal itu bisa saja terjadi karena Xavier belum menemukan wanita yang benar-benar diinginkannya. Atau bisa saja Xavier enggan dekat dengan para wanita karena tidak ingin memberi mereka harapan palsu. Tapi ia harus tetap berada di sisi Eilaria seperti yang ia janjikan sebelumnya.
"Apa perlu aku membuka celanaku disini sekarang juga?" gerutu Xavier kesal.
"Buka saja jika kau mau, Mama juga penasaran ingin melihatnya. Apa benar milikmu tidak bisa berdiri atau sebaliknya," tantang Eilaria yang lagi-lagi membuat Richard kembali tertawa.
"Ya Tuhan!!" Xavier memijat kepalanya yang tiba-tiba saja berdenyut. Baru beberapa saat lalu ia merasa senang karena kedua orang tuanya tidak pernah mendesaknya untuk segera menikah, tapi sekarang keduanya malah mengeroyoknya dari berbagai sudut yang membuatnya terpojokkan hanya agar ia segera menikah. Sungguh kerjasama sama baik.
"Mama ingin Louisa menjadi sekretaris pribadimu agar kau terbiasa dekat dengan wanita. Dengan begitu, Mama yakin kau akan kembali normal seperti sebelumnya," kata Eilaria tegas.
Xavier menatap Richard, mencoba memohon pertolongan pria itu, tapi Richard hanya mengangkat bahu tanda jika ia tidak bisa berbuat apa pun untuk mendukungnya. Xavier tidak terlalu terkejut karena ia tahu jika papanya pasti akan berada di pihak mamanya.
"Jadi sudah disepakati, suka atau tidak, mulai sekarang Louisa akan menjadi sekretaris pribadimu," kata Eilaria tegas.
Xavier menghela nafas panjang. Jika mamanya sudah bertekad seperti ini, ia tidak lagi bisa membantah. Satu-satunya cara untuk mengakhiri pembicaraan tidak masuk akal ini adalah dengan menerima apa pun yang mamanya putuskan.
❤❤❤❤
30052024
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T GO (SEQUEL OF SEASON SERIES#5)
RomansaSequel of season series 5 (Sang Viscount)