Menyebalkan.

137 21 1
                                    

             **FLASHBACKS.**

Selina: "Selena juga belum pulang..apa dia masih latihan? Lama banget latihannya. Harusnya-"

Ucapannya terpotong setelah mendengar ponselnya berbunyi, seseorang telah meneleponnya.

Selina: "Siapa sih yang nelpon? Ganggu orang makan aja..loh?-"
  
       **FLASHBACKS ENDS.**

Selina: "loh, Selena? Ngapain dia nelpon nelpon. Ga biasanya."

Selina mengambil ponselnya, mengangkat telponnya lalu menaruhnya di telinganya.

Selina: "Kenapa, len?"

Selena: "Bilangin ke papa, kalau aku nanti pulang telat. Latihanku  ada banyak jadwal sekarang."

Selina: "Ya, santai aja. Nanti pasti ku bilang ke papa."

Selena: "Baiklah. Aku lanjut dulu ya?"

Selena menutup telepon tersebut, Selina bangun dari kursinya dan membuka pintu kamarnya lalu bergegas ke bawah.

Selina: "Papa? Pa?"

Selina melihat sekelilingnya, mencoba mencari keberadaan Ayahnya. Selina berjalan ke ruang tamu dan melihat ayahnya yang duduk di sofa. Dia menghampiri ayahnya.

Selina: "Pa, tadi Selena nelpon. Katanya dia pulang agak telat."

Arya: Baiklah.

Arya lalu gumam pelan, dia sedikit kesal.

'Anak itu..'

Selina hanya mengangguk, lalu dia berjalan pergi. Tiba tiba ayahnya memanggilnya.

Arya: "Selina."

Selina sedikit kesal, tapi dia menoleh ke ayahnya.

Selina: "Ada apa lagi sih, ayah?"

Ayahnya menghela nafas, dia sepertinya sangat serius akan hal ini.

Arya: "Kamu ingat kan apa yang ayah katakan? Kita bisa memanfaatkan Atmaja untuk kepentingan kita. Jadi, kamu harus dekati Medi itu."

Selina hanya menghela nafas dengan kekesalan. Dia mengangguk, dia sebenarnya tidak mau berbicara dengan anak itu.

Selina: "Baik, ayah."

Selina berjalan pergi dan naik tangga lalu ke kamarnya. Dia memikirkan hal yang ayahnya katakan. Dia semakin pusing.

Selina: "Ck. Bukankah ayah tau kalau aku bahkan tidak suka dengan keluarga itu. Menyebalkan."

Tiba tiba ponsel Selina berbunyi, sepertinya seseorang mengirim pesan..

Selina: "Apa lagi sih?"

Selina mengambil ponselnya dan melihat pesan tersebut, itu dari Rere, Ketua osis di sekolahnya.

                   **Rere**
                   (Online.)

"P."
22.57
"Selinn."
22.57
"Woii."
21.57
                                        "apa re?"
                                             21.58
"Nanti osis ada rapat.."
21.59
"Kamu jangan bolos ya."
22.00                        
                 "siapa juga yang bolos.
              Kukira ada masalah apa."
                                                  22.00
"Hehe bercanda aja..
Jangan marah dongg
Kan cuman bercandaa"
22.01
                                   "terserah, re."
                                                 22.02
              **Chat ended.**

Selina menaruh hpnya di meja, dia semakin kesal akan hal ini.

Selina: "Lebih baik aku belajar aja. Hari ini cukup menyebalkan."

Selina mulai mengambil buku serta alat tulis lainnya, dia mulai belajar tentang hal baru di pelajaran IPA, IPS, MTK, dan lainnya.

Perlahan lahan waktu sudah berjalan cukup lama, Selina semakin mengantuk dan mengantuk.

Selina: "Aku ngantuk, sial..aku-.."

Selina tertidur di mejanya, dia tertidur cukup lelap. Dia membaringkan kepalanya di meja tersebut. Hari ini...menyebalkan.

Keesokan harinya, Selina masih tertidur di mejanya, matahari mulai bersinar, Selina terbangun karena alarm yang berbunyi keras.

Selina: "Jam berapa ini? Jam 06.20 aku harus berangkat cepat sebelum terlambat."

Selina berjalan keluar kamar, dia masih mengantuk. Namun dia memaksa untuk tetap bangun.

Selina: "Selena seharusnya sudah berangkat sih."

Selina berjalan ke kamar mandi untuk mandi, setelah itu. Selina memakai seragam sekolahnya, dia keluar rumah.

Selina: "Kapan kita akurnya, Selena?.."

Selina mengendarai mobilnya dan berangkat ke sekolah. Setelah sampai disekolah dia masuk ke kelasnya dan duduk di kursinya.

Selina: "Ada rapat osis lagi, ck."

Setelah beberapa menit waktu semakin berjalan lalu, bell berbunyi. Mereka semua duduk di kursi dan mendengarkan penjelasan tentang pelajaran sesuai mapel.

Selina hanya fokus menjelaskan penjelaskan penjelasan dari pak Matthias. Waktu semakin berjalan dan berjalan satu jam telah berlalu. Bell berbunyi.

Selina: "Waktunya rapat.."

Selina berjalan ke ruang osis dan mulai membahas tentang penindasan Pelita manju terhadap Ian dan Adnan.

              **SKIP!**

Pulang sekolah, Selina mengendarai mobilnya untuk pulang kerumah, dia terlalu capek karena rapat tadi.

Sesampainya di rumah, Selina memasuki rumahnya.

Selina: "Aku pulang."

Selina bergegas ke kamarnya, dia berbaring di kasur, dia cukup kesal untuk hari ini. Dia memikirkan apakah dia harus mengikuti ayahnya untuk memanfaatkan Atmaja juga?..

Selina: "sial."

Tiba tiba ayahnya memasuki kamar Selina tanpa mengetuk pintu.

Arya: "Selina. Besok setelah kamu pulang sekolah kita bertemu lagi dengan Atmaja, mengerti? Selena juga akan ikut."

Selina: "Kenapa ayah tidak mengetuk pintu? Lagi? Kita bertemu lagi dengan keluarga itu? Aku capek, pah!"

Arya: "Selina, jangan melawan orang tua. Kau harus ikut dengan papa lagi, mengerti?"

Ayahnya berkata dengan nada tinggi, Selina sangat kesal atas tindakan ayahnya. Dia sedang capek..kenapa ayahnya memaksa mereka untuk mendekati Atmaja untuk kepentingan pribadi.

Selina: "Baiklah.."

Ayahnya menutup pintu dan berjalan pergi dari kamarnya.

Selina: "Dasar orang tua.."
 
        **TO BE CONTINUED.**

AKHIRNYAAA
MAAFNYA CERITANYA PENDEKK :(

711 kata.

Medi X SelinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang