Malam harinya, Zena mulai terbangun dari tidurnya karena merasa perutnya perlu diisi. Zena sudah tertidur atau lebih tepatnya pingsan dari tadi siang dipantai.
"Eunghh" Lenguh Zena dan mulai bangkit dari ranjangnya. Namun rasa pusing menggelegar dikepalanya. Zena memijat pelipisnya sebentar dan mengingat-ingat apa yang telah terjadi.
"Gue kenapa? Bukannya gue lagi dipantai yah pas siang, kok dah malem sih"
"Masa gue mimpi, gak mungkin kan"
Karena tidak mau ambil pusing, Zena keluar dari kamarnya dan menuju kedapur untuk sekedar membuat ramen untuk makan malamnya.
Jam sudah menunjukkan 22.14, dan Zena baru menyelesaikan makan malamnya. Ia masih mencoba mengingat-ingat kejadian yang menimpanya sebelumnya.
"Arghh bodo amat deh, tidur lagi aja" Akhirnya Zena memilih kembali tidur.
Sementara ditempat lain, dua orang sedang memantau pergerakan Zena dari arah luar. Mereka berada diatas pohon dan memandang apartement Zena, lebih tepatnya mengawasi.
"Kayaknya kita terlambat"
"Yah, yang bisa kita lakukan hanya melindunginya"
"Ternyata dia benar-benar licik"
"Hmm, bahkan anak itu bisa ditandai olehnya"
"Kita akan masuk besok?"
"Ya, kita harus selalu mengawasi anak itu"
Mereka berdua sibuk membicarakan rencana mereka untuk melindungi 'anak itu' dan setelah dirasa dia tertidur mereka pergi meninggalkan tempat itu.
✿✿✿✿
Seperti biasa, pagi ini Zena bersiap untuk pergi kesekolah, hari ini ia terlambat bangun dan dirinya bahkan tidak sarapan terlebih dahulu.
Zena menancap gas motornya dan mengendarainya dengan kecepatan diatas rata-rata. Cukup beruntung karena Zena sampai disekolah tepat waktu sebelum satpam menutup gerbangnya.
Zena langsung memarkirkan motornya dan berlari dikoridor sekolah menuju kelasnya. Dan untungnya disaat dia masuk kelasnya sedang ada jamkos jadi dia merasa percuma berlarian dikoridor menuju kelasnya.
'Cih tau gitu gue jalan santai aja tadi' Batin Zena dan segera melangkah menuju kursinya.
Baru saja dirinya duduk teman-temannya langsung memandang dirinya.
"Kenapa?" Bingung Zena saat ketiga memandangnya khawatir.
"Gimana keadaan lu?"
"Apa ada yang sakit?"
"Lu gapapa kan?"
Pertanyaan bertubi-tubi dari Silvi, Ireina, dan Aurel membuat Zena semakin bingung dibuatnya.
"Emangnya kemarin gue kenapa?"
Mereka semua saling pandang satu sama lain mendengar ucapan Zena. Namun, Silvi langsung angkat bicara mewakili teman-temannya.
"Lu gak inget? Kemarin kan lu pingsan"
Zena terdiam sebentar dan beberapa detik dia mengingatnya, bahwa dia bertemu dengan Michael yang ternyata adalah seorang vampire.
"A-ah ya kemarin gue tiba-tiba pusing jadi pingsan hehe" Ucap Zena dengan diakhiri kekehan kecil membuat ketiganya bernafas lega.
"Kirain lu punya penyakit apa sampai pingsan gitu"
"Gak kok, tenang aja" Ucap Zena menanggapi pernyataan Aurel.
Mereka hanya mengangguk dan hening kembali melanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Secrets; Revenge Or Love | HIATUS
FantasyKisah anak sekolah dengan berbagai makhluk mitologi yang tersisa, dan mungkin cinta? Yah mungkin saja seorang yang terobsesi dan berakhir cinta dan pertarungan..maybe?