Malam hari pun kian tiba, menggantikan sang surya dengan rembulan untuk menyinari dunia yang gelap ini, (seperti hati author ekhem).
Segerombol remaja sedang berkumpul disebuah rumah atau lebih tepatnya markas yang berada ditengah hutan. Mereka mengobrol biasa dan sesekali memakan camilan yang tersedia.
Sampai akhirnya salah satu dari mereka membuka topik yang sedang direncanakan oleh temannya itu.
"Ehh el, gimana tadi rencana lu?" Tanya Varo selaku teman dari pemuda yang ditanyakannya.
Yah mereka adalah Michael and the geng. Siapa lagi kalau bukan Varo, Gevan, dan Gara. Sebenarnya masih ada yang lain namun hanya mereka berempat yang berkumpul.
"Lu tanya gue? Jelas berhasil lah, dia sekarang milik gue" Ucap pemuda itu yang tak lain adalah Michael.
"Tapi dia terpaksa nerima lu" Sontak mereka langsung menengok kearah Gara yang berbicara seperti itu.
"Gue gak peduli asalkan dia jadi milik gue"
Mereka hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan Michael. Yah mereka tentu tau apapun yang Michael inginkan harus dia dapatkan.
Sampai keheningan itu akhirnya buyar karena kedatangan para remaja lainnya. Yah selain mereka berempat tentunya ada anggota lain tapi yang inti hanya 4 orang itu saja.
Mereka adalah anggota yang lumayan berpengaruh pada geng itu. Geng "The Vamp's Dark" merupakan geng yang dibuat oleh Michael dan 3 temannya.
Tentu ada alasan dibalik Michael membuat geng itu, namun tidak ada yang mengetahuinya kecuali anggota inti saja dan yah ketuanya Michael sedangkan wakilnya Gevan.
"Ada apa?" Tanya Michael kepada 4 remaja yang baru saja datang.
"Hehe gapapa bos, kita cuma bosen" Ucap salah satu dari mereka, Ken.
"Iya" Jawab mereka bertiga membenarkan ucapan Ken yang tak lain, Alvin, Lian, dan Arkan.
Setelah itu terjadi keheningan diantara mereka, ada yang sibuk dengan ponselnya ataupun memakan camilan disana. Sampai suara Ken membuat mereka memandangnya.
"Diem-diem bae, nyanyi lah kuy" Ken yang notabenenya bobrok pun mulai dengan tingkah absurtnya.
"Gas ae lah" Ucap Arkan dan langsung mengambil gitar yang berada disana.
Dimulai dari Arkan yang memetik senar gitar dan berucap. "Oke, 1..2..3.. ken!"
"Jujur aku mengaku~" Nyanyian Ken membuat mereka juga ikut bernyanyi.
"Hahehahe"
"Ku sakit hati padamu~" Lanjut Arkan dan mereka pun mulai bernyanyi bersama.
"Mengapa kau lukai aku~" Ucap Alvin melanjutkan.
"Mengapa putuskan diriku~" Lanjut Lian melanjutkan.
"Sambung pak bos" Sorak Ken heboh.
"Untung ada nenekku~" Sambung Michael sesuai arahan Ken.
"Nenek bilang kepadaku~" Lanjut Varo.
"Bilang apaan tuh" Sahut Arkan disertai siulan mautnya.
"Bahwa bila gugur satu~" Lanjut Gevan dan menyenggol lengan Gara.
"Akan tumbuh sepuluh ribu~" Lanjut Gara menuruti Gevan.
"Tumbuh gak tuh" Ucap Alvin.
"Aku tak menangisimu~" Lanjut Ken dengan wajah berpura-pura sedih.
"Huhuhu~" Lanjut mereka serempak.
"Ku masih bisa tertawa~" Sahut Arkan melanjutkan.
"Hahaha~" Lanjut mereka bersama sekali lagi.
"Lanjut apa" Ucap Ken menodongkan tangan kearah Michael seolah-olah mic.
"Walau kau telah lukai aku~" Sahut Michael.
"Nenek bilang apa" Lanjut Michael.
"Nenek bilang kuat, kuat~" Lanjut mereka menyahut Michael.
"Hahehahe" Sambung lagi.
"Tuk apa menangisimu~" Sambung Varo.
"Huhuhu~" Sahut mereka bersamaan.
"Lebih baik kutertawa~" Lanjut Ken.
"Hahaha~" Sahut mereka secara bersamaan lagi.
"Walau kau pergi jauh dariku~" Sambung Arkan.
"Emang bisa?" Ucap Lian menanggapi.
"Nenek bilang kuat, kuat~" Ucap Arkan dengan nada genjrengan terakhir.
"Kuat, kuat, kuat ea~" Sambung mereka bersamaan diakhir lagu.
"Anjay badas" Heboh Ken dengan bertepuk tangan meriah.
✿✿✿✿
Disuatu ruangan lebih tepatnya kamar, sepasang makhluk sedang berbincang-bincang merencanakan sesuatu.
"Jadi kita sudah bisa masuk besok?" Ucap salah satu dari mereka.
"Iya, dan gue harap lo jangan terlalu bikin masalah...Leon" Ya mereka berdua ialah Leon dan Rasya.
"Aelah gampang itu mah, kalo gak ada yang ganggu gue ma diem aje" Ucap Leon yang mendapat tatapan tajam dari Rasya.
"Jangan bercanda!" Ucap Rasya penuh penekanan disetiap katanya.
"Ckk iya-iya"
Kita tinggalkan mereka dan kita lanjut ke pemeran protagonis kita. Siapa lagi kalau bukan Zena.
"Ckk apaansih gue, kenapa gue terima"
"Arghh tapi kalau ngga gue terima perusahaan gue ilang"
"Tapi gimana dia bisa masuk apartement gue ya"
"Tau ah gue bingung pengin turu aje"
"Good night me"
Akhirnya Zena memilih tidur diranjang favoritnya. Kenapa sifat Zena berbeda? Karena Zena hanya menunjukkan sifat aslinya kepada seseorang yang sudah ia kenal atau saat dirinya sendirian.
✿✿✿✿
•
•
•Oke segitu dulu gaes, karena ini cuma konser jadi dikit ye. Jangan lupa bacanya sambil nyanyi eaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Secrets; Revenge Or Love | HIATUS
FantasyKisah anak sekolah dengan berbagai makhluk mitologi yang tersisa, dan mungkin cinta? Yah mungkin saja seorang yang terobsesi dan berakhir cinta dan pertarungan..maybe?