Setelah bel pelajaran telah selesai, Zena pergi ke parkiran untuk mengambil motornya. Disaat ia baru menaiki motornya, ponselnya berbunyi menandakan ada seseorang yang menelfonnya.
Drrttt...Drrttt
Zena melihat nama kontak yang menelfonnya 'Daren' yang ternyata adalah tangan kanan atau asisten Zena di perusahaannya.
"TUANNN"
Zena sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya karena suara jeritan dari asistennya.
"Tidak usah menjerit, saya mendengarnya"
"Maaf tuan, tapi ini gawat"
"Hahh... memangnya ada apa?"
"Emm...CEO perusahaan terbesar pertama datang dan mencari anda, dia bilang tidak akan pergi sebelum bertemu dengan anda"
Zena menghela nafas kasar mendengar itu. Tapi dia juga penasaran siapa CEO dari perusahaan terbesar pertama itu.
'Padahal gue baru pulang, capek njir' batin Zena dan segera menjawab ucapan Daren.
"Saya kesana sekarang"
Setelahnya Zena langsung mematikan telfonnya secara sepihak dan melaju menuju perusahaannya, tak lupa memakai masker untuk menutupi identitasnya.
Sesampainya disana ia langsung pergi keruangannya karena asistennya bilang, CEO itu menunggu diruangannya. Saat baru membuka pintu ruangan kerjanya.
Deggg...
Zena membeku diambang pintu melihat siapa yang mendatanginya. Asistennya yang melihat raut kaget dari atasannya pun mendekat kearahnya.
"Tuan, anda tidak papa?"
Panggilan dari asistennya berhasil membuyarkan lamunan Zena dan merubah raut wajahnya kembali datar.
"Mau ngapain lo disini?" Tanya Zena ketus kepada seseorang yang saat ini bersedekap dada dikursi ruangannya.
Asisten Zena bahkan tercengang mendengar ucapan ketus dari atasannya, apalagi ia tidak menggunakan kata-kata formal seperti biasa kepada rekan bisnisnya.
Yang ditanya hanya terkekeh kecil melihat orang yang akan ditemuinya berkata dengan nada ketus seolah-olah menyuruhnya pergi dari hadapannya.
"Hei, sopankah seorang CEO berkata bahasa gaul seperti itu kepada rekan satu bisnisnya?"
Ucap seseorang yang akhir-akhir ini sering menganggu Zena, kalian pasti tau dia itu siapa.
"Cihh apa yang lo mau michael" Ya, orang itu adalah Michael.
"Aku hanya ingin menemui kekasihku"
"Kekasih pala bapak lu, lama-lama gue jahit mulut lu"
"Hah coba saja sayang"
Dan Daren? Dia serasa menjadi obat nyamuk diperbincangan mereka dan memilih keluar tanpa disadari oleh Zena. Sopankah? Daren tidak peduli saat ini, asalkan dirinya tidak mendengarkan segala ocehan bossnya yang tidak biasanya seperti itu.
"Cihh, mau lo apa?" Tanya Zena tho the point.
"Aku hanya ingin menjalin kesepakatan, bagaimana?"
Hal itu tentunya membuat Zena kebingungan. Pasalnya dirinya tidak pernah berurusan dengan Michael untuk sekedar bekerja sama. Dan ya, untuk nada bicara Michael, Michael hanya menggunakan aku-kamu hanya dengan Zena dan keluarganya saja dan saya-anda untuk rekan bisnisnya dan seperti biasa gue-lo kepada sahabatnya ataupun seseorang yang seumuran dengannya dan lebih muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Secrets; Revenge Or Love | HIATUS
FantasyKisah anak sekolah dengan berbagai makhluk mitologi yang tersisa, dan mungkin cinta? Yah mungkin saja seorang yang terobsesi dan berakhir cinta dan pertarungan..maybe?